BAB 23

2.1K 297 27
                                    

Pada hari ketiga Lisa menghilang, pagi harinya Jennie mendapatkan pesan dari Lisa yang membuat Jennie bangun dengan cepat. Dia mendesis karena kepalanya yang pusing dan dia teringat bahwa semalam, dia mabuk berat setelah pulang dari bar bersama Joy dan kawan-kawannya.

Setelah membaca pesan dari Lisa, hati Jennie masih terasa kosong. Dia bersandar di kepala tempat tidur sambil membaca pesan dari Lisa itu.

Lisa : Aku baik-baik saja. Ibu bilang, kau mencariku?

Pesan itu tidak terkesan dingin. Tapi menurut Jennie, pesan itu pun tidak terkesan kasar hingga akhirnya Jennie memutuskan untuk menelepon Lisa.

Dia terkejut dengan cepatnya Lisa menjawab.

“Halo, Lisa? Sayang? Kau ada dimana? Aku mencarimu selama berhari-hari. Apa kau baik-baik saja?” Jennie segera membombardir Lisa dengan pertanyaan.

Hei,” Lisa menyapa dan Jennie membeku saat itu juga.

”Sayang, kau baik-baik saja?” Tanya Jennie dengan suara yang begitu khawatir.

Ya. Aku baik-baik saja.” Lisa tertawa pelan di seberang sana dan mata Jennie terpejam. Sudah begitu lama rasanya Jennie tidak pernah mendengarkan suara itu.

Tapi kemudian Lisa batuk. Suaranya terdengar berat dan kelegaan Jennie setelah mendengar tawa Lisa lenyap, tergantikan dengan kekhawatiran.

“Apa kau sakit, Lisa?” Tanya Jennie sambil menegakkan tubuhnya.

Tidak bisa tenang rasanya dia saat ini hingga Jennie menggigit bibirnya dengan resah. Setelah beberapa saat, Lisa terdengar menghela nafas yang bahkan terdengar begitu berat. Jennie mencoba untuk tidak begitu khawatir sekarang.

Disini dingin sekali.” Kata Lisa terkekeh lagi. Tawanya yang kendati serak, dapat meluluhkan hati Jennie saat itu juga.

“Dingin? Kau berada dimana pada cuaca dingin padahal saat ini cuaca sangat panas, Lis?” Canda Jennie dan sekali lagi, Lisa tertawa. Tawanya lemah tapi tetap saja, Lisa menanggapi candaannya dan itu sangat berarti bagi Jennie.

Benar.” Gumam Lisa pelan. “Cuacanya sangat panas tapi aku kedinginan.

Bingung mendengar nada sedih itu, Jennie merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan Lisa. Dimana Lisa sebenarnya? Mengapa suara Lisa terdengar sangat lemah?

“Lisa, serius, kau ada dimana? Bisakah kau memberitahuku? Aku...”

Aku merindukanmu.” Kata Lisa dan saat itu juga, semua pikiran Jennie membeku.

Kata-kata yang sering Jennie ucap setiap malam terucap begitu saja di mulut Lisa dan Jennie merasakan sengatan di matanya yang membuat Jennie ingin menangis saat itu juga. Ya Tuhan, dia benar-benar ingin Lisa ada di sampingnya hingga dia bisa memeluk Lisa.

“Aku juga sangat merindukanmu, Lis.” Jennie berbisik, suaranya nyaris tidak terdengar.

Jangan menangis. Aku akan kembali sebentar lagi. Hanya saja, tidak sekarang.” Kata Lisa.

“Lis...” Panggil Jennie dengan lembut. “Tolong pulang lebih cepat. Aku sangat ingin memelukmu dan ada berita yang sangat menggembirakan saat ini. Aku harap, aku bisa mengatakannya secara langsung padamu.”

“Mmmm, benar. Aku tidak sabar menunggu kabar itu.” Kata Lisa, nada bicaranya terdengar kosong dan Jennie tidak mengerti mengapa Lisa tampak tidak tertarik dengan pembahasan ini.

Sayang? Apa kau sudah tahu berita apa itu?

Aku baru saja memeriksa email.” Kata Lisa dan Jennie kembali bersandar. Tentu saja, antara kampus ataupun agensinya akan berusaha menghubungi Lisa.

JENLISA - STORY ABOUT US [GIP || HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang