CYBER 23

115 15 10
                                        

Hari ini, Tepatnya di seluruh dunia. Cuaca buruk sedang terjadi. Hujan badai di sertai sambaran petir di tambah gelapnya langit di siang hari.

"Tidak ada tanda akan terjadi bencana seperti ini di prediksi cuaca. Atau mungkin aku yang salah lihat" Maddox menghela nafas sembari melihat keluar jendela rumahnya. Rasanya hari ini begitu hampa. Tidak ada sama sekali orang yang keluar rumah.

"Paman, kenapa kita tidak mengungsi seperti yang lainya di alun-alun? Bukankah jika kita di sini akan berbahaya?" Keponakannya yang awalnya hanya bermain ponsel kini mulai bertanya.

"Aku tidak terlalu yakin dengan adanya pengungsian itu. Seperti ada hal yang buruk akan terjadi. Ya, jadi aku tetap memilih tinggal bersamamu di sini, Minjae"

"Kau sama seperti Ayahku. Dia pasti akan mengatakan hal yang sama. Huh..... Andai saja Ibu dan Ayahku masih hidup" Ucap Minjae, Keponakan Maddox.

"Sudahlah, Aku akan bersamamu. Selamanya"

"Sebenrnya apa yang sedang terjadi? Kenapa langit menjadi gelap seperti ini?" Ucap Seonghwa sembari menatap gelapnya langit malam yang di sertakan hujan badai dan juga petir.

"Untung saja kita memiliki tenda otomatis yang ada di dalam ranselku. Walaupun hanya itu yang bisa di gunakan" Jelas Yunho sedikit lega. Walaupun begitu tetap saja mereka di selimuti perasaan yang tidak enak.

"Hyung, aku lelah jika harus seperti ini. Aku ingin pulang" Jongho mulai merengek seperti anak kecil. Ya, walaupun sudah menginjak usia dewasa.

"Tak ada yang bisa kita lakukan sekarang. Mungkin ramalan itu hanya sekedar mimpi saja, Mimpi yang bodoh. Membuat kita bertemu dengan orang yang kita cintai padahal mereka sudah jelas tidak nyata" Keluhan putus asa mulai di ucapkan oleh Wooyoung.

"Sttt.... Di saat seperti ini kita tidak bisa hanya mengeluh saja. Setidaknya bantu aku berfikir" Hongjoong angkat suara. Sendiri tadi dirinya diam dengan pandangan yang selalu menatap keluar.

"Berfikir? Berfikir untuk apa? Membuat sesuatu yang bisa kita gunakan untuk kembali? Percuma, Hyung. Tidak akan ada gunanya" San langsung menjawab apa yang dikatakan oleh Hongjoong.

"Hey, jika kalian putus asa. Tidak akan ada jalan keluar. ingatlah, kita ini harus menyelamatkan dunia dari kehancuran. Mimpi? Itu bukan sekedar mimpi, jika benar tidak mungkin mimpi senyata itu. Dan, bagaimana bisa di dalam mimpi kau brtemu dengan Woosung?" Hongjoong tak mau kalah dan kembali melontarkan perkataannya yang tak kalah kasar kepada San.

"Sekarang? Jika kau ingin pergi, pergi saja. Tidak akan ada yang melarangmu, Hongjoong. Kau harus tau bahwa ini semua sudah selesai" Bukan San. Melainkan Seonghwa yang membalas.

"Kali ini, aku setuju pada Seonghwa Hyung. Karena aku tau ini adalah akhir dari segalanya. Dan jika kau ingin pergi, pergilah" Jongho menghela nafas berat. Sebenarnya dia tidak ingin mengatakan hal itu. Tapi, pikirannya sudah bulat bahwa tidak akan ada lagi harapan.

"Baiklah, aku pergi sendiri" Setelah mengatakan hal itu. Hongjoong pergi tanpa membawa apapun, Menembus badai yang sedang mengamuk.

Tidak ada yang pergi untuk mengejar Hongjoong. Mereka semua terdiam, sedikit merasa bersalah dengan apa yang baru saja mereka katakan kepada Hongjoong. Walaupun, tidak semuanya mengatakan hal itu.

"Huh.... Sudahlah, biarkan saja dia. Sebentar lagi juga akan kembali" Ucap Seonghwa sembari menidurkan dirinya. Karena ukuran tenda yang besar membuat mereka tidak perlu kesulitan dalam bergerak.

"Tapi, bagaimana jika tidak? Sekarang aku mulai khawatir" Firasat Yunho tidak baik. Sungguh, ntah apa yang ada di pikirannya sekarang.

Di Selang-selang itu. Terdapat Mingi yang tak berkutik sama sekali. Hanya diam membisu tak mengatakan apapun. Mungkin, karena tidak ingin terlibat masalah atau malah ada sesuatu yang mengganjal pikirannya.

"Mingi, kau Baik-baik saja?" San menepuk pundak Mingi sampai tersadar.

"Ah, tidak ada apa-apa. Aku hanya melamun saja"

Yunho yang sedang diam tiba-tiba teringat sesuatu. Teringat waktu dia ada di alam mimpi. Semua tulisan itu. Bulan dan tujuh kristal.

"Kita harus mengejar, Hongjoong Hyung. Sekarang juga! Jongho bawa kristal itu dan jangan sampai hilang" Ucap Yunho setelah itu pergi meninggalkan mereka semua yang sedang terdiam.

"Benar apa kata Yunho. Ayo pergi dan cari Hongjoong" Seonghwa juga pergi untuk menyusul Yunho dan tanpa aba-aba, yang lainya juga ikut pergi menyusul.

Mereka semua pergi tanpa membawa apapun. Alat-alat mereka juga tidak ada yang di bawa. Percuma, karena pada akhirnya tidak akan berfungi.

Mereka sampai di tepi pulau. Tepatnya di pantai dengan lautan yang terombang-ambing tak berarah. Mencari Hongjoong pasti akan sangat sulit.

"Hongjoong! Kau dimana? Jawab aku" Seonghwa berteriak menyebutkan nama Hongjoong berharap ada jawaban.

"Aku disini, kemarilah. Aku menemukan sesuatu yang mungkin akan dapat kita gunakan"  Hongjoong membalas dengan berteriak. Mereka yang mendengar itu langsung saja pergi menghampiri Hongjoong.

Dan benar. Ternyata di sana terdapat Hongjoong yang sedang Melihat-lihat sebuah pesawat besar. Sepertinya, peswat itu milik organisasi Cyberpunk.

"Peswat apa ini? Sangat besar" Yunho tak habis pikir melihat ukuran peswat yang besar di depanya.

"Hanya butuh sedikit perbaikan dan peswat ini akan selesai, Tolong bantu aku" Hongjoong menatap Teman-temanya penuh dengan harapan.

"Tunggu apalagi. Ayo mulai" Wooyoung dengan semangatnya berkata.

Mereka semua dengan cekatan langsung memperbaiki pesawat tersebut dengan alat-alat yang dari peswat itu. Perlahan demi mereka mulai memperbaiki peswat tersebut.

Keadaan semakin memburuk. Bahkan, hujan badai sekarang menjadi semakin membuat keadaan menjadi mencekam. Semuanya tertiup oleh angin. Bahkan Rumah-rumah hancur karena angin tersebut.

"Untung saja paman memiliki ruang rahasia ini. Jika tidak, ntahlah bagimana nasib kita sekarang" Ucap Minjae sedikit lega. Dia sesekali mengamati ruang rahasia tersebut. Sungguh kagum dengan apa yang dia lihat, Dimana-mana terdapat komputer dan juga berbagai alat canggih lainya. Bahkan dia dapat melihat keadaan kota dari sini.

"Keadaan kota sangat hancur. Sepertinya Meoufous akan bangkit dari tidur panjangnya" Maddox menghela nafas berat. Tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi. Bertahun-tahun lamanya Meoufous tidak pernah bangkit. Apa mungkin, karena Woosung sudah mendapatkan lima kristal? Itu mungkin dapat memulihkan kekuatannya. Bagaimana jika Woosung berhasil mendapatkan semuanya? Sudah jelas, Dunia akan hancur.

"Paman, jika Meoufous bangkit. Apakah tidak akan ada lagi kebahagiaan? Oh, sepertinya tidak ada"

"Haha... Aku tidak tau. Berharap, saja mereka datang tepat waktu"

"Mereka siapa? Apakah pahlawan super yang akan datang untuk menyelamatkan dunia? Mustahil hal seperti itu ada"

"Huh... Lihat saja alurnya. Jika memang takdirnya seperti ini, kita tidak bisa berbuat apapun"

- Minjae Xikers

CYBERPUNK ATEEZ [ TBC ]

CYBERPUNK [ ATEEZ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang