✮30

585 21 0
                                    

[Vote]

"Bangunnn!!, para manusia jadi-jadian!"
Teriak alexsa.

"Eungh, 5 menit lagi yang"  Ucapnya, alexsa mendengus kesal, lalu naik ke atas perut eiser.

Eiser yang terkejut lalu melihat ke pelaku teryata sang kekasinya, melihat alexsa di atas perutnya, membuat adiknya yang dibawah bangun.

"Shitt, baby, kau membangunkan, adik ku" Lirih eiser, alexsa tentu tidak bodoh lalu dia menyikir dari sana.

"Kenapa?, ayok naik lagi" Ejek eiser, alexsa menatap dengan datar, lalu memukul perut eiser.

"Dasar, kont- lo baperan" Cibir alexsa, lalu beranjak dari sana.  Eiser yang melihat itu hanya terkekeh.



Saat ini alexsa berada di kantin, dia kini sedang bolos, lalu melihat ke aplikasi hijau.

08**5449****

Temui aku di taman belakang!.

Oke.

"Ck, siapa dia?!, selalu kirim gua pesan gak jelas! Batin alexsa. Lalu dia pergi ketempat tujuannya.

Kini alexsa sedang berada di taman belakang, kosong, tidak ada seseorang

Srett.

Baiklah alexsa lengah, ternyata dia di jebak, kini tangannya tergores oleh pisau.

" Sialan!, apa yang lo lakukan anji-!! " Kesal alexsa. Orang berpakaian serba hitam menyerangnya,

"Ini balas buat lo, karena lo, keluarga gua hancur!, mama gua masuk penjara dan pacar gua hilang!, ayah gua Sakit-sakitan!, semua salah lo ALEXSA, SALAH LO, LO LEBIH BAIK MATI!!" Bentak orang tersebut, alexsa berpikir.

Kisahnya sama dengan kejadian yang dialami oleh lisa dan mamanya roy. Di melihat ke arah manik manik mata orang tersebut. Penuh amarah.

Alexsa mendorong orang tersebut, hingga mundur ke belakang, alexsa tidak bisa buang kesempatan, dia lari sejauh mungkin, mungkin dia akan ke tempat kekasihnya.

Dia mengabaikan pandangan orang sekitar, tujuannya kini kekasinya, tapi dimana kekasinya?, orang tersebut masih mengejarnya, baiklah di mending menyerah saja,

Tunggu dia melihat seseorang yang dikenalnya, dia langsung menuju ke orang tersebut dan memeluknya.

"Hiks, bang jo, exsa tadi mau dibunuh oleh orang berpakaian hitam" Isaknya.
Joshua menoleh ke adiknya, dan memeluknya.

"Shut, udah jangan nangis lagi, ada abang disini" Ucapnya, sebenarnya dia heran siapa yang udah buat adiknya terluka.

"Bilang sama abang, siapa yang udah buat kamu kayak gini, hm?" Ucapnya tenang tapi penuh amarah.

"Exsa gak tau bang, dia nyuruh aku ke taman belakang, jadi alexsa turuti" Jelasnya.

"Ekhem"

Mereka berdua menoleh  ke asal suara, ternyata eiser dan xavier dkk, di belakannya.

"Hiks, hiks" Isak alexsa, dan berlari ke arah pacarnya,

"Vier, tadi ada yang mau bunuh al" Adunya. Mereka mengeram marah, dan mengepalkan tangannya.

"Siapa?!, siapa udah buat kamu terluka hm?!, beritau kami via!" Tanya xavier.

"Aku gak tau, tapi dia" Alexsa menceritakan sejelas mungkin, mereka yang mendengar penjelasan tersebut memikir siapa pelakunya.

"Hah!, gua tau lu bilang masalahnya tentang pacar dan mama kan!" Tebak abi

"Gua yakin, tapi gak tau sepenuhnya juga, pasti orangnya roy!, kan dia lagi banyak masalah, apalagi ceritanya mirip yang di jelaskan oleh alexsa" Lanjutnya, mereka menatap abi kagum.

"Tumben pintar, biasanya bodoh" Ejek liam. Abi hanya menatap malas ke liam.

"Gimana paketu, harus kita apain dia" Tanya gilang. Xavier yang mendenganya hanya terseyum Seringai.

"Kita bakalan bunuh, seorang penghianat! " Ucapnya dingin.

------------------------------

TRANSMIGRASI ALEXSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang