BAB 10

3.6K 406 35
                                    

"Apa impian hidupmu?" Tanya Jennie.

Sesuai janji, ibunya pergi setelah selesai makan kue keju yang Lisa buat. Tapi, mereka belum bisa meredakan ketegangan seksual di antara mereka dan Jennie memutuskan untuk berbicara.

Hari ini, Lisa menolak untuk minum alkohol ataupun soda. Yang membuat Jennie agak bingung tapi baiklah, dia tidak akan memaksakan kehendak.

"Impian hidup?" Lisa bergumam, pandangannya menerawang seolah dia berpikir keras untuk jawaban itu. "Hidup lebih lama?" Dia berkata dan kening Jennie mengernyit.

"Lisa, aku serius." Jennie memutar mata dan wanita di sampingnya itu malah menyeringai bodoh.

"Kalau begitu, apa impianmu?" Lisa balas bertanya.

Jennie tidak kesulitan menjawab karena dia sudah memfokuskan dirinya pada sesuatu jauh sebelum dia menginjakkan kaki di universitas.

"Menjadi penyanyi besar. Itulah kenapa aku berlatih vocal. Baru sejak kuliah, aku melatih diriku untuk melakukan rap. Penyanyi kelas dunia kalau aku boleh berharap?" Jennie berkata sambil terkikik.

"Impian yang besar." Gumam Lisa sambil meletakkan tangannya di atas paha Jennie. "Aku yakin, kau akan menjadi bintang besar."

"Terima kasih. Apakah impianmu menjadi penari yang di kenal dunia?" Tanya Jennie.

Secara pribadi, Jennie hampir tidak pernah melihat Lisa menari secara langsung. Tapi, melihat betapa seringnya Lisa keluar dari studio tari, dia pikir itulah yang Lisa impikan.

"Tidak. Aku suka menari tapi aku tidak menjadikan itu sebagai impianku. Sebaliknya, aku lebih suka berada di belakang layar. Seperti menulis lagu, membuat nada, semacam itu. Aku juga mempelajari beberapa alat musik dan sejarahnya." Jelas Lisa.

Sedikitnya, itu mengejutkan bagi Jennie. Tapi membayangkan Lisa menjadi penulis lagu muncul di benaknya dan dia tersenyum.

"Ayo buat kesepakatan!" Kata Jennie dengan penuh semangat.

"Hmm?"

"Ayo kita sukses bersama."

"Bagaimana?"

"Kau akan menjadi penulis lagu yang namanya di kenal di mana-mana dan aku, dengan semua lagu dengan sentuhan tanganmu akan memiliki lagu yang luar biasa. Kami berdua akan menjadi pasangan yang gila! Penyanyi dan penulis lagu!"

Lisa tertawa menanggapi betapa semangatnya Jennie yang membuat Jennie cemberut karena sepertinya, Lisa tidak menanggapi hal ini dengan serius.

Kesal dengan tanggapan itu, Jennie memukul dada Lisa dan berdiri dari sofa, tempat mereka berada.

Menyadari kesalahannya, tawa Lisa mereda dan dia mengikuti Jennie yang pergi ke dapur untuk mengambil minumannya sendiri.

"Kau marah?" Tanya Lisa hati-hati.

"Aku serius, Lisa... aku ingin kita sukses bersama." Ucap Jennie, tidak menoleh sama sekali pada Lisa.

Tubuh Jennie kemudian tersentak ketika Lisa tiba-tiba saja memeluknya dari belakang. Dagu Lisa menempel di pundaknya dan ketika menoleh, hidung Jennie menyentuh kulit lembut pipi Lisa.

"Mmmm, kalau begitu ayo kita buat harapan." Ajak Lisa kemudian.

"Harapan?"

"Ya. Bagaimana jika kita pergi ke danau? Apakah kau punya dua botol yang tidak terpakai?"

Bingung dengan keinginan yang tiba-tiba itu, Jennie menghela nafas dan hendak protes. Tapi, Lisa memeluknya lebih erat lagi. Ketika dia mulai mendapati ciuman kecil di rahangnya, dia tidak berdaya.

JENLISA - STORY ABOUT US [GIP || HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang