38. Birthday Gio

63 1 0
                                    

Tibalah hari di mana Alana bersama teman-temannya berangkat ke Bali, mereka berangkat pagi hari menggunakan pesawat udara, dan tiba di Bali sekitar pukul sepuluh pagi. Cuaca cerah di Bali mendukung sekali kegiatan mereka untuk bermain di pantai. Villa sudah disewa oleh Mikhael, mereka hanya tinggal menikmati suasana di Bali. Kegiatan pertama di hari pertama ini yang mereka lakukan adalah menonton Tari Kecak yang ditampilkan di salah satu tempat umum.

Kebetulan di Bali sedang merayakan hari Galungan juga, jadi ada penduduk Bali yang lalu lalang hendak pergi ke Pura untuk melaksanakan sembahyang. Gio mengambil gambar menggunakan kameranya untuk dia simpan, tak hanya keadaan sekitarnya saja yang dia foto tapi juga Alana diam-diam diabadikan oleh Gio, bagaimana Alana sedang tertawa bahagia tanpa sadar hal itu Gio simpan di kameranya.

Setelah selesai melaksanakan makan siang, mereka berjalan menuju Pura terdekat untuk menyaksikan bagaimana padatnya pengunjung yang berkunjung ke sana. Banyak turis yang berdatangan juga, membuat suasana di Pura semakin ramai. Ada satu tempat yang menyewakan pakaian adat Bali, baik untuk laki-laki maupun untuk perempuan. Mereka segera beranjak menuju tempat tersebut, agar waktu mereka di Bali tidak sia-sia.

“Ay nanti sore kita ke pantai yuk!” ajak Alana. “Tapi jangan ajak yang lain kita berdua aja, kamu mau ga?” pintanya.

“Boleh by, mau ke mana pun kamu mau aku bakal turutin. Mumpun kita juga lagi di Bali, jadi harus banyak-banyak buat kenangan,” jawab Gio.

Respon Gio yang selalu positif membuat Alana semakin menyayangi Gio, tak ada alasan bagi Alana untuk meninggalkan Gio. Pertunjukkan Tari Kecak sudah selesai, makanan mereka juga sudah habis kini mereka melanjutkan perjalanan menuju Villa untuk bersih-bersih terlebih dahulu sebelum sore nanti melanjutkan kegiatan mereka lagi. Berbeda dengan Alana, dan Gio yang langsung jalan berdua menuju Pantai Karang Impian.

Meskipun jaraknya cukup jauh dari lokasi mereka saat ini, perlu memakan waktu kurang lebih satu jam tapi Gio tak mempermasalahkan hal itu. Selagi keinginan Alana terwujud, dan menyenangkan hati gadis itu maka Gio selalu berusaha untuk mewujudkannya. Sampai di Pantai Alana memutar-mutar tubuhnya menikmati angin yang berhembus cukup kencang, ada beberapa anak remaja yang sedang menikmati indahnya sore hari di sana juga.

By! Muter-muter lagi dong, foto yang tadi jelek!” perintah Gio dengan sedikit berteriak.

Suara Gio tidak kedengaran, Alana menyipitkan matanya seolah bertanya apa yang Gio katakan padanya.

“Kalo ngomong itu yang bener ay! Ga kedengeran!” balas Alana, sama seperti Gio gadis itu juga berteriak.

Gio memutuskan untuk berlari menghampiri Alana saja sembari membawa kameranya, “Aku tadi foto kamu waktu muter-muter gitu, tapi hasilnya kurang bagus. Bisa diulang ga?” jelasnya.

“Cie, kamu mau simpen foto aku ya ay?” goda Alana.

“Ya iyalah by, kamu pacar aku masa ga boleh disimpen fotonya? Cepet pose yang bagus biar aku simpen, atau aku upload kalo udah dapet yang bagus,” titah Gio tak sabaran.

Hari ini sepertinya Alana tak dapat berhenti tersenyum, mengetahui Gio ternyata menyimpan fotonya membuat Alana sadar bahwa lelaki seperti Gio sulit sekali untuk dia dapatkan. Itu artinya jika Alana menyia-nyiakan Gio maka momen seperti ini tidak akan terulang lagi untuk kedua kali dalam hidupnya. Alana sudah berpose sebaik mungkin, pose tersebut diabadikan dengan tidak sengaja oleh Gio atau bahasa gaulnya candid.

“Nah ini baru bagus by, sebentar lagi senja. Aku ga sabar pengen liat senja.” Gio duduk di samping Alana yang masih berdiri sembari merentangkan kedua tangannya.

Alana menatap Gio sebentar, lalu menatap kembali ke depannya. “Kalo boleh tahu kenapa kamu suka banget senja ay?”

“Karena senja itu warna orange, warna beda banget buat aku. Bahkan aku pengen punya anak sama kamu nanti perempuan namanya senja,” ungkap Gio.

Satu kata, Alana gugup sekarang. Dia harus berbuat apa untuk menghilangkan rasa gugupnya?

“E-eh kayanya aku mau cari es krim dulu, kamu tunggu sini nanti aku balik lagi!” pesan Alana, dan dipatuhi oleh Gio.

Sembari menunggu Alana, Gio melihat bagaimana hasil jepretannya. Ada yang sangat bagus, ada pula yang benar-benar jelek tidak sesuai harapan Gio. Biasanya hasil jepretan itu jelek karena titik fokus kamera pada seseorang itu blur, sehingga hasil fotonya pun seperti ada debu. Gio memilih foto yang bagus menurutnya, kebanyakan foto Alana daripada foto pemandangan. Ada sebuah rencana untuk Gio tunjukkan kepada Alana.

Namun Gio akan melakukan rencananya itu nanti ketika graduation yang akan diselenggarakan dua minggu lagi. Tidak menunggu lama, Alana sudah hadis sembari membawakan dua buah es krim rasa cokelat untuknya, dan untuk Gio. Mereka menikmati es krim, duduk berdampingan di tepi pantai, melihat pemandangan yang menyejukkan mata. Matahari perlahan-lahan memancarkan cahaya berwarna jingga, Gio begitu antusias melihatnya.

“Ayo by ikut aku.” Gio menarik Alana supaya mengikutinya.

Setelah memastikan posisi kameranya tepat, Gio membuat sebuah video bersama Alana. Video tersebut dibuat seperti seolah-olah keduanya tidak menyadari bahwa sedang diabadikan dengan kamera. Senja sudah mulai tampak, Gio begitu antusias menceritakannya kepada Alana awal mula mengapa dia menyukai Senja. Bahagia rasanya, Alana merasa dirinya dapat dipercaya oleh Gio untuk mendengar semua tentang dirinya.

Senja sudah berlalu, niatnya Gio hendak mengajak Alana untuk kembali ke Villa sebab mereka belum kembali ke Villa sama sekali selain untuk menaruh barang bawaannya saja pagi tadi. Ketika keduanya hendak meninggalkan pantai, mereka dikagetkan dengan kehadiran teman-temannya yang membawakan kue ulang tahun dengan lilin angka satu, dan delapan di atasnya. Kue rasa cokelat, tepat seperti apa yang Gio sukai.

Benar, hari ini adalah hari ulang tahun Gio tapi sayangnya Gio melupakan hari kelahirannya itu. Gio kesal bukan main, sebab teman-temannya tak hanya membawakan kue saja untuknya tapi juga melemparinya telur, dan tepung. Gio habis dibuat bahagia, dan kesal hari ini, tidak dapat dideskripsikan lagi bagaimana perasaan Gio hari ini yang jelas dia merasa hidupnya lebih bersemangat dibanding hari sebelumnya.

“Ayo ay make a wish dulu sebelum tiup lilin,” Kini kue sudah berada di tangan Alana.

Lilin sudah menyala, Gio siap meniupnya tapi sebelum itu dia membaca doa terlebih dahulu. Mengucapkan semua harapannya di usia yang baru.

“Yeay! Traktir kita ya bang hari ini!” pekik Kalista.

“Ga mau tahu, malam ini kita harus party!” paksa Moren, dan malah mendapat toyoran di kepalanya dari Jihan.

Jihan memutar kedua bola matanya malas, “Itu mah mau lo aja, tapi boleh lah ayo!” timpalnya.

“Mumpung belum malem, ayo balik. Kita nanti malem harus keluar lagi sebelum barbequean beli bahan-bahan dulu!” ajak Mikhael.














Tbc

Posessive Boyfriend [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang