Baru saja memasuki kantin, Lisa sudah cemberut ketika dia berjalan ke arah Jennie yang sudah duduk di kantin lebih dulu bersama Chaeyoung dan Jisoo. Dia mengambil air mineral milik Jennie yang tidak memprotes ketika Lisa menghabiskan minumannya itu sampai habis.
Saat Lisa kembali cemberut, Jennie meraih dagu Lisa hingga pacarnya itu menghadapnya, lalu Jennie pun mencium bibir Lisa dengan lembut. Tangannya melingkari tengkuk Lisa, mengusapnya dengan lembut.
Ketegangan di tubuh Lisa perlahan menghilang ketika dia merasakan ciuman dan usapan lembut pacarnya itu dan perlahan, Lisa membalas ciuman itu dan kemudian, dia pun menarik Jennie ke pangkuannya.
Jennie membiarkan dirinya tetap duduk di pangkuan Lisa saat bibir mereka akhirnya terlepas satu sama lain. Mata Lisa masih terpejam dan Jennie mencium kelopak mata itu lalu dia menarik Lisa ke dadanya.
“Momo lagi?” Tanya Jennie. Ini sudah seperti kebiasaan Jennie untuk menghadapi suasana hati Lisa yang buruk.
Setiap Lisa selesai bertemu dengan Momo, Lisa selalu saja kesal dan cemberut. Bahkan, Lisa pernah marah. Karena Momo mulai stress ketika menghadapi pentas yang di adakan minggu depan itu.
Lisa tidak tahu bagaimana lagi cara membantu Momo. Persiapan selama satu bulan itu rasanya tidak ada hasilnya karena Momo tidak membaik dari segi penghafalan. Padahal, gerakan Momo sendiri sudah sangat baik.
Mau tak mau, mereka terus saja latihan berulang kali yang membuat Lisa terkadang harus menahan kekesalannya. Pada akhirnya, dia melampiaskan rasa kesal itu pada pacarnya yang untungnya terus saja memperlihatkan kesabarannya.
Jennie tidak pernah mengeluh melihat seringnya Lisa memiliki suasana hati yang buruk. Terkadang, dia tidak ingin menemui Jennie disaat-saat seperti ini karena dia tahu, dia hanya akan kesal pada pacarnya.
Tapi dia juga tahu, hanya Jennie yang dia butuhkan sehingga dia akhirnya merasa tenang. Jennie selalu tahu bagaimana cara menenangkan tubuhnya. Contohnya, seperti saat ini.
“Acaranya minggu depan dan Momo masih saja melakukan kesalahan.” Desah Lisa dan Jennie mengambil sepotong kentang goreng di atas meja, lalu menyuapi pacarnya itu.
“Apakah dia masih seburuk itu?” Tanya Jennie dengan penuh pengertian.
“Ya!” Lisa meninggikan suaranya, benar-benar kesal. “Dia terus saja melakukan kesalahan di setiap pelatihan. Seperti bagaimana bisa dia terus melakukan kesalahan? Astaga, aku benar-benar tidak tahan lagi!”
“Tahan kemarahanmu, sayang. Hanya tersisa satu minggu lalu setelah itu kau terlepas dari Momo.” Ujar Jennie sambil menyuapi pacarnya lagi.
“Ck, kau mengatakan itu karena tidak menghadapi Momo secara langsung.” Cibir Lisa sambil menghela nafas. “Bagaimana dengan kalian? Persiapan kalian semua sudah aman?”
Kedua sahabatnya, Jisoo dan Chaeyoung sudah tidak pernah lagi memprotes tentang manjanya Lisa sejak insiden Lisa yang kesal pada Jisoo karena di ledek saat itu.
“Ya. Kami berdua menghafal tarian dengan baik. Hanya perlu memperbaiki beberapa ketukan agar gerakannya sesuai dengan musik.” Jawab Chaeyoung dan Jisoo hanya mengangguk untuk menanggapi.
“Bagaimana denganmu, sayang?” Tanya Lisa pada Jennie.
“Ya. Aku perlu berlatih rap beberapa hari ini tapi pelatihku bilang, aku sudah melakukannya dengan lebih baik. Jadi kupikir, aku sudah siap menghadapi pentas minggu depan.”
Lisa menganggukkan kepalanya mendengar penjelasan itu. Seandainya saja dia bisa menari sendirian, dia pasti juga sama seperti teman-temannya yang sudah begitu siap untuk menghadapi pentas.

KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - STORY ABOUT US [GIP || HIATUS]
Fiksi Penggemar[21+] Hei, apakah kalian ingin membaca sepenggal cerita kisah cinta klasik tentang aku dengannya? Tidak berbeda dengan kisah cinta klasik lainnya. Tapi disitulah letak indahnya cinta.