THIRTY SEVEN

272 8 0
                                    

Happy Reading.

🐼


Seorang pria paruh baya tengah terduduk di atas kursi roda nya memandang keluar jendela yang bertepatan dengan turunnya hujan yang cukup deras disana.

Di sisi lain detta membawa sebuah nampan berisi pil obat dan juga segelas air untuk diminum bima.

"Minum obat dulu kak". Ucap nya sembari menyodorkan obat yang dibarengi dengan gelas berisi air putih.

Bim menerima itu dan langsung meminumnya , "hmm". Deham nya.

"Gimana udah enakan badannya?". Tanya detha yang mengambil gelar berisi air dari bima.

"Masih sama aja". Jawab nya.

"Kenapa kak sejak kemarin perasaan ngelamun terus? Embak udah tenang loh di sana".

Bima tersenyum "saya tahu, dia pasti bahagia disana , dia orang baik".

Detta ikut tersenyum "iya baik banget dong kan kakak ipar ku gak kayak kakak nih yang nakal". Sindir nya.

Bima seketika terdiam dan menundukkan wajah nya melihat kepada kedua kaki nya yang difonis sudah tak bisa berjalan lagi.

"Aku bercanda". Ucap detta yang kemudian hendak pergi.

"Detta". Panggilnya menghentikan langkah detta yang kala itu baru beberapa langkah berjalan di belakang bima.

"Iya". Jawabnya.

"Aku pikir , ini udah saatnya saya ceritakan masa lalu serta rahasia gelap saya". Ucap nya sendu.

Disisi lain detta mengangkat sebelah alisnya penasaran dengan perkataan bima serta sedikit kaget karena mendengar kata-kata bima "rahasia gelap?". Ucap nya pelan.

Bima membalikan kursi roda nya agar bisa berhadapan dengan detta "tolong antar saya ke kamar , dan itu". Bima yang sedikit memajukan kursi roda nya mengambil nampan di tangan detta, serta detta langsung mendorong kursi roda bima pergi ke kamar nya.

Setelah sampai di kamarnya bima langsung dibantu berpindah ke atas kasur nya, dan detta duduk di bibir kursi menghadap pada bima.

"Kamu mau cerita apa kak?". Tanya detta pelan.

Bima menatap adiknya dalam kemudian menarik nafas panjang dan memalingkan wajah nya ke arah jendela kemudian mulai bercerita.

{}{}{}{}{}

Di sisi lain soora baru kembali bersama Anne dan langsung masuk keruangan Veni.

Soora merasa sedikit takut dengan tatapan Daneil yang begitu tajam mengarah padanya.

Anne yang melihat itu merasa tak enak dan langsung berpamitan dengan soora "Ra tadi emak gue nelpon , kayaknya gue duluan ya , bye Ra". Anne menoleh ke arah Daneil "bye Mr autis". Kemudian mempercepat langkah nya untuk pergi dari ruangan itu.

Soora hanya terdiam dan menoleh ke arah branker Veni yang disana alat bantu oksigen nya sudah di lepas oleh dokter.

"Aaa syukurlah akhirnya alat bantu oksigen nya sudah lepas". Ucap nya yang kemudian mendekat kepada Veni.

BEST TRANSFORMATION MR.AUTIS (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang