BAB 6

2.8K 391 56
                                    

"AAAAAAAAAA...." 

Jennie berteriak sekuat tenaga ketika dia berada di kamarnya. Sementara Chaeyoung tertawa terbahak-bahak, menikmati kesengsaraan sahabatnya itu. Mereka beruntung karena ibu Jennie masih bekerja hingga dia tak perlu mendengar jeritan penuh tenaga Jennie itu. 

"Mau semenawan dan seseksi apapun Lisa, aku tidak akan pernah luluh padanya. Ingat itu?" Cibir Chaeyoung sambil terus tertawa lalu kemudian meningkirkan selimut dan bantal seolah tengah mencari sesuatu. "Kemana ya kira-kira perginya orang yang baru saja mengatakan itu?" 

"Diam, Chaeyoung." Jennie melirik tajam pada Chaeyoung, masih tak percaya bahwa dia dan Lisa baru saja berciuman. 

Lebih parahnya lagi, ciuman pertamanya dengan Lisa adalah toilet umum. Seperti... memangnya tidak ada tempat yang lebih bagus lagi untuk berciuman, begitu? Astaga, dia benar-benar tidak percaya pada dirinya sendiri. 

Masih tertawa terbahak-bahak, Chaeyoung pun melompat mendekati sahabatnya itu. 

"Bagaimana bibirnya? Apakah enak? Kau ketagihan?" Tanya Chaeyoung. 

Mau tak mau, momen ketika dia dan Lisa berciuman pun muncul dalam benaknya. Dia pun meraba bibir bawahnya dimana dia masih bisa merasakan bibir Lisa bergerak di atas bibirnya sendiri, menghisapnya dengan kuat dan lidahnya, juga tangannya...

Dia masih bisa merasakan semua itu dan dia menghela nafas, menatap sahabatnya itu sambil cemberut. 

"Hm, enak sekali." Kata Jennie mengakui. 

"Serius? Seenak apa? Apakah dia membuatmu basah?" 

Jennie menganggukkan kepalanya. Tidak ada gunanya menyembunyikan hal tersebut dari Chaeyoung. 

"Sialan. Dia benar-benar hebat berciuman, Chaeyoung." 

"Tidak heran." Gumam Chaeyoung. "Biasanya, anak sejarah selalu menyembunyikan sesuatu yang tidak di sangka-sangka. Apa aku beralih mengejar Lisa saja, ya?" 

Jennie memukul punggung Chaeyoung cukup keras dan melotot pada sahabatnya itu yang memberi tatapan mematikan. Jennie tak peduli dan mencibir. 

"Kau boleh mengejar semua manusia yang ada di kampus, tapi tidak dengan Lisa. Pergi, cari makanan atau apalah di dapur. Aku harus mengurus diriku sendiri. Perlu mandi." 

Chaeyoung masih mengusap punggungnya namun kini, dia memberi tatapan menggoda pada sahabatnya itu. 

"Maksudmu, kau harus orgasme, ya? Mau aku bantu?" Tanya Chaeyoung memainkan alisnya dan sungguh, jika Chaeyoung bukan sahabatnya, Jennie sudah menendang wanita itu. 

"Kau brengsek Chaeyoung." Gerutu Jennie sambil berjalan ke kamar mandi. "Pergilah kecuali jika kau ingin mendengarku mengerang nama Lisa dari kamar mandi." 

"Kau wanita terangsang yang frustasi." Kata Chaeyoung sambil berlari dari kamar Jennie untuk memberinya privasi. 

Sementara itu, begitu tiba di kamar mandi, Jennie melepaskan pakaiannya satu per satu dan menjatuhkan baju dan pakaian dalamnya ke lantai. Menatap dirinya sendiri di cermin, masih merasakan bibirnya yang bengkak karena ciuman sebelumnya. 

Pergi menyalakan shower, dia pun memejamkan mata saat air mengalir ke tubuhnya. Perlahan, tangannya tertuju pada payudaranya sendiri dan meraba putingnya yang sudah mengeras sejak dia berciuman dengan Lisa. 

Dia menyempatkan waktu untuk berlama-lama ketika memainkan payudaranya itu. Mencubit putingnya dan berharap gigi Lisa-lah yang menarik putingnya hingga terasa sakit. 

Puas bermain payudaranya, Jennie pun menurunkan tangannya ke perutnya. Meraba perutnya sejenak sebelum dia membelah kedua kakinya, menempelkan kakinya ke ubin hingga ujung jarinya bisa membelah bibir vaginanya yang basah karena ciumannya dengan Lisa sebelumnya. 

JENLISA - STORY ABOUT US [GIP || HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang