CYBER 21

77 11 5
                                    

DUNIA ASING [ Hongjoong ]

Hongjoong trus berlarian kesana kemari untuk mencari jalan keluar. Hutan yang tebal ini membuat dirinya menjadi kesulitan dalam mencari jalan keluar. Di tambah dengan hari yang sudah gelap.

"Huh.... Huh..... Aku sangat lelah, aku ingin pulang" Hongjoong berkali-kali menarik nafas serta membuangnya.

Berkali-kali Hongjoong mencari jalan keluar. Tapi, tidak ada jalan keluar. Hanya hutan yang lebat.

"Hongjoong" Deg, seketika jantung Hongjoong berasa berhenti berdetak saat mendengar seseorang menyebut namanya.

Hongjoong tidak berani sama sekali untuk melihat siapa yang ada di belakangnya. Alhasil dia diam dengan sedikit keringat dingin ketakutan.

"S... Siapa itu? Bagaimana bisa kau tau namaku" Hongjoong perlahan mulai berbicara.

"Aku, Ayahmu. Bagimana kau bisa lupa?"

Deg. Hongjoong terdiam, Bener. Itu suara yang sangat ia kenali, Ayahnya. Tapi, bagaimana bisa? Bukankah Ayahnya sudah tiada pasa saat itu?.

"Ayah?"

"Benar. Ini Ayahmu, tidak mungkin kau melupakan suaraku kan?"

DUK....

Maddox memukul meja di depannya dengan begitu keras. Dirinya sangatlah frustasi jika harus tau bahwa Ateez sudah tidak ada lagi di radar. Mereka hilang, tak tau sekarang ada di mana.

"Apakah sudah ada tanda keberadaan mereka?" Maddox menatap Yuju, Berharap bahwa Ateez sudah di temukan. Ini tidak boleh terjadi. Bagaimana jika mereka hilang? Hanya mereka satu-satunya jalan untuk menyelamatkan dunia.

"Belum ada. Tapi, Ah lupakanlah"

"Tapi apa? Apakah itu berkaitan dengan anak-anak itu?"

"Bukan, Ini soal Meoufous. Dia sudah hampir bangkit sekarang, hanya tinggal menunggu beberapa kristal saja.

"Sialan! Aku lupa jika dia sudah mendapatkan empat kristal itu" Maddox menggaruk kepalanya dengan sangat frustasi. Bisa-bisanya dia lupa dengan monster itu.

"Bukan empat. Melainkan, lima kristal"

"Tidak mungkin. Jangan bilang dia sudah tau tempat kristal kelima berada" Maddox tak bisa menahan rasa amarah yang menggebu-gebu. Sepertinya dia bisa gila jika terus memikirkan hal ini.

"Ya, di rumah tua itu. Tempat di mana  Hongjoong kehilangan Ayahnya" Ucap Yuju sedikit gugup.

"Jadi itu rencananya. Sengaja membuat anak-anak itu tenggelam demi mempermudahnya mendapatkan kristal-kristal itu"

"Aku tidak percaya kita bisa bertemu lagi, Ayah. Aku sudah menunggumu bertahun-tahun lamanya... Hiks" Hongjoong menangis di pelukan Ayahnya. Tujuh belas tahun itu bukanlah waktu yang cepat.

"Maaf, Ayah tidak pernah pulang. Tapi Ayah selalu menunggumu, Nak. Walaupun butuh penantian yang sangat lama"

"Bagaimana bisa Ayah di tempat seperti ini?  Lalu ada apa dengan teriakan serta ledakan itu? Apakah itu hanya halusinasi saja?" Hongjoong mulai melepaskan pelukannya.

"Ayah juga tidak tau, Setau Ayah. Ayah sudah tidak ada pada saat itu. Tapi saat sadar Ayah sudah ada di dunia ini. Dengan sebuah ramalan di kertas dan seorang pria tua"

"Apa maksud Ayah? Tolong jelaskan"

Dengan Nafas panjang perlahan Ayahnya mulai mengangkat suara. Menceritakan semua kejadian yang pernah ia alami. Cerita yang sangat persis dengan teman-temannya yang lain. Bertemu pria tua, sebuah ramalan dan yang terakhir kepergian pria tua tersebut.

"Mungkin kau belum paham, Nak. Tapi sebentar lagi kau akan paham"

"Ayah, aku tidak ingin kembali. Aku ingin menemani Ayah selamanya!"

"Tidak! Kau harus kembali, Apapun yang terjadi. Ingat, Tidak akan ada pertemuan jika tidak ada perpisahan. Jadi Ayah mohon kepadamu. Kau tidak perlu menemani Ayah, Ayah bisa di sini. Ayah berjanji" Ayah Hongjoong memegang pundak Hongjoong sembari mengatakan hal itu. Hanya ini satu-satunya jalan.

"Bagaimana jika kau tidak bisa kembali, Ayah. Aku mohon biarkan aku di sini bersamamu. Apapun yang terjadi di sana aku tidak peduli. Selama Ayah ada di sisiku, aku akan sangat bahagia"

"Bagaimana dengan Ibumu? Teman-temanmu? Mereka masih ada di luar sana. Penuh dengan rasa ketakutan jika monster itu bangun. Bukan hanya itu saja, kami yang ada di dunia ini juga akan dalam kendalinya"

"Tapi...."

"Dengarkan Ayah, Nak. Kau itu hebat dan luar biasa. Jadilah pemimpin dan buat Ibumu bangga"

"Pemimpin? Tapi ak.. "

"Berhentilah bicara sesuatu yang tidak masuk akal, Hongjoong. Kau itu luar biasa, Bahkan karenamu Ayah bisa hidup sampai sekarang"

"Ayah, Hiks.... Maafkan aku" Hongjoong mengeluarkan serpihan kristal bening yang dengan lancar keluar dari matanya.

"Kenapa kau menangis? Tidak akan ada hal buruk yang terjadi pada Ayah. Ayah yakin kau bisa menyelamatkan dunia"

"Ya, aku berjanji akan menyelamatkan Dunia dan menjemput Ayah"

"Ayah pegang janjimu, Nak. Pulanglah dan kembalilah dengan senyum kemenangan"

Hongjoong dan Ayahnya langsung berpelukan. Melepas rindu yang amat tak bisa di ungkiri, Tangis Hongjoong membuat kesan pertemuan ini menjadi sangat spesial.

"Ayah, Jika aku boleh tau. Siapa yang hendak membunuh Ayah pada saat itu? Dan siapa pria tua itu?" Masih dengan memeluk Ayahnya, Hongjoong bertanya.

"Ayah tidak tau pasti. Yang jelas, Yang hendak membunuh Ayah pada saat itu adalah seorang pemuda dan satu tangan kanannya. Ayah tidak ingat wajahnya. Tapi, yang jelas tujuan mereka untuk mengambil kristal milik Ayah —

— Kristal turun temurun dari keluarga Kim. Syangnya, Ayah tidak tau keberadaan kristal tersebut. Dan Pria tua itu Ayah juga tidak tau, dia tidak pernah memberi tau namanya pada Ayah"

"Baiklah kalau begitu. Aku pamit, Ayah" Setelah mengatakan hal itu tiba-tiba sebuah cahaya mengelilingi diri Hongjoong. Perlahan demi perlahan Hongjoong menghilang dari pandangan Ayahnya.

"Aku Yakin kau bisa, Nak. Kau adalah satu-satunya harapanku"

"Uhuk... " Hongjoong perlahan membuka matanya. Melihat area sekitar yang penuh dengan pepohonan serta berbagai jenis burung.

"Kau sadar, Akhirnya. Tinggal menunggu Yunho saja" Hongjoong menoleh untuk melihat siapa yang baru saja bicara. Ternyata itu Seonghwa yang sedang duduk sendiri di sebuah batang kayu yang sudah roboh.

"Aku dimana, Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Dan yang lainya? kemana mereka?" Pertanyaan bertubi-tubi langsung di lempar oleh Hongjoong kepada Seonghwa. Sampai-sampai, yang di tanya bingung harus menjawab dari yang mana.

"Sudahlah, Tenangkan pikiranmu terlebih dahulu. Nanti akan aku cerita, Dan yang lainnya sedang pergi bermain di tepi sungai di sebrang sana" Seonghwa menunjuk kearah balik pohon besar dimana ada suara air di sana.

"Hyung! Aku menemukan alat ini" Seonghwa dan Hongjoong seketika langsung menoleh kearah oknum yang sedang berlari tergesa-gesa sembari berteriak.

"Apa?" Seonghwa bertanya kepada Jongho saat sudah sampai.

"Aku tidak yakin, Tapi mungkin kau tau. Oh..... Ternyata kau sudah sadar, Hyung"

"Alat ini kan" Seonghwa menatap Hongjoong di iringi oleh senyuman yang sangat bahagia.

"Kenapa dengan Alat ini?" Jongho yang masih tak paham pun bertanya kepada Seonghwa.

"Ini adalah alat pemberian sinyal. Aku dan Seonghwa yang membuatnya, mungkin dengan alat ini kita bisa pulang" Hongjoong mulai menjelaskan sedetail mungkin kepada Jongho.

CYBERPUNK ATEEZ [ TBC ]

Yey... Bertemu lagi dengan Author tampan, eak. Udah enam orang sadar dan tinggal Yunho aja yang masih di dimensi lain. Kira-kira dia bertemu siapa ya?? Pantau trus aja wkwk.

CYBERPUNK [ ATEEZ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang