THRITY EIGHT

188 10 1
                                    

Happy reading ..

🗿

Paginya soora dan juga Devina tengah menyiapkan makanan untuk sarapan pagi ini.

Mereka sangat telaten melakukan itu , ada di sisi lain tak hanya mereka berdua namun ada beberapa art yang membantu mereka di dapur itu.

Sedangkan Daneil dia sudah duduk rapi di meja makan dengan anak dari Daniar dan suami dari Devina dan juga Daniar.

Beberapa menit setelah menunggu akhirnya soora dan juga Devina datang membawa makanan untuk di hidangkan di meja makan di ikuti oleh art lainnya.

Kedua wanita itu duduk di posisi nya masing-masing dan berdoa lalu mulai menyantap makanan tanpa ada obrolan sedikit pun.

"Jadi kapan kakak kamu pulang nil?". Tanya suami Daniar membuka obrolan.

"Tadi saya sudah menelponnya dan kakak bilang sebentar lagi". Sahut nya.

Setelah nya mereka pun selesai dengan makanan nya dan di saat itu juga Daniar masuk dengan sapaan ceria nya mendekati anak kesayangannya dan mencium nya.

"Kakak udah makan?". Tanya soora "makan dulu kak". Pinta nya sebelum soora atau pelayan membereskannya.

"Kakak belum laper dek, nanti kakak makan setelah kita ngobrol sama-sama". Ucap nya.

Daniar tersenyum dan duduk di sana dengan menggendong anaknya menatap ke arah Daneil.

"Kakak seneng deh ternyata adek kakak gak bener-bener punya kelainan itu". Ujar nya.

Daneil mendengar itu membuat senyum tipis di wajah nya , ia masih merasa tak enak karena menyembunyikan nya selama ini.

"Pertama soal kabar mama, Alhamdulillah mama udah mulai membaik". Lanjut Daniar.

"Kedua kakak pengen banget kita selalu kumpul kayak gini". Ujar nya sembari terus membuat senyum walau kedua mata nya mulai berbinar menahan tangis.

"Ya pasti dong nar emang kita mo perpisahan apa sampe kamu ngomong gitu". Sela Devina sedikit takut atas apa yang di bicarakan oleh Daniar.

Daniar menarik nafas nya dalam lalu berdiri dari duduk nya dan pergi tanpa melanjutkan perkataannya.

Di sisi lain orang-orang yang ada di sana merasa penasaran tentang apa perkataan yang tengah di tahan oleh Daniar.

Setelah nya satu persatu orang di sana mulai pergi meninggalkan tempat makan menyisakan soora dan juga Daneil.

"Kamu ngerasa gak sih kalo ada yang aneh sama keluarga ku semenjak papa sama mama kecelakaan?".ucap Daniel.

"Aneh? Enggak tuh". Sahut nya mencoba menutupi rasa takut yang di rasakan oleh Daneil.

"Aku kepikiran deh sama apa yang di ucapin kak daniar terutama perkataan tentang papa". Ucap nya lagi.

"Hei!!". Seru soora sembari memegang tangan Daneil "buat kali ini kita gak harus dulu untuk berfikir ke sana, sekarang mending kita fokus ke kesehatan mama papa kamu".

Daneil membalas genggaman tangan itu dan mencium nya sekilas. "Kamu bener , buat sekarang kesehatan mama yang papa masih harus yang jadi pertama".

"Ahh ya , semalem papa telpon dan papa bilang kangen banget sama aku , kamu mau bulan madu di rumah aku". Ujar nya sembari mengedipkan sebelah mata.

Seketika suasana yang awalnya terasa suram berubah menjadi cerah atas candaan dari soora, di sisi lain wajah yang semula suram juga kini berubah terbiasa senyum indah di sana.

BEST TRANSFORMATION MR.AUTIS (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang