GESTARAYA01

10 3 11
                                    

Bel istirahat adalah bel yang ditunggu-tunggu oleh semua murid, beberapa murid telah keluar dari kelasnya, terlihat dua orang murid perempuan sedang duduk di bangku samping lapangan bola, mereka sedang makan dan mengobrol bersama.

Lapangan bola kini telah dipakai beberapa murid laki-laki yang tengah bermain bola di jam istirahat.

“Nay, itu siapa?” tanya seorang perempuan, sembari menunjuk ke salah satu murid laki-laki yang sedang bermain bola.

“Ouh, itu Gestara anak kelas X ipa, Ra,” jawab perempuan yang berada di samping nya.

“Ouh.”

Muka dan namanya kok kayak gak asing, ya?  Batin Raya.

Nayla menatap temannya yang sedang melamun melihat, Gestara. “Lo, kenapa, Ra?” tanya Nayla sembari menyentuh bahu, Raya.

“Eh, gak apa-apa, kok, Nay,” jawab Raya.

“Lo, suka ya, sama Gestara?”

“Apa sih, gak lah.”

“Masa, sih.”

“Dih, gak percaya amat lu.”

“Buka gitu, habisnya lo, dari tadi ngeliat, Gestara mulu.”

“Ngeliatin mulu, belum tentu suka.”

“Nay,” panggil Raya.

“Hm.”

“Kek nya, Gestara murid pindahan ya? Soalnya gue jarang liat dia.”

“Iya, dia baru pindahan kemarin, oh iya, katanya dia mau pindah ke kelas kita,” ucap Nayla.

“Loh, emang kenapa?” tanya Raya.

“Katanya si, dia gak mau di Ipa, dia mau nya di IPS, jadinya pindah ke kelas kita, deh.” Jawab Nayla, Nayla itu, murid yang selalu mengetahui info-info di sekolah, Bahkan di kelas X IPS, Nayla di juluki sebagai berita berjalan.

“Ouh,” ucap Raya.

Di sisi lain, murid laki-laki yang sedang bermain bola, melihat Raya dan Nayla yang sedang mengobrol bersama.

“Bro, lu ngapa ngeliatin, mereka, Ges?” tanya teman murid laki-laki itu.

“Itu siapa, Bas?” Gestara kembali bertanya.

“Oh itu, yang di sebelah kiri itu, Raya, kalo yang di sebelah kanan itu, Nayla.”

“Oh.”

Raya? Nama yang tidak asing, siapa dia? Gestara membatin.

“Bro, jangan melamun, ayo main lagi, mumpung istirahat belum habis.” Ajak bastian.

“Ayok.”

Kek nya, Gestara suka sama Raya, tapi gak mungkin dia kan, ada trauma sama cewek batin Bastian, yang langsung menghampiri, Gestara dan teman-temannya untuk kembali bermain.

Saat, Gestara menendang bola ke arah, Sebastian, bola itu melambung tinggi dan melewati pagar. Raya yang sedang makan terkena bola yang cukup keras di bagian kepalanya. Gestara dan Sebastian yang melihat bola itu terkena, Raya, mereka langsung menuju ke tempat Raya dan Nayla duduk.

“Aduh,” ucap Raya sambil memegang kepalanya yang terasa sakit.

“Ra, lo gak apa-apa?” tanya Nayla dengan suara yang agak kencang sampai beberapa murid melihat ke arah mereka berdua.

“Pelan-pelan aja napa, pada ngeliatin noh.” ucap Raya, sembari menahan rasa malunya.

“Maap.”

Gestara dan bastian pun datang dan melihat ada darah yang keluar dari dahi, Raya.

Painful love (end) (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang