CYBER 11

113 16 4
                                    

Hongjoong dan San berjalan beriringan di ikut segerombolan orang di belakangnya. Mau ataupun tidak mereka harus melakukannya demi keselamatan mereka.

"Aku menyesal sekarang" Ucap Hongjoong sembari menghela nafas berat.

"Menyesal kenapa? Sepertinya kau tidak pernah melakukan kesalahan" San menatap Hongjoong bingung, San benar. Hongjoong sama sekali tidak salah dalam hal ini. Lagipula ini resiko mereka menyetujui untuk bergabung organisasi KQ dan menjadi sebuah kelompok yang bernamakan ATEEZ.

"Aku menyesal tidak memakan paha Ayam tadi, Jika Mita mati sejarah aku tidak ingin mati dengan keadaan lapar" Hongjoong membuat seolah dirinya sedang sedih karena kehilangan sesuatu yang penting, walaupun tidak penting.

"Hanya itu? Tunggu, Mati saja sendiri!  Kenapa aku harus ikut" San memasang wajah julit kearah Hongjoong.

"Ayolah, setidaknya jika mati kita masih bersama" Hongjoong mulai merayu San, ntah apa yang sedang di pikiran oleh Hongjoong sekarang ini. Mungkinkah dia sudah tidak ingin hidup lagi.

"Kau Gila? Aku tidak mau mati, aku ingin menikah terlebih dahulu" Ucap San. Sekarang dia benar-benar tidak tahan dengan Hongjoong.

"Berhenti bicara!" Hongjoong dan San memutar kedua bola mata mereka. Mereka berdua berhenti dan memutar tubuh mereka dan menatap datar segerombolan orang yang ada di hadapan mereka.

"Sebaiknya kalian diam, jika kalian tidak ingin mati tertimpa atap" Ucap Hongjoong dan mendapatkan anggukan oleh San.

"Benar" San menganggukkan kepalanya berkali-kali tanda dia setuju dengan apa yang di katakan oleh Hongjoong.

"Brensek! Bersiaplah kalian untuk mati, SIAPKAN SENJATA KALIAN!" Ucap seorang yang merupakan pemimpin pasukan.

BRUAK!!

Benar apa yang di katakan oleh Hongjoong. Tiba-tiba saja Atap tempat pasukan tadi runtuh bersama datangnya pemuda bermata biru dari atas atap. Alias penyebab runtuhnya atap di lantai tiga.

"Kau terlambat, Yeosang"  Ucap Hongjoong sembari menghampiri pemuda tersebut.

"Maaf, aku sedikit sibuk dengan pasukan di atas tadi" Ucap Yeosang sembari mengelap bekas darah yang ada di sekitar mulutnya.

"Ho, kau sudah selesai?" Tanya Mingi sedikit kelelahan. Jongho dan Mingi menghadapi begitu banyak pasukan Cyberpunk. Untung saja mereka berdua bisa menghadapi semuanya walaupun sedikit kesulitan karena perbedaan jumlah.

"Yah, mereka itu begitu banyak sampai aku bosan menghadapi mereka. Kira-kira, dimana yang lainya?" Jongho menatap Mingi, sedangkan yang di tatap hanya menggelengkan kepala tanda bahwa Mingi juga tidak tau.

"Ayo kita cari" Jongho berjalan dan di ikuti oleh Mingi dari belakang. Mereka berdua masuk melalui pintu yang ada di atas Rooftop.

Di sepanjang perjalanan. Jongho dan Mingi tidak saling bicara satu sama lain karena takut pembicaraan mereka akan memancing orang-orang yang merupakan anggota Cyberpunk datang menghampiri mereka berdua.

Tak butuh waktu lama mereka sampai di sebuah lorong yang kacau. Ya, sinyal terakhir keberadaan Hongjoong dan San. Sepertinya ada kekacauan di sini bahkan banyak mayat yang berserakan serta cairan merah yang darah yang memenuhi lorong tersebut.

"Selamat datang" Jongho dan Mingi sontak dengan bersama menatap kearah sumber suara. Ternyata itu pria paruh baya yang tak lain adalah pemimpin organisasi cyberpunk.

"Kau, apa yang kau mau? Kenapa kau mencuri orang-orang yang ada di sini?" Tanya Jongho dengan berani.

"Kau bertanya? Itu tidak penting. Sebaiknya kalian juga ikut bersamaku" Dengan senyum menyeringai pria paruh baya tersebut mengarahkan jari telunjuknya ke arah Jongho dan Mingi bergantian.

"Ikut? Jangan harap kami akan pergi bersamamu hanya untuk bahan percobaan" Ucap Mingi dengan penuh keberanian. Tanpa Basa-basi lagi, Mingi mengarahkan sarung tangan logamnya ke arah pria paruh baya yang ada di hadapannya.

Srett.... Duar!!

Mingi langsung menembakkan leser kearah pria paruh baya tersebut. Bukan suara teriakan ketakutan yang di dengar Jongho dan Mingi, melainkan suara tawa yang mengerikan di sertai tepuk tangan.

Prak.. Prak... Prak...

Dari balik tebalnya asap pria paruh baya tersebut keluar dengan mata biru menyala. Ya, seperti yang terjadi pada Yeosang pada saat itu. Ini sangat mirip.

"Kalian ingin kekerasan ya? Baiklah" Pria paruh baya tersebut mengubah bentuk tangannya menjadi sebuah senjata peledak. Mungkin itu kemampuan yang di miliki oleh pria itu.

"Waspada" Bisik Mingi kepada Jongho. Jongho mengangguk, mereka berdua sekarang ada di dalam situasi yang tidak menyenangkan. Atau lebih tepatnya keadaan mencekam.

"Bisa ataupun tidak, kita. Harus bisa mengalahkannya" Ucapan dari Jongho ada benarnya. Memang mustahil mengalahkan orang yang sekarang sudah menjadi monster, tapi apa salahnya mencoba.

"Hahaha, satu dari enam kristal ternyata ada di dalam tubuh pria tua tersebut. Seharusnya kau menyadarinya, Kang Yeosang. Dasar Bodoh! Monster yang ada di dalam tubuhmu tidak akan bisa hidup selamanya tanpa enam kristal yang terpisah itu" Senyum menyeringai terukir jelas di wajah seseorang yang selalu mengawasi kemanapun Ateez bergerak. Melalui puluhan TV yang ada di depannya. Dia akan tau dia mana Ateez berada, walaupun mereka berdelapan berpisah sekalipun.

"Tuan, Woosung. Aku sudah menemukan letak kristal kedua" Seseorang datang. Datang di saat Woosung alias orang yang selama ini mengawasi Ateez ingin sendiri.

"Kau mengganggu, Hwanwoong. Tapi tidak apa, di mana letak kristal kedua itu?" Ucap Woosung sembari menyeringai.

"Di rumah tua yang ada di hutan. Rumah yang pernah menjadi tempat pembunuhan pada saat itu" Jelas Hwanwoong. Tempat yang di maksud Hwanwoong sudah jelas. Itu adalah tempat dimana Hongjoong terakhir kalinya mendegar suara Ayahnya.

"Hmmm. Tempat markas lama Cyberpunk ya? Mungkin memancing anak-anak tersebut adalah jalan yang tepat. Aku yakin keputusasaan akan membangkitkan kekuatan kristal tersebut"

"Kenapa Anak-anak itu?"

"Hongjoong, dia pernah kehilangan Ayahnya di sana. Ya, dan aku yakin kristal itu akan bangkit karena, Hongjoong. Dia pasti putus asa saat sampai di sana" Ucap Woosung lagi dengan percayanya.

Yunho dan juga Wooyoung sampai di sebuah ruangan yang luas. Sangat luas tapi tak ada satupun orang di sana.

"Hongjoong Hyung, bilang di tempat ini bukan? Tapi kenapa tidak ada orang-orang di sini?" Tanya Wooyoung sembari menatap Yunho dengan Bingung.

"Benar, kenapa tidak ada orang di sini. Apa mungkin Hongjoong Hyung, salah tempat?" Balas Yunho dengan nada yang sama. Penuh dengan tanda tanya.

"Aku tidak salah. Tempat ini memang ruangan itu, hanya saja bukan di sini" Yunho dan Wooyoung bersama menengok kearah sumber suara yang ternyata adalah Hongjoong, San dan juga Yeosang.

Hongjoong berjalan perlahan menuju sebuah lukisan besar. Sangat besar karena lukisan tersebut memenuhi seluruh bagian tembok.

"Bantu aku menyingkirkan lukisan ini" Ucapan Hongjoong langsung di anggukki empat orang yang ada di dekatnya. Mereka berlima langsung terbelalak saat melihat apa yang ada di balik lukisan tersebut.

CYBERPUNK ATEEZ [ TBC ]

Maaf updatenya lama hehehe. Otak author lagi gak bisa mikir 🙂

Next tunggu kelanjutannya.....

CYBERPUNK [ ATEEZ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang