CYBER 3

204 22 17
                                    

"BERHENTI!"

"Huh.... Aku benci ini" Wooyoung mengatakan hal tersebut sembari memutar kedua bola matanya.

"Jika kalian bergerak sedikit saja, resikonya akan sangat besar" Ucap salah satu dari rombongan tadi. Hongjoong, Seonghwa dan Mingi diam di tempat. Tapi tidak dengan Wooyoung yang malah berjalan menghampiri mereka semua.

"Berhenti atau ku tembak!"

"Lakukan jika bisa" Wooyoung mengambil pedangnya yang tergeletak di lantai karena jatuh, dia mengarahkan pedang tersebut di salah satu orang.

"Kau mau bermain? Baiklah" Ucap Seonghwa. Seonghwa mengarahkan kedua tangannya tepat ke depan dan banyak jenis peluru keluar dari sarung tangan tersebut. Jika mau di dapat melepaskan tembakan kapan saja dia mau.

"Hwa, aku tidak punya apa-apa kau tau?" Hongjoong berbisik kepada Seonghwa yang tepat berada di sampingnya.

"Diam, ini hanya sekedar sok berani Saja. Sebenarnya aku juga tidak berani" Balas Seonghwa dengan berbisik.

Dor..

Mereka berempat menunduk saat tiba-tiba satu tembakan di lepas ke arah mereka. Nafas Hongjoong sudah tersengal-sengal karena takut.

"Hey kau Jangan main-main dengan kami!" Wooyoung berucap sambil mengarahkan pedangnya.

"Hanya satu pedang bisa apa?" Balas salah seorang dari anggota tersebut. Mendengar itu Wooyoung mengepalkan kedua tangannya dengan marah, rasanya ingin sekali dirinya merubah mereka semua menjadi adonan kue.

"Tak usah banyak bicara! Menyerahlah kalian semua dan patuhi keinginanku" Pria paruh baya datang. Pria yang sempat Wooyoung bunuh tadi, dia di sini...? Dan tubuhnya sehat tanpa ada lecet sedikitpun.

"Kau....? Seharusnya kau sudah mati!" Wooyoung berbicara seenaknya. Memang yang di katakan Wooyoung itu benar, tapi bagaimana bisa?.

"Dasar lancang kau!" Pria paruh baya tersebut mengeluarkan sebuah pistol dari saku celananya dan mengarahkan pistolnya tepat ke arah Wooyoung. "BUNUH MEREKA!"

Dor... Dor... Dor...

Tembakan bertubi-tubi di luncurkan Membuat Hongjoong dan tiga orang lainnya berlarian tanpa arah untuk mengindari serangan tersebut. Tapi naasnya saat hendak menghindari peluru, telapak tangan Mingi terkena tembakan dan membuat tangannya mati rasa.

"Argh....!" Mingi menggram kesakitan.

Tanpa basa-basi Seonghwa langsung menarik kedua tangan Mingi dan seketika sarung tangan yang di gunakan Seonghwa menjalar sampai ke tangan Mingi. Alhasil Mingi lah yang sekarang menggunakan sarung tangan serba bisa itu.

"Gunakan ini untuk melawan mereka" Ucap Seonghwa dengan sedikit keras karena suara tembakan masih terdengar.

"LARI!!" Wooyoung berlari dan di susul yang lainnya. Tapi naas, saat hendak berlari mereka di hadang penjaga bersenjata dari sudut lainnya.  Mereka terpojok dan tidak bisa melakukan apapun.

"Angkat tangan!" Ucap seorang yang tak lain adalah pemimpin pasukan tersebut. Tidak ada penolakan, mereka bersamaan mengangkat tinggi-tinggi tangan mereka dan hanya pasrah pada takdir.

BRUAK.......!!

Atap tembok di mana mereka berada seketika hancur dan ada seorang pemuda yang ikut turun dari atas bersamaan dengan hancurnya atap tersebut. Pemuda dengan mata merah di sebelah kanannya. Bahkan urat berwarna biru di sekitar mata kanannya sampai ke seluruh tubuh bagian kanan.

"Kau, aku lapar" Ucap pemuda tersebut sambil menatap gerombolan orang-orang di depannya.

Tanpa basa-basi lagi pemuda tersebut berlari menghampiri salah seorang prajurit dan memukulnya sekeras mungkin. tidak hanya itu, setelah pria tersebut tak sadarkan diri. Pemuda dengan mata biru yang ada di depan Hongjoong dan yang lainnya langsung mencabut kedua mata Pemuda tersebut.

CYBERPUNK [ ATEEZ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang