GESTARAYA07

6 0 0
                                    

"Kenapa lo nanya kayak gitu, Ra?" tanya Nayla yang penasaran.

"Gak apa-apa, kok," jawab Raya.

"Lo mau nyembuhin trauma Gestara?" Nayla bertanya lagi.

"I-iya, gue pengen nyoba, tapi emang gue bakal bisa?" Raya kembali bertanya kepada Nayla.

"Pasti bisa kok, gak ada yang gak mungkin, tapi mungkin Lo harus sabar." Nayla menjawab.

"Berat juga ya, hahaha, pasti gue bakal berhenti di tengah jalan," ucap Raya sembari tertawa kecil.

"Ra," panggil Nayla.

"Hm, kenapa?"

"Gue yakin, Lo bisa, Ra, gue selalu dukung Lo kok," ucap Nayla.

"Iya, Nay."

"Oh, iya, Nay, lu punya trauma apa emang?" sambung Raya yang penasaran.

"Trauma punya teman yang baik saat butuh doang."

"Pasti sakit, ya, Nay?" tanya Raya lagi.

"Sakit, banget, punya pertemanan yang suka ngomongin di belakang, kadang suka bully, kadang baik kalo lagi butuh duit gue, kalo gak mereka minta hotspot," jawab Nayla.

"Tapi, gue tetep berteman sama mereka, bodoh banget kan gue, gue takut kalo gak ada teman," sambungnya.

"Hebat, Nay, lu hebat bisa bertahan dari pertemanan itu," ucap Raya.

"Ya, gimana lagi? Selain gue pertahankan pertemanan itu."

"Oh, iya, Ra, dengar-dengar bakal ada pertandingan futsal, Bastian sama Gestara juga bakal ikut," ucap Nayla.

"Emang iya?" tanya Raya.

"Iya, tadi gue gak sengaja denger pas Bastian mau nganterin gue, dia ngobrol sama temannya," jawab Nayla.

"Tajam juga, pendengaran, lu, Nay." Raya tertawa kecil, ia tidak menyangka dengan Nayla.

"Iya, lah, Nayla Rachana, gitu loh."

Mereka tertawa bersama. "Lu mau nonton, Nay?" tanya Raya.

"Kayaknya, deh," jawab Nayla.

"Gue ikut, ya, Ra," ucap Raya.

"Iya, nanti gue kasih tau, tanggal berapa."

"Oke."

"Ra, gue pulang dulu, ya, udah ada abang gue didepan."

"Oke, dadah." Raya melambaikan tangannya.

Nayla pun pergi ke rumahnya, kini Raya sendirian lagi, ia memilih untuk membaca buku novel dibandingkan membaca buku pelajaran, baginya novel lebih mudah untuk dipahami, kalau buku pelajaran membuat ngantuk dan tidak mudah dipahami.

*******
Keesokan harinya, Raya sudah memasuki sekolah, ia masih duduk bersama Gestara.

"Udah sehat, Ra?" tanya Bastian yang sedang mengobrol bersama Gestara.

"Udah," jawab Raya.

"Bas, Nayla mana?" tanya Raya yang sedari tadi tidak melihat Nayla.

"Ke kantin kalo gak salah," jawab Bastian.

Raya pun pergi menyusul Nayla ke kantin, sesampainya di kantin, ia melihat Nayla sedang membeli air.

"Nayla," panggil Raya.

"Iya, udah mendingan emang, Ra?" tanya Nayla yang masih khawatir.

"Udah, kok," jawab Raya.

"Tumben, Nay, gak minta berangkat bareng," ucap Raya, ia merasa heran karena biasanya Nayla selalu datang ke apartemen, untuk berangkat bareng.

Painful love (end) (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang