CYBER 15

93 10 9
                                    

Yuju sedang mempelajari beberapa tentang batu Meteor yang ada di Busan, dia mendapat sebuah perintah dari Maddox karena hanya ialah yang bisa mencari tahu tentang masalah ini.

"Ini sangat sulit di percaya" Yuju tidak berhenti melihat layar komputer yang ada persis di depanya.

"Apanya yang sulit??" Kedatangan Maddox yang tiba-tiba membuat Yuju sedikit terkejut.

"Ah, Hyung. Kau mengagetkan diriku. Aku hanya tidak percaya akan apa yang aku selidiki" Yuju menunjukkan layar komputernya yang terdapat banyak sekali data-data berupa angka acak.

"Aku tidak paham" Ucap Maddox dengan jujur.

"Lupakan saja, intinya dari seluruh molekul serta bentuk dan ukuran batu itu. Aku tidak bisa memastikan jika itu adalah meteor" Penjelasan Yuju membuat Maddox sedikit menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Maddox hanya paham menyusun strategi, tapi tidak paham dalam hal Sains.

"Aku tetep tidak paham" Setelah mengucapkan kalimat itu Maddox pergi meninggalkan Yuju dengan wajah yang bingung.

Yuju memutar kedua bola matanya dan kembali melanjutkan penelitiannya tentang benda yang ada di Busan itu. Bukan hanya sekali benda itu ada di Busan. Lebih tepatnya sudah tiga kali, dan itu terjadi selama dua puluh tahun sekali.

"Aku tidak yakin masalah ini. Tapi, apakah mungkin ini bukan batu asteroid? Atau lebih tepatnya sebuah telur yang terdapat sesuatu di dalamnya" Yuju mulai mengamati beribu angka yang ada di layar komputernya. Dengan teliti, Yuju memperhatikan setiap gerakan Angka-angka tersebut.

Jretttt.. Drettt...

Yuju mengalihkan pandangannya ke arah komputer di sebelahnya. Tedapat sebuah sinyal bahaya yang di kirim oleh member Ateez, apakah mereka dalam bahaya? Yuju dengan cepat langsung meninggalkan pekerjaan yang sedang ia lakukan dan mengecek komputer sebelah yang terdapat siyal bahaya atau sinyal darurat.

Dengan mesin yang ia pasang di pesawat Ateez. Yuju dapat dengan mudah memperhatikan gerak-gerik Ateez serta dapat melihat radar kemana Ateez bergerak dan apa yang tengah terjadi pada mereka.

"Apa ini" Yuju memperhatikan radar pesawat Ateez. Yuju dengan jelas melihat bawa bukan hanya ada satu kapal. Melainkan, Empat termasuk peswat Ateez. Dari titik yang ia lihat peswat itu lebih besar dari pesawat yang digunakan oleh Ateez.

Perlahan demi perlahan radar pesawat Ateez melemah dengan cepat dan menghilang begitu saja dari jangkauan. Dan di sertai dengan itu juga tiba-tiba Komputer yang di gunakan untuk melacak Ateez mati.

"Tidak mungkin" Yuju berdiri dari posisi duduknya sembari mundur perlahan. Dia menutup mulutnya dengan telapak tangannya, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Ateez, mereka di serang di udara.

DUAR!!

Ledakan dasyat terdengar dari jarak yang sangat jauh. Pesawat yang di naiki Ateez hancur berkeping-keping membuat seluruh member yang ada di pesawat jatuh kebawah dengan cepat.

"Aku benci ini, sinyalan" Hongjoong mengumpat. Dia tak sempat mengambil persiapan parasut dan pada akhirnya jatuh dengan bersamaan yang lainnya.

Beruntung di bawah laut bukan daratan yang jelas tidak akan sesakit jatuh di tanah atau bebatuan yang keras. Dan masalahnya adalah mereka semua tidak tau seberapa dalam laut itu.

"Hongjoong, pegang tanganku!" Seonghwa berusaha sebisa mungkin untuk menggapai Hongjoong. Begitulah sebaliknya, Hongjoong juga berusaha untuk mengenggam tangan Seonghwa.

"Bodohnya aku" Mingi yang sadar langsung mengubah jam tangannya menjadi sarung tangan logam. Dengan itu dia langsung dapat mengendalikan keseimbangannya alias terbang. Begitupun dengan Jongho yang menggunakan spatu jetnya.

"Kita harus selamatkan yang lain" Ucapan Jongho langsung di tangkap oleh Mingi. Mereka  berdua berusaha sebisa mungkin untuk menggapai semua teman-teman mereka yang terpencar tak karuan.

"Ayolah, Yeosang. Kau pasti bisa" Yeosang menepuk-nepuk pipinya dengan kasar. Ntah apa yang terjadi tapi dirinya sama sekali tidak bisa berubah sekarang.

Jongho dan Mingi masih berusaha untuk menggapai semua temanya. Tapi gagal. Langit berubah menjadi gelap gulita dengan di iringi oleh sambaran petir serta cahaya biru dari laut.

Alat-alat elektronik mati begitu saja. Begitupun sarung tangan serta sepatu Jet Jongho dan Mingi.

"Habislah kita" Ucap Hongjoong yang sedari tadi sudah menggenggam erat tangan Seonghwa.

"Takdir berpihak pada kekalahan" Wooyoung tersenyum dan terjatuh kedalam Air yang sangat dalam itu di susul semua member.

"Ayah, ibu. Aku minta maaf" Satu kata yang keluar dari mulut San sebelum jatuh dan tenggelam.

Yunho tak mengucapkan apapun dan hanya terdiam, walaupun dia harus mati sekarang. Setidaknya dia sudah memiliki teman yang menjaganya.

Perlahan demi perlahan semua member jatuh kedalam Air. Kecuali, Yeosang. Pada saat Yeosang hendak terjatuh kedalam Air. Seketika lautan membeku dan dirinya terjatuh di atas es.

Yeosang memperhatikan sekelilingnya yang sangat aneh. Kenapa Air bisa tiba-tiba berubah menjadi es dengan sekejap mata saja.

"Ini Aneh, tapi aku yakin pengaruh dari berubahnya Air ini menjadi Es karena Tergabungnya empat kristal" Yeosang terdiam saat mendengar perkataan yang keluar dari mulut Vrion. Lebih tepatnya sosok di dalam dirinya.

"Empat? Bukannya hanya ada dua sekarang? Aku dan pria itu" Yeosang menunjuk jarinya ke arah atas pesawat yang tengah terbang.

"Kau salah, empat kristal memang sudah ada di depan matamu" Dengan cepat Yeosang langsung mengalihkan pandangannya kearah oknum yang sedang bicara.

"Siapa kau?" Yeosang perlahan berdiri dan menatap pria di depanya.

"Akulah, Woosung. Musuh kalian yang sesungguhnya" Ucapan itu membuat Yeosang seketika terdiam. Woosung? Bukankah dia itu adalah orang yang pernah menghilang sepuluh tahun lalu? Mengapa dia bisa ada di sini.

"Tak perlu terkejut seperti itu. serahkan saja, kristal itu padaku!" Nada bicara Woosung berubah menjadi nada tinggi, dengan rasa amarah yang menggebu-gebu.

"Tidak, tidak akan pernah ku serahkan kristalku. Sebenarnya apa yang kau inginkan, hah?" Dengan tatap tajam Yeosang menatap Woosung. Oknum yang ada di depanya sekarang.

"Kenapa? Apakah kau takut jika monster kecil itu akan mati? Ha... Ha... Itu sangat lucu" Woosung dengan tawa jahatnya. Dengan terus menatap Yeosang yang sampai sekarang masih menunggu jawaban "Baiklah, aku akan merebut kristalmu itu dan juga pria tua ini"

Perlahan dinding es yang mereka pijak mulai retak dan keluar berpuluh-puluh rantai besi yang langsung menghantam pesawat yang ada di atas. Sebuah ledakan dasyat pun terjadi.

"A... Apa yang te... "

Jleb....

Belum selesai Yeosang mengucapkan kata-katanya. Tiba-tiba saja sesuatu menancap di perutnya. Lebih tepatnya rantai yang keluar dari bawah Air.

"Kau bertanya untuk apa aku ingin mengambil kristal ini kan? Ya, untuk menguasai dunia dengan cara membangkitkan Meufous! Yang sekarang ada di dalam kantung telur di Busan" Woosung tersenyum jahat dan perlahan mendekat Yeosang yang tak berdaya. "Sampai jumpa"

Sebuah cahaya biru keluar dari tubuh Yeosang dan mengalir ke arah Woosung. Itu adalah energi yang menyalur ke diri Woosung dan pada akhirnya berubah menjadi kristal yang hinggap di dirinya.

Bersama dengan itu. Semua pasukan yang ada di pesawat yang tengah meledak tersebut sedang berteriak meminta pertolongan.

"Aku suka ini" Woosung tersenyum.

CYBERPUNK ATEEZ [ TBC ]

Cepet banget_T kayaknya baru kemarin nulis. Sekarang udah bagian 15  😅 makasih yang udah baca......


CYBERPUNK [ ATEEZ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang