BAB 27

2K 292 16
                                    

“Lisa,” Jennie berbisik, melirik kedua orang tua Lisa yang sedang berada di dapur, menyiapkan makan malam untuk mereka.

Sementara keduanya sedang menonton film di laptop yang di letakkan di tengah meja sementara keduanya berbagi selimut.

Tidak ada pembicaraan mereka kembali berpacaran. Baik Jennie dan Lisa tidak ada yang mengangkat pembicaraan itu. Tapi sikap mereka menunjukkan sebaliknya.

Jennie sejujurnya masih merasa aneh karena dia tidak terbiasa bersentuhan dengan seseorang yang bukan pacarnya. Sejak dulu, dia tidak terbiasa bersentuhan sembarangan dengan orang. Tapi sejak mereka putus dan Lisa terus berusaha menyentuhnya, Jennie tidak kuasa menghentikan semua ini.

Meskipun Jennie masih was-was dengan sentuhan yang Lisa berikan. Karena terkadang, Lisa menyentuhnya terlalu sembarangan. Seperti sekarang ini.

Mereka berbaring di sofa. Jennie berada di depan dan Lisa memeluknya dari belakang. Tubuh keduanya terhalang oleh selimut dan tentu saja, tidak ada yang tahu jika di balik selimut, Lisa sedang meremas payudaranya selama mereka menonton film.

Semula, Lisa hanya mengusap perut Jennie dan Jennie membiarkannya. Alasannya, demi kenyamanan Lisa. Sejak sakit, Jennie benar-benar ingin memanjakan Lisa. Apapun yang Lisa inginkan, demi membuat Lisa tenang, Jennie akan memberikannya.

Termasuk, Jennie membiarkan Lisa terus mengusap dan menggaruk lembut perutnya meskipun hal itu membuat Jennie putus asa karena pada akhirnya, dia merasa terangsang. Sekarang, celana dalamnya lembab dan dia tidak mungkin mengatakan hal itu pada Lisa.

Dan di perparah lagi sejak Lisa memainkan puting Jennie sementara matanya hanya tertuju pada layar laptop seolah wanita itu tidak menyadari dengan apa yang di lakukannya. Saat Lisa menarik putingnya, Jennie tersentak.

“Lisa,” Panggil Jennie lebih pelan lagi. Dia malu mengeluarkan suara yang kini serak karena terangsang. Apalagi, ada orang tua Lisa di dapur. Dia khawatir mereka akan mendengarkan.

“Hmmm?”

“Hentikan itu.”

“Tidak mau.” Lisa membalas. “Ini nyaman sekali.”

Wajah Lisa kini berada di leher Jennie, memberi ciuman kecil di lehernya dan Jennie semakin tidak bisa menahan suaranya. Dia mencengkram tangan Lisa yang tidak mau berhenti bergerak dan entah bagaimana, dia malah membawa tangan Lisa itu ke antara kedua pahanya.

Lisa sepertinya mengerti dan memasukkan tangan ke balik celana Jennie. Bertemu dengan celana dalamnya, Lisa menggosok celana dalam yang lembab itu dan Jennie menggeram.

Sudah lama tidak ada yang menyentuhnya di sana. Tidak pernah ada lagi yang dia izinkan untuk menyentuhnya dengan intim selain Lisa.

Sekarang karena Lisa menyentuhnya seperti ini lagi membangkitkan semua kenangan yang pernah dia lakukan dengan Lisa dan saat itu, Jennie menginginkannya lagi.

Jennie tidak tahu apakah seks akan bagus untuk kesehatan Lisa karena meskipun pada akhirnya mereka berdua merasakan sensasi kenikmatan itu, Lisa tetap akan merasa lelah, bukan?

Tapi sungguh, kenikmatannya tidak bisa di hentikan. Meskipun Jennie memikirkan kesehatan Lisa, dia tidak bisa menghentikan rasa nikmat itu dan malah mendorong pantatnya ke belakang, bertemu dengan penis Lisa yang rupanya sudah keras.

“Apakah kita perlu pergi ke kamar?” Tanya Lisa berbisik rendah. Suara penuh nafsunya sama persis dengan Jennie.

“Tapi makan malamnya—”

“Makan malam sudah siap! Lisa! Jennie! Ayo ke ruang makan!” Teriak Luna dari dapur, menghentikan Lisa dan Jennie saat itu juga.

Lisa mengerang keras sebelum mundur dari Jennie yang akhirnya berbalik menghadap Lisa. Bisa dilihat, bagaimana pancaran mata Lisa yang menginginkan banyak hal. Mencondongkan tubuh, Jennie mencium bibir Lisa sekilas sebelum akhirnya duduk.

JENLISA - STORY ABOUT US [GIP || HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang