Bab 19: Innalillahi!

182 18 17
                                    

Pagi itu, mahasiswa/i di kampus sudah berlalu-lalang, karena sebentar lagi sudah jam masuk. Jessica tampak cemas, menggigiti jari-jari tangannya, karena laptop miliknya terkena virus dan belum ada biaya untuk memperbaikinya. Virus itu membuat data-data Jessica di dalamnya hilang total, dan setelahnya tak bisa menyala sama sekali.

Bahkan sebelum terkena virus, video singkat yang terekam lewat kamera kecil di jam tangan Ice, belum sempat dibuka oleh Jessica. Durasinya hanya beberapa menit sebelum laptop miliknya diserang virus, entah dari siapa.

“Ah, kenapa sih laptop gua harus kena virus! Mana lagi bokek! Lagian siapa sih yang kurang kerjaan ngirim virus ke laptop gua!” gerutu Jessica penuh amarah. Ia mendengus sebal, menoleh kanan-kiri tanpa tahu tujuan.

Hati Jessica semakin memanas melihat Ice dan Blaze yang berjalan sambil bergandengan tangan. Meskipun mereka suami-istri, tetap saja Jessica merasa cemburu. Salah siapa naksir suami orang! Makanya nggak usah nyari penyakit!

“Pak, laptop saya rusak nih! Tolong perbaiki dong, Bapak 'kan biasanya perhatian banget sama saya. Tolong dong Pak!” Siapa sangka, dengan tak tahu malunya, kata-kata itu keluar dari mulut Jessica yang sok manis padahal amis. “Nggak usah sok kenal sok dekat ama laki aye! Oh iye, sebelum kecentilan sama laki orang, mending elu cek dulu deh akun kampus!” ulti Blaze berapi-api. Siapa sih yang nggak ngamuk kalo lakinya digoda bibit pelakor?

“Hah, ada apa sih?” tanya Jessica, masih dengan nada meremehkan Blaze. “Makanya cek aja sendiri. Masih untung gua nggak nyerang hape elu sekalian, ups.” Blaze tak kalah ketus membalas omongan Jessica yang semena-mena terhadapnya.

Cih! Dia pikir sepinter apa dia, sampe bisa ngobrak-abrik seluruh isi laptop gua? Gua lebih percaya Doraemon orang Garut ketimbang omongan dia barusan! Palingan cuma nggertak doang.” cibir Jessica dalam hati.

Tapi kalo dipikir-pikir, gua juga penasaran sih apa yang dia maksud di akun kampus. Apakah ada kaitannya dengan masalah gua ini?” Jessica nyalain hapenya, terus cari-cari akun kampus dan menemukan sebuah postingan terbaru.

Hai gaes, tentunya kalian semua sudah kenal saya, Blaze Nur Lela, salah satu mahasiswi di kampus ini. Saya juga istri dari salah satu dosen disini, yang bernama Ice Frost.” jelas Blaze dalam video itu.

Saya hanya ingin membagikan apa yang mengganggu rumah tangga kami akhir-akhir ini, maaf bagi yang merasa terganggu, karena pengganggu hubungan kami juga salah satu dari mahasiswi di kampus yang konon katanya sudah lama menyukai suami saya. Namanya Jessica Dellysia. Dia menaruh sebuah kamera kecil di jam tangan pemberiannya untuk suami saya. Apakah dia berniat memata-matai kami? Hal ini tentu sangat mengganggu privasi yang kami miliki.”

Saya tak peduli apakah kamu naksir, suka, sayang, cinta, benci, risih, atau lainnya kepada suami saya. Saya sama sekali tidak melarang hal itu. Tapi, tolong, hargai kami. Kami tidak akan mengganggu orang lain kecuali orang tersebut sudah lebih dulu mengganggu hidup kami. Sekarang, saya minta kalian untuk menyebarluaskan video ini terhadap dunia, agar berhati-hati dengannya. Saya tak ingin dia mencoba untuk merusak hubungan orang lain lagi, cukup hal ini dialami saya dan suami, semoga tak ada korban selanjutnya.

Saya sudah meminta asisten kakak ipar saya untuk menghapus rekaman itu di laptopnya, agar privasi kami tetap terjaga. Kami tak ingin rekaman itu ia sebarluaskan sembarangan. Dan sekarang sudah diproses olehnya untuk mengobrak-abrik sistem laptopnya. Oke, mungkin sampai sini saja informasi yang saya sampaikan, saya pamit undur diri. Dan bagi kalian yang belum percaya, saya kasih bukti nih, ada kamera kecil dan jam tangan.” ujar Blaze menunjukkan barang bukti, sebelum video berakhir.

Hah?! Apa-apaan ini! Aduh, mana postingannya rame lagi. Banyak yang like, komentar, bahkan ada yang beneran share. Hancurlah harga diri gua kalo kayak gini ceritanya!” batin Jessica ketar-ketir, tangannya udah lemes banget. Mukanya pias karena Blaze semakin tajam menatapnya dari atas kepala sampai bawah kaki.

***

Tuh, 'kan. Semua orang di kampus jadi ngejauhin gua! Andai aja gua tau dia punya orang dalem, pasti gua nggak akan bertindak seceroboh itu!” Jessica murung karena seharian nggak ada lagi orang yang mau deket-deket sama dia, bahkan setiap dia lewat, pasti ada yang bisik-bisik kayak tetangga ngegosip.

Dia berjalan menyendiri di depan kampus, mencari apa yang sekiranya bisa memberikan hiburan sesaat untuknya. Ia melihat tukang cilok sedang berjualan, ciloknya kelihatan enak banget, jadinya Jessica ngiler.

Wah, beli cilok dulu kali ya? Enak banget kelihatannya! Terus di sampingnya ada yang jualan es teh lagi, beuhh nikmat mana yang kau dustakan!” Jessica tersenyum senang dan berlari ke arah gerobak cilok itu.

“Mas, cilok 5000 ya! Ini duitnya!” ujar Jessica sambil memberikan selembar uang 5000-an pada mamang cilok. “Iya makasih, ditunggu ya Mbak.” Mamang cilok pun segera membuatkan pesanan Jessica dan memberikannya.

Jessica langsung nyari tempat duduk, dan nyantai disitu kayak gak ada beban hidup. “Sore-sore gini, emang enaknya makan cilok.” Wajah Jessica berseri-seri ketika mulai makan cilok. Tiba-tiba...

Mata Jessica memandang ke atas, seolah bingung apa yang harus dilakukan. Ia tersedak cilok dan tak tahu apa yang harus dilakukan, tapi rasanya sangat tak nyaman karena tak bisa bernafas ataupun berbicara.

Setelah beberapa menit, Jessica masih belum bisa mengeluarkan cilok itu dari mulutnya. Dan berujung meninggal dunia. Iapun ditolong oleh warga setempat, meskipun sudah terlambat.

Bersambung.....

.
.
.
.
.

Nih yang minta Jessica dikasih azab, sangat membagongkan bukan :v ujungnya metongBaru sempet up, abis istirahat awoakowkw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nih yang minta Jessica dikasih azab, sangat membagongkan bukan :v ujungnya metong
Baru sempet up, abis istirahat awoakowkw

Gara-Gara Diseruduk: BLICE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang