CYBER 5

178 21 14
                                    

DUAR!!

Sebuah ledekan terdengar hampir di penjuru kota dekat hutan di Busan. Suara ledakan yang begitu besar membuat sebagian orang yang berada di sana menjadi sedikit was-was.

Semua orang di pindahkan ke tempat yang lebih aman dan terjangkau jauh dari tempat kejadian ledakan yang tak tau apa sebabnya.

"Sebenarnya ada apa?" Tanya seorang kepala polisi terhadap polisi lainnya yang ada di depannya.

"Tidak tau, Pak. Yang jelas ledakan ini berasal dari sebuah benda yang meledak..... Dan benda itu letaknya di hutan"

"Ya, bener apa yang dikatakan olehnya, Pak. Semua ini pasti terjadi karena ada sesuatu yang meledak" Balas Wanita yang juga merupakan anggota kepolisian.

"Begitu ya, kirimkan kru kita untuk melihat kondisi yang sedang terjadi di sana"

"Baik, Pak"

Kondisi di Busan sangat tidak stabil karena ledakan yang dasyat itu. Di perkiraan sumber ledakan itu berasal dari sebuah benda yang meledak, tapi itu belum pasti mengenai terjadinya ledakan tersebut. Bisa jadi ledakan tersebut juga berasal dari ulah manusia.

"Ini tidak mudah, sejak dua puluh tahun sekali pasti ledakan ini terjadi" Kepala polisi berucap sambil membuang nafas kasar. Sudah dua kali ledakan ini terjadi dan tepatnya pada dua puluh tahun sekali.

"Kau yakin ingin pergi ke Seoul?"

"Ya, karena aku yakin di sana terdapat keluarga kandungku"

"Hmmm.... Semoga saja kau bisa menemukan mereka"

"Aku berharap juga begitu, aku sudah tidak tahan tinggal di sini. Bahkan bibi dan pamanku tidak pernah memberi tau aku dimana keberadaan Ayah dan Ibuku"

Di Rooftop sekolah yang berada di Busan. Terdapat dua orang yang sedang berbincang-bincang dan salah satu dari mereka adalah anak yang tidak pernah tau keberadaan orang tuanya.

"Aku yakin kau bisa bertemu Keluargamu, Jongho" Ucap Eric, Sahabat dekat Jongho yang sudah menemani Jongho dari enam tahun yang lalu.

"Sebentar lagi adalah acara kelulusan SMA kita bukan? Aku yakin aku bisa membuat alasan ingin berkuliah di Seoul"

"Ide yang bagus, Jongho. Aku percaya bahwa kau bisa melakukannya!"

"Baiklah, Ayo pulang" Jongho berjalan terlebih dahulu dan di ikuti oleh Eric dari belakang.

Kembali ke Seoul, tepatnya di mana sedang di adakan pencarian oleh polisi. Sudah sekitar tiga jam mereka mengelilingi hutan yang ada di Seoul, Bahkan, San sampai melacak sinyal Wooyoung melalui ponselnya. Untung saja Wooyoung membawa ponselnya jadi mudah untuk di lacak.

"Bagaimana?" Ayah San menatap anaknya dengan serius berharap jika San dapat menemukan letak lokasi Wooyoung.

"Sepertinya, Wooyoung sudah jauh dari jangkauan. Aku tidak bisa mencari sinyalnya jika sudah lebih dari seribu meter" Jelas San dengan sedikit putus asa.

"Hmm, apakah kau bisa mengirimkan sinyal pelacak pada sebagian anggota polisi yang ada di sini?" Tanya Ayah San sambil menatap anaknya penuh harapan.

"Itu bukan hal yang sulit, Ayah" San tersenyum "Tapi untuk apa?"

"Kirimkan saja sinyal pelacakmu ke ponsel pak Kim"

Tanpa banyak bertanya, San mengangguk dan melakukan apa yang ayahnya suruh. Sepertinya San sudah tau apa rencana Ayahnya sekarang.

Ayah San atau lebih tepatnya Pak, Choi mengeluarkan ponselnya dan menghubungi salah satu nomor dengan nama kontak Kim.

"Halo pak, saya bisa minta waktunya sebentar?" Ucap Ayah San dengan orang di sebrang sana yang tak lain adalah Kim, salah seorang anggota kepolisian yang ikut bersama mereka dalam misi mencari orang hilang.

"Iya ada apa?" Jawab orang yang ada di seberang sana.

"Sepertinya kita harus berpencar kali ini untuk mencari keberadaan anak yang bernama, Jung Wooyoung"

"Tapi bagaimana caranya? Yang memiliki kemampuan mendeteksi sinyal Hanyalah Bu, Jung. Tapi sekarang dia tidak ikut bersama kita"

"Tenang saja. Sekarang buka ponsel Anda dan lihatlah link yang di kirim oleh, San. Aku yakin dengan itu anda bisa melacak Jung Wooyoung, tapi sinyalnya hanya bisa terdeteksi dalam jarang seribu meter dari orang yang kita cari. Jadi sebaiknya kita berpencar agar lebih cepat menemukan Anak itu"

"Baik! Saya mengerti, Pak"

Ayah San menutup telponnya dan menaruh ponselnya kembali ke saku celananya. Dengan penuh rasa percaya Pak Choi menatap Anaknya.

"Kau siap, Choi San?"

"Iya, Ayah" Jawab San penuh percaya diri.

BRUAK!!

Mingi terjatuh dan terpental cukup jauh dari tempatnya berada. Bahkan leser yang ia tembakan tidak dapat membunuh musuh di depannya.

"Jangan menyerah dan terus lawan, yang terpenting sekarang adalah fokus" Ucap Seonghwa sambil membantu Mingi berdiri.

"Haha..... Begitu saja kau sudah kelelahan, aku akan tunjukkan arti dari pertempuran ini" Wooyoung mengerahkan salah satu pedangnya ke arah orang-orang di depanya, Tanpa ragu sama sekali.

"Kau jangan gegabah, kami berdua saja tidak bisa mengalahkan mereka dari jarak jauh, sudah jelaskan kalau mereka itu hebat" Jelas Mingi. Seonghwa dan Mingi saja tidak bisa mengalahkan pasukan di depan mereka dari jarak jauh. Apalagi dengan Wooyoung?.

"Haish, justru itu. Jika tidak bisa dari jarak jauh, kita Coba dari jarak dekat"

"Benar juga. Baiklah kalau begitu" Seonghwa melemparkan kedua pistol yang ia ambil dari pasukan yang ada di depannya. Tan lama sayap robot yang dirinya gunakan mengeluarkan sebuah beda pipih tajam, Seonghwa mengambil benda tersebut yang tak lain adalah sebuah pedang samurai yang mengandung tegangan listrik jika terkena seseorang.

"Lalu, aku?" Mingi menatap Seonghwa dengan penuh tanda tanya.

"Keluarkan saja pisau dari sarung tanganmu itu" Ucap Seonghwa sambil menujuk sarung tangan yang di gunakan oleh Mingi.

"Hmm baiklah" Mingi mencobanya dan benar kata Seonghwa, dari kedua telapak tangan keluar sebuah pisau yang tajam, walaupun kecil setidaknya memiliki dua jumlah.

"Kau tunggu di sana saja, Hongjoong" Ucap Seonghwa sembari menatap ke atas pohon yang terdapat Hongjoong di sana.

"B... Baiklah" Hongjoong tersenyum dengan terpaksa ke Seonghwa dan juga yang lainya. Walaupun dalam hatinya dia selalu berdoa agar selamat dari orang-orang jahat itu.

"Kenapa aku harus terjebak di sini" Batin Hongjoong.

"Bagaimana? Apakah Kau sudah menemukan sinyal Wooyoung?" Tanya Pak Choi pada Anaknya yaitu San.

"Belum ada, tapi perkiraan ku mereka ada di sebelah utara" San membalas perkataan Ayahnya dan tanpa basa-basi lagi Pak Choi melajukan mobilnya ke arah utara.

Tanpa mereka sadari, pergerakan mereka di awasi oleh seseorang lewat sebuah kamera pengawas yang ada di setiap sudut pepohonan.

"Berpencar hanya akan mempermudah diriku untuk menghabisi kalian, Dasar anggota kepolisian yang bodoh" Ucap seseorang yang sedang mengamati semua gerak-gerik polisi yang sekarang tengah berpencar untuk mencari Wooyoung.

CYBERPUNK ATEEZ ( TBC )

Haloo.... Aku kembali lagi nih, Kira-kira penjahat utamanya siapa ya? Orang yang menangkap Hongjoong dan rombongannya atau orang misterius yang lagi ngawasin para polisi? Tunggu kelanjutan cerita ini.....

CYBERPUNK [ ATEEZ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang