CYBER 20

72 9 13
                                    

DUNIA ASING [ Seonghwa ]

Di malam hari yang gelap. Seonghwa berdiri di depan rumahnya sembari menatap indahnya langit malam.

"Seonghwa, masuk dan beristirahatlah. Besok kita harus memikirkan cara agar dapat keluar dari tempat ini" Seonghwa dengan cepat langsung menatap seorang gadis yang tengah berdiri di ambang pintu.

"Baiklah, Kak Siyeon. Aku masuk sekarang" Tanpa basa-basi lagi. Seonghwa langsung masuk kedalam rumahnya.

Setelah Seonghwa masuk kedalam rumah. Siyeon langsung menutup pintu dan menyusul sang adik.

Mereka berdua masuk kedalam kamar masing-masing. Tidak mungkin mereka tidur bersama, ayolah kalian pasti tau penyebabnya apa.

Di dalam kamar. Seonghwa selalu memikirkan tentang dunia ini. Dunia asing yang begitu nyata di matanya, Rumah. Bahkan sampai lingkungan sekitarnya juga. Walaupun, tidak ada penghuni kecuali dirinya dan juga Siyeon kakanya.

"Aku benci memikirkan ini. Tapi, tidak mungkin aku berada di dunia ini. Ramalan bodoh itu yang membawaku kedua ini, bertemu dengan. Siyeon, kakaku yang sudah lama menghilang" Seonghwa menghela nafas panjang dan membuangnya.

Mungkin ini akan menjadi hari-hari seperti biasa di dunia ini. Tidak bisa tidur dan terus saja memikirkan hal yang tak masuk akal. Di tambah lagi Ramalan yang berkata bahwa Seonghwa hanya bisa kembali sendiri untuk mengalahkan monster Meoufous. Dan kakaknya hanyalah sebagai penyemangat.

Mungkin aneh, di kertas ramalan yang dia bawa terdapat beberapa tulisan yang hilang. Mungkin tulisan yang lainya ada di tempat temanya yang lainya? Sungguh membingungkan. Tapi, mau bagaimanapun ini adalah takdirnya.

Siyeon dan Seonghwa sedang mencari cara untuk kembali ke tempat asal mereka. Walaupun Seonghwa tau, hanya dirinya lah yang dapat kembali ke dunia nyata.

"Ini takdirku? Takdir yang sulit di Terima" Seonghwa perlahan mulai menutup matanya brusaha untuk tidur. Walaupun, pada akhirnya dia tidak bisa tidur.

Di balik pintu kamar Seonghwa terdapat Siyeon yang sudah mendengar semua apa yang di katakan oleh Seonghwa. Rasa sedih selalu tersimpan di lubuk hatinya. Dia tidak ingin membiarkan Seonghwa hidup di tempat yang di penuhi ilusi seperti ini. Dia ingin adiknya hidup dengan tenang di dunia nyata.

"Aku berjanji, Aku berjanji akan membawamu pulang. Adikku" Siyeon sedikit meneteskan air matanya. Tak sanggup membayangkan jika Seonghwa harus terjebak di dunia ini.


"Lima dari delapan. Kalian harus bisa membangkitkan kepercayaan diri kalian. Karena hanya itulah satu-satunya cara untuk menang" Ucap Seseorang yang selalu mengawasi gerak-gerik Ateez di dimensi ilusi.

Pagi hari tiba. Seonghwa dan Siyeon sedang berkumpul berdua di ruang tengah sembari memikirkan cara untuk keluar dari dunia ini. Mungkin saja kekalahan Meoufous dapat menimbulkan dampak baik bagi mereka, bisa jadi. Siyeon juga dapat keluar dari dunia ini.

"Sekarang apa? Sudah banyak hal yang kita satukan. Tapi, masih saja tidak ada jawaban untuk semua ini. Aku yakin, jawaban sebenarnya ada di sekitar kita. Dan mungkin saja ada dalam diri kita sendiri" Jelas Siyeon dengan penuh keyakinan. Karena, dirinya tidak ingin Seonghwa terjebak di dimensi ini untuk selamanya. Tidak, tidak akan pernah.

"Bisa jadi. Atau mungkin kita sudah menemukan jawabanya tapi tak sadar? Sebaiknya kita cari tau lagi, aku tidak ingin Meoufous menghancurkan seluruh dunia dengan sekali tiup" Seonghwa berucap.

Mungkin tidak sekarang. Tapi, cepat ataupun lambat pasti ada jawabanya. Siyeon dan Seonghwa sama-sama sedang berfikir tentang masalah ini. Hanya ini yang dapat mereka temukan di tempat ini.

"Hanya ini? Ayolah. Ini sudah terlalu lama, aku sangat benci dengan hal seperti ini" Siyeon menggaruk-garuk kepalanya frustasi.

"Haha... Kau seperti sedang mengerja tugas saja. Tak perlu terburu-buru. Kau pernah berkata padaku, tak perlu cepat asalkan pasti" Seonghwa tersenyum menatap sang kakak yang sekarang sedang frustasi berart.

"Rupanya kau mengingatnya"

"Hey, Jangan remehkan aku! Walaupun itu kata-kata yang sudah sangat lama. Aku tidak akan melupakannya, Otakku ini mudah mencerna perkataan seseorang. Bahkan sekarang Aku sudah menjadi profesor" Jiwa sombong Seonghwa mulai bangkit. Dia membanggakan dirinya sendiri.

"Profesor? Pasti kau sangat ahli di berbagai jenis bidang kan? Jangan bilang kau bekerja di prusahaan terbesar di Seoul"

"Dulu, sekarang tidak. Aku dan temanku mengundurkan diri. Kau tau mengapa?"

"Kenapa? Karena kau tak bisa apa-apa?"

"Bukan, karena penemuaku tidak pernah di anggap ada" Seonghwa benci jika mengingat apa yang pernah terjadi pada dirinya dan juga Hongjoong.

"Sangat tidak baik, Seonghwa. Kau harus kembali. Karena aku percaya dengan kecerdasanmu. Kau dapat mengalahkan monster jelek itu" Seketika suasana menjadi hening. Siyeon memegang tangan Seonghwa sembari tersenyum lebar. "Kembali dan selamatkan dunia ini"

"Tentu. Jika aku kembali, aku akan menyelamatkan dunia ini. Dan membawamu pulang" Seonghwa tersenyum. Perlahan air mata mengalir membasahi pipinya.

"Aku anggap itu janji"

"Ya, aku berjanji" Setelah mengatakan hal itu. Tiba-tiba sebuah cahaya muncul dan mengelilingi Seonghwa. Seonghwa tau apa itu. Maka dari itu dia mengucapkan salam perpisahan "Selamat tinggal, Kak"

"Aku menunggumu"

"Uhuk... Uhuk" Seonghwa terbangun dengan nafas yang tak stabil. Dia melihat sekelilingnya, di hutan? Apakah dirinya sudah sadar dan kembali lagi?.

"Akhirnya kau sadar, Hyung" Seonghwa melihat kearah orang yang sedang bicara pada dirinya. San, Dialah yang bicara dengan tiga orang di belakangnya yang sedang membawa berbagai kebutuhan seperti kayu dan juga makanan.

"Berapa lama aku tidur?" Ucap Seonghwa sembari menatap orang-orang yang ada di depanya.

"Tiga hari, Mungkin" Jongho bicara sembari meletakkan kayu di bawah pohon.

"Ap..... "

"Tak perlu terkejut, santai saja dan istirahatlah selagi kami membuat makan malam" Perkataan Seonghwa terpotong oleh sahutan Wooyoung.

"Benar" Mingi menganggukkan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh Wooyoung.

"Huh... Tunggu, dimana Hongjoong, Yunho Dan Yeosang?"

"Hongjoong Hyung, Dan Yeosang belum sadar. Kalau Yeosang...... " Mingi melirik Jongho agar menjelaskannya kepada Seonghwa.

"Akan ku ceritakan besok. Hari juga sudah menjelang malam, sebaiknya kita istrinya terlebih dahulu" Ucap Jongho dengan sedikit takut.

"Baiklah" Seonghwa mengatakan hal yang sama sekali tidak ingin ia katakan. Firasatnya sudah tidak enak. Tapi, benar apa kata Jongho. Hari sudah malam dan kondisinya juga sedang tidak baik-baik saja.

Lima dari tujuh orang sudah sadar dan tersisa dua orang lagi. Yunho dan Hongjoong. Sebenrnya siapa yang mereka berdua temui di dunia atau lebih tepatnya di dimensi lain? Dan bagaimana kabar kota telur Meoufous sekarang? Apakah mungkin telur itu sudah menetas? Karena pada dasarnya telur Meoufous dapat menetas kapan saja jika semua kristal alias tujuh kristal sudah terkumpul.

- Siyeon Dreamcatcher

CYBERPUNK ATEEZ [ TBC ]

Dobel up. Maaf ya Author telat updatenya, Hehehe itu karena gak ada kuota. Dan sebagai permintaan maafnya Author buat dobel up ini.

CYBERPUNK [ ATEEZ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang