Setelah makan, Raya pun mengantarkan anak laki-laki itu ke tempat tinggalnya, setelahnya Raya pun kembali ke rumah Nayla, namun di tengah perjalanan, tiba-tiba saja mobil yang dikendarai Raya mati. "Hah? Ini kenapa mati," ucap Raya.
"Sial, ternyata bensin nya abis, duh gue harus gimana?"
Raya kebingungan, ia tidak tahu harus bagaimana, ia langsung mengeluarkan ponsel nya. "Nay, gue kehabisan bensin, lu bisa nyusul gue gak? Sekalian bawa bensin di botol atau di apa kek," ucap Raya.
"Duh, maaf, Ra gue gak bisa, gue lagi jalan bareng Bastian, hm, gue minta tolong Altair aja, ya."
"Yaudah, deh gak apa-apa," ucap Raya.
"Sherlock, Ra."
"Oke," ucap Raya. Nayla langsung menutup telepon nya, Raya hanya bisa pasrah menunggu Altair datang, terlebih lagi dijalan yang agak sepi ini.
Saat Raya sedang tidak fokus, tiba-tiba saja, ada orang yang memaksa membuka pintu mobil, Raya yang panik langsung mengunci semua pintu mobil.
"Woy, buka gak," ucap pria yang mengetuk kaca mobil.
"Gue harus gimana," ucap Raya, ia menutup rapat kedua telinga nya.
Tiba-tiba saja, datang beberapa motor, yang menambah ketakutan Raya.
"Itu mobil gue," tunjuk Altair.
"Terus itu siapa? Orang yang ngetuk kaca mobil Lo?" tanya salah satu teman Altair.
"Kayaknya, orang itu mau gangguin Raya, soalnya Raya aja gak keluar dari mobil," jawab Altair.
Teman-teman Altair mendekat ke orang yang mengetuk pintu kaca mobil.
"Siapa kalian?" tanya orang yang mengetuk kaca mobil itu.
"Lah, Lo siapa?" tanya balik teman Altair.
Tiba-tiba saja orang yang mengetuk pintu itu, berlari secara ketakutan. "Orang aneh," ucap Altair.
Altair pun mencoba membuka pintu mobil, namun dikunci oleh Raya. Akhirnya pun Altair mengetuk pintu mobil. "Ra," panggil Altair.
Tidak ada jawaban dari Raya, karena Raya menutup kedua telinganya.
Raya pun mencoba untuk tidak menutup telinganya, hingga ia mendengar namanya dipanggil. "Ra, ini gue Altair, buka," ucap kembali Altair.
Raya pun membuka kunci mobil dan Raya pun keluar dari mobil, namun karena Raya sangat lemas, ia hampir terjatuh untungnya Altair langsung menahannya. "Ra, Lo gak apa-apa?" tanya Altair.
"Gue takut," ucap Raya. Altair yang merasakan betapa ketakutan nya Raya langsung memeluk Raya, pelukan itu mampu membuat Raya merasa tenang. "Sa, isi bensin, nya," titah Altair.
"Iya," ucap Sadewa yang merupakan teman Altair.
"Dia kenapa, Al?" tanya teman Altair sembari menunjuk Raya.
"Kayaknya dia ketakutan, badannya gemetar," jawab Altair.
Setelah Raya merasa cukup tenang, Altair melepas pelukannya. "Udah tenang?" tanya Altair.
"Udah, kak," jawab Raya.
"Orang yang tadi siapa?" tanya Sadewa–teman dekat Altair.
"Gak tau, gue gak kenal, kak, dia buka pintu mobil secara paksa," jawab Raya.
"Pasti itu orang jahat," ucap teman Altair yang lain.
"Lo gak apa-apa, kan?" tanya Sadewa.
"Gak apa-apa, cuman takut dikit doang," jawab Raya.
"Lagian siapa suruh Lo berhenti nya disini," ucap salah satu teman Altair.
"Lah, kan mobilnya emang berhenti disini," ucap Raya.
"Udah, daripada Lo berdua ribut, mending pulang udah malem," ucap Sadewa.
"Ra, Lo pulang sama gue aja," ucap Altair.
"Iya, kak," ucap Raya.
"Nih, bawa motor gue," ucap Altair sembari memberikan kunci motor milik nya.
Raya pun masuk kembali ke dalam mobil, kini ada Altair yang mengemudikan mobil. Selama perjalanan hanya keheningan yang meliputi mereka berdua, hingga Raya pun tertidur saking hening nya.
Awalnya Altair sudah sampai di apartemen Raya, namun melihat Raya sudah tertidur pulas, ia memilih untuk pergi ke rumah nya, agar Raya bisa tidur dengan Nayla.
Setelah sampai, Altair pun langsung menggendong Raya, Altair pun mengetuk pintu rumah. "Nay," panggil Altair.
"Iya, bang bentar," jawab Nayla. Nayla pun membuka pintu. Saat membuka pintu Nayla sangat terkejut, karena Altair menggendong Raya.
"Dia kenapa, Bang?" tanya Nayla.
"Dia ketiduran, Abang tidurin di kamar kamu aja ya?"
"Iya," ucap Nayla.
"Dasar Raya, kalo udah tidur, pasti susah buat di bangunin," sambung Nayla.
Altair pun menidurkan Raya di kamar Nayla, tidak lupa Altair memakaikan selimut ke badan Raya, agar tubuh Raya tetao hangat.
Bagi Raya, Altair merupakan sosok Abang, bahkan Altair sudah menganggap Raya sebagai adiknya.
"Nay, nih tolong gantungin," ucap Altair sembari memberikan jaketnya ke Nayla.
"Iya," ucap Nayla.
Saat Nayla memegangi, jaket Altair, ia mencium aroma parfum Raya yang cukup melekat di jaket Altair. "Kok
jaket nya bau parfum, Raya, Bang?" tanya Nayla."Tadi, ada orang yang mau jahatin Raya, untungnya Abang sama teman-teman Abang udah datang duluan, jadi Raya gak di apa-apain," ujar Altair.
"Syukur deh, kalo Raya gak apa-apa," ucap Nayla.
"Raya si cuman takut sama gemeteran doang," ucap Altair.
"Oh, abis itu pasti Abang langsung meluk Raya, kan?" tanya Nayla.
"Iya," jawab Altair.
*******
Saat tengah malam, Nayla terganggu akan suara yang Raya keluarkan. "Kenapa, Ges, gue dapetin lu harus butuh perjuangan, tapi kenapa Mita langsung bisa mendapatkan hati lu itu?" ucap Raya dengan mata yang tertutup."Kasian, Raya, apa tiap malam dia selalu kayak gini?" tanya Nayla.
Kata-kata yang dikeluarkan dari mulut Raya selalu sama, tidak ada yang berubah dari kata itu, membuat Nayla susah untuk tidur.
Suara alarm berbunyi, membuat orang yang tertidur lantas terbangun karena terganggu oleh suara yang di hasilkan oleh alarm. "Hoam, lah gue tidur di rumah Nayla?" Raya bertanya-tanya.
"Nay," panggil Raya, namun tidak ada jawaban dari Nayla, mungkin Nayla masih tertidur pulas.
Raya pun keluar dari kamar Raya, ia merasa lapar, ia melihat ke meja makan, tidak ada makanan sama sekali, lantas, Raya pun membuka kulkas, ia hanya melihat beberapa sayuran dan roti.
"Apa gue masak aja, ya?"
Pada akhirnya Raya memasak makanan, bau makanan itu membuat Altair dan Nayla terbangun, karena saking wanginya. "Raya? Lo yang masak?" tanya Altair yang bangun dan langsung pergi ke dapur.
"Iya, kak, lagian gue gabut," jawab Raya.
"Anjay, ada yang masak nih, aduh jadi enak," ucap Nayla yang tiba-tiba muncul di belakang Altair.
"Kalian duduk aja, bentar lagi udah mau jadi, kok," ucap Raya.
"Siap," ucap Nayla yang langsung duduk di meja makan.
"Ye, dasar bukannya di bantuin," ucap Altair.
"Lah, Raya nyuruh nya duduk," ucap Nayla.
Perdebatan antara adik dan kakak dimulai pada pagi hari ini, tidak ada yang mau mengalah dari pihak adik maupun dari pihak sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful love (end) (revisi)
RandomRaya Anastasya- siswi SMA yang mengejar seorang laki-laki yang mempunyai sebuah trauma terhadap perempuan, akibat masa lalu nya. Gestara Sanjaya- siswa SMA yang terkenal dengan dingin, dan cuek terhadap wanita. Perjalanan Raya untuk mengejar Gestara...