GESTARAYA19

4 0 0
                                    

"Kok gitu?" tanya Raya yang kaget.

"Bunga ini aku kasih ke kamu, sebagai tanda kalau hubungan kita, balik lagi," jawab Gestara.

"Mana, bisa gitu."

"Bisa, lah, udah naik lagi, nanti malu diliatin orang-orang," ucap Gestara.

"Iya," ucap Raya. Mereka berdua pun kembali melanjutkan perjalanan, hingga akhirnya telah sampai di depan sebuah gedung yang tinggi.

"Makasih," ucap Raya.

"Iya, sama-sama, Cil," ucap Gestara.

"Dih, dasar tua," ucap Raya sembari pergi ke dalam.

Raya langsung masuk dan mengambil handphone, lalu menelpon Nayla.

"Nay, gue udah balikan lagi, sama Gestara," ucap Raya, ia menelpon Nayla.

"Demi apa? Kapan lu diajak balikan nya?"

"Tadi, pas dia nganter gue, dia beli bunga, terus kasih ke gue, abis itu dia bilang, 'bunga ini sebagai tanda kasih sayang, bunga ini juga sebagai tanda kalo hubungan kita balik lagi', kata Gestara gitu cok. Dia tiba-tiba banget," ujar Raya menceritakan semua yang terjadi tadi.

"Anjir, the real cowok yang susah buat ditebak, tapi Gestara romantis anjir, gak kayak Bastian, tukeran yuk, Ra."

"Ogah, kasian noh, Bastian nanti nangis loh," ucap Raya.

"Idih emang nya Bastian anak kecil?"

"Emang, Bastian tuh anak kecil, yang perlu kasih sayang sama emaknya," ujar Raya.

"Emaknya siapa?"

"Emaknya, kan, lu, hahaha," ucap Raya sembari tertawa terbahak-bahak.

"Najis, banget, punya anak durhaka kayak dia."

"Anjir, dikatain durhaka, parah banget si," ucap Raya.

"Biarin."

"Udah, dulu ya, gue mau tidur," ucap Raya.

Raya pun mematikan telepon nya, hari ini hati Raya mengalami beberapa perubahan, dari awalnya sedih, murung menjadi sangat ceria, hanya karena sebuah bunga. Sebuah bunga bewarna merah, yang membawa kebahagiaan dan keberuntungan bagi sebuah pasangan.

Raya langsung pergi mengambil sebuah wadah, untuk menaruh bunga mawar merah itu, tidak lupa Raya juga menambah sedikit air, agar bunga tersebut tetap terus segar dan tidak kekurangan air yang bisa menyebabkan bunga itu mati.

"Nah, bagus," ucap Raya sembari melihat-lihat bunga mawar itu.

"Terimakasih, telah membawa sebuah kebahagiaan, Bunga," sambung Raya.

Malam harinya, Raya sedang menonton telivisi di ruang tamu, tiba-tiba saja, handphone Raya bergetar yang berarti ada seseorang yang mengirimkan pesan kepadanya.

Gestara: Keluar, gue ada di depan, pake baju panjang sama celana panjang juga.

Raya: Hah? Bentar gue siap-siap dulu.

Gestara: Iya, jangan lama-lama, gak usah makeup lu udah cantik, last chat di gua.

Raya pun segera mengambil baju di lemari, lalu langsung memakai lipstik agar tidak pucat, dan memakai sebuah sendal yang agak tinggi, tapi nyaman.

"Gestara," panggil Raya.

"Hm," jawab Gestara. Gestara pun langsung memberikan helm kepada Raya.

"Mau kemana?" tanya Raya.

"Kita cari makan sambil jalan-jalan, kamu pasti belum makan, kan?" tanya   Gestara.

"Hehehe, belum," jawab Raya.

"Naik."

"Iya."

Sebuah jalan raya, yang menjadi saksi betapa bahagianya sebuah pasangan yang sedang menaiki motor, jalanan jakarta yang begitu nikmat saat malam, dengan gedung-gedung pencakar langit nya, lampu-lampu jalannya yang saat beragam, beberapa jalan yang sulit untuk dipahami, bahkan bisa membuat tersesat.

"Ra, mau makan di restoran atau pinggir jalan?" tanya Gestara.

"Hm, pinggir jalan aja, Ges, biar lebih enak," jawab Raya.

"Oke, disini aja, ya," ucap Gestara, sembari memberhentikan sepeda motornya di sebuah tempat makan angkringan pinggir jalan.

"Iya, gue turun, ya," ucap Raya.

"Iya."

Gestara pun memarkirkan sepeda motornya, lalu masuk ke sebuah tenda yang besar itu.

"Mau apa?" tanya Gestara.

"Hm, ayam aja, tapi gak mau pake nasi," ucap Raya.

"Kenapa, gak mau pake nasi?" tanya Gestara lagi.

"Gak tau," jawab Raya.

"Yaudah," ucap Gestara sembari berdiri, lalu menuju ke tempat pemesanan, dan duduk kembali.

Sedari, tadi, Raya selalu memperhatikan wajah Gestara tanpa henti. "Kenapa?" tanya Gestara.

"Gak apa-apa, gue kayak gak nyangka aja, ternyata gue bisa jadi pacar lu," jawab Raya.

"Pasti, capek, ya, ngejar mulu?" tanya Gestara.

"Dibilang capek, ya memang capek, tapi ada hasilnya," jawab Raya.

"Terimakasih, udah berjuang mati-matian buat dapetin gue, terimakasih juga udah sembuhkan trauma gue," ujar Gestara.

"Sama-sama, Ges, kalo mau cerita, cerita ke gue aja, Ges," ucap Raya.

"Pasti."

Setelah itu, makanan pun telah datang, mereka pun makan bersama, sembari membicarakan satu sama lain.

Pasangan itu terlihat mesra, di sebrang jalan, terlihat ada Bastian dan Nayla yang sedang lari malam. "Itu, bukannya Raya sama Gestara?" tanya Nayla.

"Iya, mereka makin mesra," jawab Bastian.

"Syukur, deh, Gestara keliatan senang, apalagi Raya dia menjadi ceria semenjak sama Gestara," ujar Nayla.

"Iya, ayok kita lari lagi," ajak Bastian.

"Ayok."

Setelah Nayla dan Bastian kembali berlari, terlihat ada seorang misterius yang memakai sebuah sweater hitam, dan memakai masker. "Gue harus ngerusak hubungan mereka, harusnya Gestara sama gue," ucap sosok misterius itu, sembari melihat ke arah Raya dan Gestara.

"Ges, kok gue ngerasa ada yang liatin ya?" tanya Raya, yang melihat sosok misterius dan sosok misterius itu langsung pergi setelah Raya melihat ke arahnya.

Itu? Bukannya yang waktu itu? Dia sebenarnya siapa? Batin Raya.

"Kenapa, Ra, lu ketakutan gitu, ada apa?" tanya Gestara.

"Gak, apa-apa, Ges, perasaan gue cuman gak enak aja," jawab Raya.

"Mau pergi sekarang?" tanya Gestara.

"Boleh." Raya menjawab.

Setelah Gestara membayar makanan, Gestara langsung mengambil motor, lalu mereka berjalan-jalan menyusuri kota jakarta. Setelah sudah selesai berjalan-jalan, Gestara mengantarkan Raya.

Keesokan harinya, saat Raya berjalan di lorong menuju kelas, semua murid kagum kepada Raya, karena telah berjuang dan berhasil mendapatkan hati Gestara. "Ra, gue kagum sama Lo, ajarin gue buat dapetin hati cowok," ucap salah satu murid. "Makasih, nanti gue ajarin," ujar Raya.

Raya pun kembali berjalan ke kelas, saat Raya baru saja duduk, Nayla yang baru datang langsung pergi ke teman duduk Raya. "Hebat, Ra, semua anak murid sampai pada ngomongin lo," ucap Nayla.

Painful love (end) (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang