CYBER 25

65 9 10
                                    

Wooyoung melihat pemandangan di sekitar lautan. Sungguh laut yang sangat tidak dapat di ajak kompromi, Sungguh lautan yang sangat kacau.

"Hmm.... Kapan selesai? Aku ingin cepat pergi dari pulau ini. Melihat pemandangan di sini membuatku sedikit takut" Bulu kuduk Wooyoung seketika merinding ketika hari mulai malam. Melihat lautan yang terombang-ambing membuat dirinya takut. Takut tenggelam padahal udah pernah awokawok.

"Hyung, kau terlalu penakut. Sebaiknya sekarang bantu aku" Jongho tersenyum mematikan sembari menatap Wooyoung yang hanya berkeliling tanpa tujuan.

"Ah, Aku tidak bisa membantu. Aku harus mencari pedangku" Ucap Wooyoung seolah-olah mengalihkan pembicaraan.

"Alasan" San memutar bola matanya kesal. Ya, Lagi dan lagi Wooyoung terpojok.

Sedikit perdebatan setelah itu melanjutkan acara Masak-masak untuk syukuran. Eh, Maksudnya untuk memperbaiki peswat. Tidak mudah memperbaiki sesuatu yang sudah lama terbengkalai, Sekitar beberapa bulan. Ya, Jika di hitung mereka sudah menghilang lebih dari satu bulan.

"Satu bulan kita di sini. Tapi, Kenapa aku tidak menemukan apapun? Seperti harta karun mungkin" Yunho menghela nafas berat berharap, Berharap sesuatu yang tidak masuk akal. Mereka ini terjebak bukan sedang berburu harta karun.

"Hongjoong, Lihatlah Teman-temanmu di luar sana. Mereka sedang menggila" Ucap Seonghwa sembari menatap Hongjoong. Mereka berdua berada di dalam sedangkan yang lainya di luar.

"Dih.... Bagaimana bisa? Bagaimana bisa mereka bercanda ria di luar sedangkan kita di dalam sedang kesulitan" Hongjoong menggeram sembari mengepalkan kedua tanganya.

"Haha.. Sabarlah kawan" Seonghwa sedikit mengelus pundak Hongjoong untuk menenangkan temanya.

"Tidak adil" Hongjoong memukul dengan keras salah satu tombol yang ada di ruang kendali karena termakan oleh emosi. Tapi ada untungnya. Karena, Saat memukul tombol tersebut seketika pesawat yang mereka naiki menyala.

"Joong, Benarkah ini? Aku ingin menangis sekarang" Seonghwa benar-benar terharu. Terharu karena kemarahan Hongjoong dapat membuat Peswatnya kembali menyala.

"Lihatlah dunia yang hancur ini" Maddox trus saja menatap layar komputernya tanpa henti.

"Paman, Aku takut selalu di sini" Minjae berkata seperti itu sembari melihat sekelilingnya. Firasatnya tidak baik.

"Tak ada yang bisa kita lakukan sampai mereka berdelapan kembali" Ucap Maddox

Tak lama ponsel Maddox berdering dan teryata itu adalah panggilan dari Yuju. Tapi, saat hendak mengangkat telponnya seketika terputus. Ada dua kemungkinan, Yang pernah terputus karena sinyal. Dan yang kedua karena ponsel Yuju yang mati.

Trettt... Trettt....

Tiba-tiba semua lampu dan alat-alat elektronik lainya mati. Badai ini begitu luar biasa hebatnya sampai-sampai semua alat elektronik mati.

"Huh... Hampir terjadi" Maddox mulai menghela nafas berat. Percaya tak percaya akan adanya bencana yang akan menjadi akhir dunia. Meoufous akan bangkit dan itu sungguh bukan berita yang baik.

Bruk... Bruk...

Pukulan bertubi-tubi di lontarkan terhadap semua pasukan Woosung. Xion tak berhenti melawan semua pasukan yang ada. Walaupun banyak, Xion yakin ini tidak akan berpengaruh buruk bagi dirinya. Lagipula sudah bertahun-tahun dia di landas perang dan jelas sudah terbiasa.

"Haha... Lihatlah seberapa lama kau dapat bertahan melawan pasukanku" Woosung alias Meoufous tersenyum jahat kepada Xion. Menyaksikan pertarungan satu lawan ratusan orang membuat Woosung bersemangat. Bersemangat untuk membangkitkan tekatnya menjadi Meoufous. Monster legendaris.

"Kau pikir aku takut dengan pasukanmu? Tidak, aku juga punya pasukan" Ucap Xion dengan tetap bertarung dengan ratusan orang-orang yang merupakan pasukan Meoufous.

"Dimana? Tidak perlu banyak bicara kau dasar manusia bodoh"

"Aku tidak hanya bicara, Sekarang"

Sekitar tempat pertarungan tiba-tiba muncul sebuah portal yang perlahan-lahan membesar. Dari sana, Keluar orang-orang dengan berbagai senjata. Dari panah, Tombak bahkan sampai pedang. Semua pasukan itu diam tak bergerak sama sekali, Sepertinya menunggu perintah dari Xion.

"Jika kau ingin berperang. Baiklah, Serang!" Mendebar Aba-aba dari Xion. Semua pasukan Xion maju dan langsung menyerang semua pasukan Woosung.

Pertempuran yang sangat sengit antara kaum Iblis dan manusia. Setidaknya ini dapat menjadi pengundur waktu sampai ATEEZ kembali.

Di balik pertarungan mereka terdapat seseorang yang sedang mengintai, Pria bertopi pandora? Salah, Yeosang. Dialah yang sedang mengintai pertarungan mereka dari jarak yang jauh. Dengan Sayap naga dan mata berwarna biru pekat. Urat-urat di lehernya terlihat dengan jelas dan Urat itu, Berwarna biru.

"Aku, akan kembali" Ucapnya seteleh itu menghilang menjadi serbuk cahaya yang berterbangan.

Apakah orang itu adalah Yeosang? Atau belahan diri Yeosang? Bukan keduanya. Tubuh Yeosang yang tersegel membuat kedua jiwa yang berada dalam satu raga terpisah. Dan Yeosang yang bertemu dengan Mingi pada saat itu adalah Belahan Jiwa Yeosang sedang yang memantau barusan adalah Vrion. Belahan Jiwa Vernon.

"Kalian semua harus bersiap! Ingatlah, Kita harus bisa berusaha yang terbaik untuk keselamatan semua orang" Ucapan dari Hongjoong mendapatkan anggukan dari yang lainya.

"Baiklah, Kapten" Seru Mingi membuat Hongjoong sedikit terdiam.

"Haha, Aku bukanlah pemimpin" Hongjoong sedikit tertawa. Tawa yang hambar mengingat perkataan Mingi.

"Kau pemimpin, Hongjoong. Itu adalah julukanmu sekarang" Seonghwa tersenyum menatap Hongjoong yang masih terdiam.

"Hmmm.... Sudahlah, Hyung. Ayo berangkat" Jongho bersorak dan di ikuti yang lainya.

"Baiklah, Delapan membentuk satu tim. Itulah kita" Hongjoong mulai bersemangat dengan teman-temannya yang selalu ada di sisinya. Itulah mereka, Selalu bersama dan tetap seperti itu.

"Aku akan kembali, Tunggu kami. Yeosang" Ucap San.

"Perhatian untuk semua orang yang ada sini. Harap tenang dan jangan panik, Kami akan berusaha semaksimal mungkin. Jadi, Tolong tenang" Yuju berucap sembari berjalan membawa makanan. Dalam hatinya dia sangat bingung, Bagaimana keadaan Maddox dan Minjae sekarang? Maddox tak bisa di hubungi sama sekali.

"Nona Yuju. Keadaan sangat gawat, Semua peralatan mati dan stok makanan sudah hampir habis" Ucap seseorang yang merupakan salah satu polisi yang bertugas menjaga di bagian makanan.

"Ambil makanan cadangan di gudang bawah tanah. Mungkin itu bisa membantu, Dan tolong lebih hemat lagi dengan makanan. Karena aku tidak tau sampai kapan kita bisa keluar mencari makanan" Jelas Yuju dan langsung mendapatkan Anggukan dari polisi tersebut.

Keadaan sangat kacau. Ntah sampai kapan mereka akan brada di sini. Ateez, mereka tidak ada kabar sama sekali. Mungkinkah ini akhirnya? Tidak akan ada arti kehidupan jika selalu seperti ini setiap hari.

"Aku berharap. Kalian semua kembali dengan selamat, Dan membantu kami untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran total' Ucap Yuju dengan sedikit mengeluarkan Air matanya. Dia tidak bisa jika selalu seperti ini, Tempat ini tidak akan aman untuk selamanya di tambah stok makanan yang sekarat.

CYBERPUNK ATEEZ [ TBC ]

Ayo kawan pantau terus cerita ini:)

CYBERPUNK [ ATEEZ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang