CYBER 1

698 29 18
                                    

Seorang anak laki-laki kecil berjalan dengan langkah kaki yang gemetar. Dirinya begitu takut melihat sekelilingnya yang di penuhi pepohonan. Hujan deras juga mulai turun dari langit.

"Ayah, kau dimana? Aku merindukanmu" Ucap anak kecil tersebut dengan langkah yang mulai gontai. Dia menyusuri hutan sampai pada suatu saat dia menemukan rumah besar tapi tak berpenghuni. Rumah yang sudah tua dan banyak sekali di tumbuhi rerumputan liar dan menjalar.

"Berhenti!" Seseorang tiba-tiba datang dan menahan langkah anak tersebut. Pemuda tersebut adalah pamannya.

"Paman? Bagaimana paman bisa sampai di sini?" Tanya anak kecil itu dengan gemetar. Anak itu memeluk pamannya dengan erat karena takut.

"Kau tidak perlu tau soal itu, yang penting kau baik-baik saja, Hongjoong" Seru Paman dari anak yang tak lain adalah Hongjoong. Dia memeluk keponakannya dengan erat.

DUAR!!

"TOLONG!!" Suara ledakan di sertai sebuah teriakan membuat Hongjoong serta pamannya menjadi waspada dengan keadaan.

"I... Itu, ayah!" Hongjoong berteriak kecil dan hendak berlari masuk kedalam rumah tersebut namun di cegah oleh pamannya. Tanpa basa-basi pamannya langsung menggendong Hongjoong dan membawanya pergi. Hongjoong memberontak, tapi tidak ada gunanya karena pamannya tidak akan pernah melepaskan Hongjoong.

...

Tujuh belas tahun kemudian, Hongjoong sudah tumbuh dewasa dan kini usianya menginjak dua puluh tahun. Walaupun begitu dia Masih tidak bisa melupakan apa yang terjadi tujuh belas tahun yang lalu.

"Hongjoong, bangun nak.... Makanannya sudah siap" Suara wanita membangunkan Hongjoong dari tidurnya. Perlahan dia membuka matanya dan berjalan melangkah untuk keluar dari kamarnya.

"Apa menu sarapan ini, Bu?" Hongjoong turun dari lantai atas dan menuju ke arah meja makan tanpa mencuci muka terlebih dahulu.

"Cuci muka terlebih dahulu, baru bangun sudah menanyakan makan" Ibu Hongjoong menggelengkan kepalanya.

"Baiklah" Hongjoong berjalan ke wastafel untuk mencuci wajahnya dan setelah itu dia kembali ke meja makan untuk sarapan sebelum pergi bekerja.

"Bagaimana pekerjaanmu? Apakah atasanmu sudah mau menerima karyamu dan Seonghwa?" Ibu Hongjoong bertanya di sela-sela makan.

"Belum, kami sudah menciptakan berbagai macam alat canggih tapi tetap saja tidak di terima. Mereka selalu mengatakan alat ciptaan kami sangat membosankan untuk di pamerkan" Ucap Hongjoong sedikit kesal. Di lihat-lihat alat ciptaan mereka tidak terlalu membosankan juga.

"Hahaha...... Atasan mu itu sangat luar biasa ya? Luar biasa menguji emosi manusia" Ibu Hongjoong tertawa pelan setelah itu memasukkan sesendok nasi kedalam mulutnya.

"Tapi ibu tau tidak?"

"Hmm" Ibu Hongjoong menggumam karena masih menguyah makanan.

"Aku dan Seonghwa menciptakan sebuah alat yang mungkin berguna untuk polisi, kami menciptakan sebuah sarung tangan logam dengan multi fungsi. Tapi tenang saja, sarung tangan itu dapat di gunakan oleh anak-anak maupun orang dewasa karena dapat menyesuaikan bentuknya dengan tangan" Jelas Hongjoong sambil sedikit tersenyum. Mungkin kali ini temuannya dan Seonghwa bisa di terima.

"Apa fungsi alat itu?" Tanya ibunya setelah menelan makanannya.

"Dapat menembakkan laser dan juga dapat menempel di dinding kaca dan beton. Mungkin sedikit membantu untuk polisi mengendap-endap" Hongjoong menjelaskan dengan rinci tentang ciptaannya itu.

"Adakah fitur lainnya, seperti tali untuk mendaki dan juga pisau kecil mungkin untuk membantu di keadaan terdesak"

"Sudah jelas itu ada. Bahkan ada aliran listrik juga yang membuat sarung tangan itu istimewa" lagi-lagi Hongjoong tersenyum sambil membayangkan betapa istimewanya alat ciptaannya dan juga Seonghwa.

"Ibu yakin itu alat yang luar biasa"

"Yasudah jika begitu Hongjoong pamit kerja" Hongjoong mengambil jaketnya dan berangkat kerja agar tidak tertinggal projects yang sangat hebat.

(/)

GRUDAK!

"Argh, aku mohon hentikan! Aku tidak punya apa-apa" Ucap seorang pemuda dengan keadaan mulut yang mengeluarkan darah segar.

"Berikan uang atau kau akan mati" Pria di depannya tak segan-segan menodongkan sebuah pisau yang tajam tepat di leher pemuda yang berniat untuk pergi kuliah.

"Hey, seharusnya kau tidak boleh melakukan hal seperti itu" Kedua oknum tadi langsung melihat sumber suara.

"Woo... Wooyoung! Uhuk.... Uhuk.... Uhuk" Pemuda tadi sedikit terbatuk-batuk. Dia melihat Wooyoung yang tak lain adalah teman sekampus dirinya. Wooyoung membawa sebuah pedang, lebih tepatnya dua pedang yang sedang ia genggam di kedua tangannya.

"San, sepertinya kau harus berlatih bela diri bersamaku" Wooyoung tersenyum sambil menatap Dan. Wooyoung mengisyaratkan San menggunakan tangannya agar pergi.

San berdiri dan langsung pergi meninggalkan Wooyoung dan juga pria tersebut berdua. Mereka berdua saling bertatapan dengan serius. Lebih tepatnya.

"Pengganggu!" Pria tersebut berlari menghampiri Wooyoung dengan pisau di tangannya. Wooyoung tak ada niat untuk menghindar dan malah membalas dengan senyuman yang jahil.

"Kau cari mati ya?"

Sreng!

"Hebat" Ucap Seseorang dari kejauhan sambil menatap Wooyoung yang menebaskan pedangnya tepat di kepala pria tersebut sampai terpisah dari tubuhnya. "Argh! Berhentilah, menguasai diriku! Aku akan memberimu makan. Tapi tidak sekarang!!"

"Huh! Itulah akibatnya kenapa kau harus jadi orang baik untuk keselamatanmu sendiri" Wooyoung mengelap pedangnya menggunakannya kain baju pria tadi dan setelahnya dia meletakkan pedang tersebut di selokan dan. Sebelum menaruhnya, Wooyoung memberikan sebuah alat berbentuk logam dan berukuran kecil pada pedang tersebut. Alat itu adalah pelacak yang nantinya saat Wooyoung butuh pedang elektrik milik Wooyoung tersebut akan langsung menghampiri tuanya.

"Hebat, maukah kau bergabung di organisasi ku?"

(/)

"Seonghwa, aku datang" Hongjoong masuk kedalam laboratorium di mana dirinya dan Seonghwa bekerja.

"Kau terlambat, aku sudah selesai mengerjakan ini" Seonghwa menunjukan sebuah jam tangan berbentuk lingkaran pada Hongjoong. Hongjoong yang melihat itu sontak langsung kagum dengan apa yang di tunjukkan oleh Seonghwa.

"Aku ingin mencobanya" Hongjoong hendak mengambil jam tersebut tapi Seonghwa langsung menahannya.

"Aku yang akan mencobanya terlebih dahulu" Ucap Seonghwa sambil memakai jam tangan tersebut, Seonghwa menekan sebuah tombol yang ada di sudut jam tangan yang ia gunakan. Hal yang mengejutkan pun terjadi.

Jam tangan itu perlahan mulai mengubah bentuknya menjadi sarung tangan logam yang langsung terpasang di tangan Seonghwa.

"Luar biasa" Hongjoong kagum sampai tak sadar bahwa matanya membulat karena bahagia.

"Lihat ini" Seonghwa membuat bentuk tangannya seolah-olah seperti sebuah pistol, dan hal yang mereka nantikan terjadi, sebuah leser langsung keluar dari jari Seonghwa dan Bom.... Sebuah botol kaca di depannya meledak.

"Hebat"

"Jika itu hebat. Bergabunglah dengan organisasi kami" Seonghwa dan Hongjoong bersamaan melihat kearah sumber suara. Terdapat seorang pria paruh baya sedang di kawal oleh dua orang penjaga.

"Organisasi?" Hongjoong dan Seonghwa saling berpandangan satu sama lain karena bingung.

"Kalian memiliki otak yang luar biasa,  jadi aku yakin kalian dapat di andalkan" pria tersebut tersenyum menyeringai menatap Hongjoong dan Seonghwa.

"Lalu?" Seonghwa masih tidak paham dengan apa yang sedang terjadi.

Dor!!

Sebuah pistol di tembakan ke arah Hongjoong dan Seonghwa. Pistol yang terdapat sebuah bius yang membuat mereka berdua pingsan di tempat.

"Bawa mereka"

CYBERPUNK ATEEZ [ TBC ]

Ayo di tunggu kelanjutannya ya, hehe. Semoga suka dengan cerita ini dan semoga kalian terhibur.

CYBERPUNK [ ATEEZ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang