CYBER 27

77 10 10
                                    

Mungkin Ateez telah kembali. Tapi, apakah mereka akan mengubah takdir seperti yang ada di ramalan? Tidak ada yang tau. Karena Ateez kembali dengan tujuh orang bukan delapan orang.

"Kembalinya mereka mungkin bertanda baik" Ucap Maddox sembari memandang layar komputernya yang memperlihatkan Gerak-gerik Ateez. Bagaimana tempat Maddox sekarang tidak mengalami kematian listrik tolat seperti yang lainnya? Tentu saja tidak. Otaknya cerdas bahkan dia membuat kamera berubah serangga untuk melihat keberadaan kota.

"Tapi, Apakah mereka bisa mengalahkan orang itu? Dia terlihat sangat kuat" Minjae bertanya kepada pamannya yang tak lain tentunya adalah Maddox.

"Ya... Dia kuat. Tapi, Bisa jadi Anak-anak itu menang. Lihatlah semangat mereka"

Sreng..... Bruk!

Xion jatuh terkapar tak berdaya. Tubuhnya di lumuri oleh darah. Sangat miris, dimana hari kedatangan Ateez disitulah hari kematiannya.

"Bodoh sekali dia itu. Percaya pada penghianat" Yunseong tersenyum miris. Sungguh tidak dapat di ungkiri, bertahun-tahun menjadi tangan kanan Xion. Yunseong malah menjadi penghianat dan memilih untuk pergi ke jalan yang salah demi kekuasaan.

"Hebat sekali dirimu, Yunseong. Membunuh tuanmu sendiri dengan sekali tebas" Puji Woosung sembari mengambil sesuatu yang ada di saku celana Xion. Sebuah kristal.

"Hey kau! Beraninya kau. Lawan kau yang sesungguhnya adalah kami, Bukan dia" Wooyoung berjalan dan di susul oleh Teman-temannya.

"Bergerak satu langkah, Mereka mati" Woosung mengarahkan pedang yang ia bawa tepat kearah Empat orang yang ada di sampingnya. Empat perempuan yang membantu Xion. Tapi, Sayangnya mereka gagal.

"Jangan dengarkan dia. Kami tidak Apa-apa jika harus kehilangan nyawa kami. Dunia ini lebih penting dari kami" Ucap Ningning mewakili ketiga temanya.

"Itu maumu" Woosung tersenyum jahat sembari perlahan berjalan kearah Ningning.

Sreng....

Satu tebasan membuat kepala Ningning terpisah dari badanya.

"Argh.... " Tiga orang yang tersisa berteriak ketakutan tak berani melihat temanya yang sudah tak bernyawa lagi.

"Kau itu keterlaluan monster!" Seonghwa mengepakkan tanganya sekuat tenaga. Rasa amarah Menggebu-gebu, Rasanya ingin sekali dia menghabisi Woosung detik ini juga.

"Ini adalah duniaku sekarang. Jadi, aku berhak menentukan nasib seseorang. Hah, Kalian akan selamat jika berlutut di kakiku" Tatap Woosung sangatlah serius seolah-olah dia adalah raja dari segala raja.

"Lebih baik aku mati. Daripada menuruti keinginan bodohmu" Wooyoung mengeluarkan pedang dari sarungnya dan mengangkat tinggi pedang tersebut. "Jika aku gagal menyelamatkan dunia. Maka, tidak akan ada juga yang bisa mengendalikan dunia!"

Wooyoung berlari menghampiri Woosung dan langsung menebaskan pedangnya kearah Woosung.

Sreng.... Teng

Suara terdengar dengan jelas bagaimana pedang Wooyoung di tangkis oleh pedang lain. Pedang milik Yunseong, Mereka berdua saling menatap sengit satu sama lain.

"Sebaiknya turuti apa kata tuan, Woosung" Yunseong memperingati dengan tatap yang tajam.

"Menyingkir. Ini bukan Wilayahmu!" Wooyoung memutar badanya dan menebas kembali kearah Yunseong.

Mulai dari itu terjadilah pertempuran antara Wooyoung dan Yunseong yang Sama-sama memiliki keahlian pedang  luar biasa.

"Selanjutnya?" Woosung menatap remeh enam orang di depanya. Tatapan yang tidak berati apapun. Hanya tatapan datar tak berguna.

"Kami" Hongjoong dengan beraninya mengeluarkan senjata api yang ia bawa dan mengarahkannya tepat ke kepala Woosung.

"Kami tidak peduli jika nyawa kami akan menjadi taruhannya. Kami, disini adalah satu tim yang di takdirkan untuk melawanmu" Jongho sebagai anggota termuda mengatakan hal yang sangat tidak mungkin di ucapkan olehnya.

"Kami akan melindungi dunia ini dengan semua kemampuan yang kami punya" San juga buka suara.

"Tapi, Aku punya ini. Apakah kalian masih bisa melawanku?" Woosung menunjukkan semua Kristal yang ia bawa. Enam? Bukan, Tujuh kristal.

"B.... Bagaimana bisa?" Mingi sedikit memundurkan dirinya yang kaku.

"Huh.... Kalian lambat, bahkan gerakanku saja tidak bisa kalian lihat. Bodoh" Ucap Woosung. Perlahan demi perlahan dia berjalan mundur sampai tapi jendela kaca yang ada di gedung itu. Dengan senyuman yang mengerikan Woosung melompat dan menghilang dari pandang mereka.

Setelah Woosung melompat, Sebuah asap hitam terbang ke satu arah yaitu Busan. Dimana tempat telur Meoufous berada. Sudah jelas itu adalah asap yang merupakan tubuh asli Meoufous.

Wooyoung yang hendak menyerang Yunseong juga berhenti saat Tiba-tiba Yunseong menghilang setelah berubah menjadi asap.

"Kita terlambat" Hongjoong tak bisa melakukan apapun. Mereka gagal dengan tugas mereka sekarang.

"Kalian tidak gagal, kita masih bisa menghentikannya. Ingat! Tidak ada kegagalan dalam hidup"

"Y... Yeosang" Saat mereka semua menoleh. Tiba-tiba rasa rindu terpapar dalam diri mereka. Yang mereka lihat sekarang adalah Yeosang. Orang yang sudah lama hilang.

"Ini benar dirimu" Mingi menatap Yeosang dengan penuh rasa rindu dalam dirinya.

"Tentu saja ini aku. Karena Woosung dan Meoufous sudah terpisah, Segel kami juga terbuka dan aku bersama dengan Vrion bisa kembali ke dalam raga ini" Penjelasan Yeosang langsung dapat di cerna oleh mereka semua.

"Aku tidak pernah kau kembali, Hyung. Ini bukan mimpi kan?" Mata jongho perlahan mengeluarkan cairan bening yang tak lain adalah Air mata.

"Tida ada waktu untuk melepas rindu. Sekarang yang terpenting adalah monster yang akan bangkit" Tatapan Yeosang sangatlah serius.

"Benar sekali apa yang kau katakan. Jadi, sekarang apa kapten?" Seonghwa menatap Hongjoong dengan penuh harapan. Hongjoong yang di sebut kapten itu tiba-tiba menjadi bingung.

"A... Aku, Kapten?" Hongjoong menatap satu persatu Teman-temannya.

"Kau pemimpin, Hyung. Jika tidak ada dirimu. Mungkin sekarang kami sudah berlarian tak jelas menyelamatkan diri, Kau adalah orang yang menginspirasi kami untuk menjadi pahlawan" Perkataan San yang langsung mendapatkan anggukkan dari Teman-temannya membuat hati Hongjoong bergelora.

"Baiklah, Sekarang kita tidak butuh rencana. Yang kita butuhkan adalah kesatuan tim" Hongjoong bersikap dengan tegas sembari menatap langit gelap.

"Baik Kapten!" Semua menjawab bersamaan dengan nada patuh.

"Kau benar, Ayah. Aku sekarang menjadi pemimpin" Batin Hongjoong dengan senyuman khas seorang pemimpin.

"Sekarang bagaimana kita kesana? Busan, Itu tidak dekat kawan" Wooyoung menatap Hongjoong untuk meminta pendapat.

"Urus itu padaku" semua tatap tertuju pada Seonghwa yang sedang tersenyum. Senyum yang mengerikan namun dapat di percaya.

Sebuah asap hitam masuk melalui Sela-sela lubang yang ada di telur Meoufous. Asap itu semakin menebal hingga menutupi seluruh telur.

Asap hitam semakin tebal dan keluar kaki besar dari dalam kumpulan asap tersebut. Perlahan-lahan semua tubuh Meoufous keluar dari kumpulan asap tesebut. Monster besar yang bahkan tingginya tak bisa di hitung. Mata yang berwarna merah sering tubuh kurus yang berdarah-darah seperti tengkorak, Di sertai sayap yang sudah tidak karuan dan juga tanduk yang menjulang tinggi. Itulah Wujud asli Meoufous.

CYBERPUNK ATEEZ [ TBC ]

Udah mau sampai ending aja_T kayaknya baru kemaren nulis....

CYBERPUNK [ ATEEZ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang