CYBER 4

187 22 2
                                    

Mobil polisi sudah bergerak dan kini hanya menyisakan San dan juga Ayahnya. Mereka sama-sama sedang bersiap-siap untuk pergi menyusul rombongan polisi tadi.

"Aku tidak menyangka bahwa organisasi Cyberpunk telah beraksi dari sekian lamanya" Ucap Ayah San yang tak lain adalah kepala polisi di Seoul.

"Apa itu Cyberpunk, Ayah?" Tanya San. Selama dirinya tinggal di Seoul, Dirinya tidak pernah tau sama sekali tentang Cyberpunk. Atau mungkin dirinya tidak tau karena terlalu suka menyendiri? San memanglah orang yang pendiam dan sering kali dirinya di bully oleh teman sekampus.

"Cyberpunk adalah organisasi rahasia yang mengubah manusia menjadi bahan percobaan. Atau lebih tepatnya mengubah mereka menjadi monster yang akan mengendalikan dunia, tapi tujuh belas tahun yang lalu organisasi itu menghilang begitu saja" Bukan Ayahnya yang menjelaskan, melainkan Ibunya yang datang dari dalam kantor polisi tempat Ayahnya bekerja sembari membawa sebuah ransel yang sudah jelas banyak senjata di dalamnya. Senjata api maupun senjata tajam.

"Aku mengerti sekarang" San berucap sembari mengangguk-anggukkan kepalanya tanda bahwa ia paham.

"Maka dari itu kami Kepolisian sedang mempersiapkan sebuah senjata rahasia. Kami tau senjata itu sangat berbahaya...! Tapi, hanya itu satu-satunya cara untuk mengalahkan pemimpin mereka....." Dengan bingung, San menatap Ayahnya. Yang di tatap hanya memasang senyuman sembari menatap San. "Aku akan menunjukkan setelah pulang nanti"

"Baiklah, Ayah"

(/)

BRUAK!!

Yeosang terpental jauh dari Rooftop. Dirinya terpojok, bukan hanya dia melainkan yang lainnya juga.

"Dasar lemah, seharusnya kau bisa lebih dari itu" Pria paruh baya yang tak lain adalah pemimpin dari organisasi tersebut berjalan menghampiri Yeosang yang terbaring lemah.

"Kau yang lemah, berani memanfaatkan orang lain sebagai bahan percobaan!" Yeosang masih berusaha untuk berdiri. Walaupun dirinya sekarang sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.

"Kalian urus Bocah-bocah ingusan itu. Akulah yang akan mengurus monster kecil ini" Mendengar perkataan yang keluar dari Pria paruh baya tersebut membuat Hongjoong dan yang lainnya sedikit panik dengan kondisi.

"Bagaimana sekarang" Hongjoong sudah tidak memiliki kepercayaan hidup lagi karena semua orang sudah mengerubunginya mereka berempat dengan senapan yang berbagai macam.

"Aku sudah memberi tau temanku yang merupakan anak dari kepala kepolisian. Tapi aku tidak tau bagaimana cara mereka menemukan kita" Jelas Wooyoung sedikit gemetar.

Sreng....

Bersamaan dengan ucapan yang di katakan Wooyoung barusan. Satu pedagang yang awalnya tak berada di tangannya datang dengan cepat dan dengan sigap langsung ia tangkap.

"Sepertinya kita harus melawan" Ucap Wooyoung sedikit tegas. Seonghwa mengangguk paham dengan maksud perkataan Wooyoung.

"Letakan jari telunjukmu di sini" Seonghwa mengarahkan ponselnya ke arah Mingi. Mingi hanya mengangguk dan meletakkan jari telunjuknya.

"Mendeteksi selesai, Song Mingi" Ponsel Seonghwa mengeluarkan suara.

"Apa yang terjadi?" Mingi menatap Seonghwa.

"Sarung tangan itu sudah ada di kendalimu, sekarang kau bisa mengendalikannya sesuai keinginanmu" Jelas Seonghwa, Mingi masih ragu dan mencobanya. Tapi tidak ada hasil sama sekali.

"Kenapa tidak bisa?"

"Pikirkan sesuatu maka sarung tangan itu akan merespon dirimu, sepertinya telepati" Sekali lagi Seonghwa menjelaskan sedetail mungkin.

"Hmmm...... Baiklah akan aku coba" Mingi mulai memikirkan sesuatu dan tiba-tiba sarung tangan yang ia gunakan mengeluarkan banyak peluru. Benar apa yang di katakan oleh Seonghwa.

"Pantas saja aku tidak bisa menggunakannya" Hongjoong memutar bola matanya.

"Sudah selesai? Kita memiliki sebuah tugas sekarang" Ucap Wooyoung yang sekarang sudah mulai waspada. Semua orang sudah melingkari mereka berempat.

"Ya, sebentar lagi juga alat kesayanganku datang" Ucap Seonghwa di iringi oleh senyuman. Seonghwa, Mingi dan Wooyoung sudah memiliki persiapan. Tapi berbeda dengan Hongjoong yang sama sekali masih belum ada persiapan sedikitpun.

"SERANG!!"

Dor.... Dor.... Dor....

Tembakan bertubi-tubi di lontarkan ke arah mereka. Semua dengan sigap langsung melawan, Wooyoung dengan keahliannya bermain pedang. Dia menebaskan pedangnya ke arah senapan yang di gunakan dan dengan mudah menyerang. Mingi dengan sarung tangannya sudah siap dengan menembakkan berbagai jenis peluru dari sarung tangannya. Seonghwa semakin berjalan ketepian. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh dirinya sekarang.

Hongjoong hanya menghindar dan menghindar, dia tidak memiliki persiapan apapun untuk melawan mereka semua, dan alhasil dirinya hanya bisa bersembunyi di balik tubuh Mingi.

"Kau sudah terpojok" Ucap salah seorang yang sedang mengarahkan senapannya Kearah Seonghwa. Seonghwa berada di tepian Rooftop membuatnya sulit untuk bergerak.

"Kau yakin? Kau lihat di sana?" Seonghwa menunjukan tangannya ke arah belakang.

Di belakang Seonghwa, tepatnya tempat pepohonan lebat. Pohon-pohon di sana seperti bergoyang dengan berurutan dari belakang sampai ke depan. Pepohonan yang begitu lebat tentunya membuat penglihatan menjadi sedikit terganggu.

"See you..." Ucap Seonghwa setelah itu melompat dari tingginya gedung tempat dirinya berada.

Saat tepat Seonghwa melompat dari ketinggian. Tiba-tiba datang sebuah kotak persegi yang berbentuk logam terbang dan menabrak bagian punggung Seonghwa.... Kotak tersebut perlahan mulai berubah menjadi sebuah sayap robot yang berbetuk seperti sayap burung dan menyatu di punggung Seonghwa.

Seonghwa yang sudah menyatu dengan sayap tersebut langsung terbang dan menghampiri yang lainnya terutama Yeosang yang sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Bruk!!

Seonghwa mendorong dengan keras salah seorang yang ada di depannya. Dengan sigap juga dirinya langsung mengambil senapan yang terjatuh di bawah. Seonghwa menembak dengan asal kesemua orang yang ada di sana kecuali Hongjoong, Yeosang, Mingi dan Wooyoung.

"Rasakan lah kemarahan ini...... Hahahaha" Seonghwa tertawa puas melihat satu persatu lawannya telah tumbang.

"Seonghwa, kita harus pergi sekarang Juga!!" Hongjoong berucap sambil menatap Seonghwa. Seonghwa yang paham langsung menghampiri Hongjoong dan menarik kedua tangan Hongjoong membuatnya terbang dengan berpegangan pada tangan Seonghwa.

"Kita harus pergi!!" Teriak Seonghwa dari ketinggian.

Mingi paham dan mengubah sarung tangannya menjadi alat untuk dirinya terbang, sebelum itu dia meminta Wooyoung memegang kakinya dan merekapun terbang menyusul Hongjoong dan Seonghwa.

"Hey kau.....!" Mingi berteriak kepada Yeosang yang sedang terbaring lemah. Yeosang hanya melihat mereka sekilas sambil menggelengkan kepalanya.

"Kalian pergi....... Aku akan mengatasi mereka, percayalah padaku" Yeosang perlahan berdiri dan tersenyum.

Sebenarnya Hongjoong dan Seonghwa ragu untuk pergi meninggalkan Yeosang sendirian, tapi mau tidak mau mereka harus melakukan itu. Lagipula ini adalah kemauan Yeosang sendiri.

"Kejar mereka jangan sampai mereka semua kabur dari hutan ini..!" Teriak pria paruh baya yang sekarang sedang berhadapan dengan Yeosang.

"Kau tidak boleh melukai siapapun, dasar monster!" Dengan penuh amarah Yeosang menatap pria paruh baya di depannya. Mereka saling bertatapan satu sama lain.

"Aku percaya padamu" Ucap Hongjoong dalam hati. Perlahan pandangannya terhadap Yeosang Mulai hilang tertutup oleh pepohonan.

CYBERPUNK ATEEZ [ TBC ]

Maaf baru up, habisnya author sibuk Banget dan mungkin sekarang author gak bisa sering up karena bakalan sibuk kerja hehe....

CYBERPUNK [ ATEEZ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang