GESTARAYA20

5 1 0
                                    

"Ra, temenin gue buat latihan, lagi ya," ucap Gestara.

"Iya, Ges, tapi, nanti temenin gue juga buat latihan tampil di acara wisuda," ucap Raya.

"Siap, tuan putri," ucap Gestara.

"Duduk, disini aja, kalo mau main hp, pake aja hp punya gue," ucap Gestara.

"Iya, kapten."

Gestara mengganti baju dengan baju futsal, begitu pula dengan sepatu dan kaus kakinya, setelah itu, Gestara pun langsung pergi ke lapangan.

"Semangat," ucap Raya.

Gestara membalas nya dengan senyuman, yang membuat Raya salting.

Setelah hampir 30 menit Raya menunggu, perut nya berbunyi menandakan bahwa dirinya kelaparan.

"Duh, gue lapar banget lagi," ucap Raya.

"Gue pergi ke kantin, aja deh, Gestara juga masih latihan," sambungnya, ia pun langsung pergi ke kantin sekolah.

Saat Gestara melihat ke arah tempat yang Raya duduki, Gestara tidak melihat ada Raya di tempat itu. "Raya, kemana?" tanya Gestara, ia melihat ke sekeliling, namun tidak ada Raya. "Apa dia pergi ke kantin?" Itulah yang berada di Pikiran Gestara.

"Makasih, bu," ucap Raya kepada ibu penjual.

"Sama-sama, neng."

Raya pun kembali ke lapangan, dan melihat Gestara sedang beristirahat. "Gestara," panggil Raya.

Mendengar suara itu, Gestara pun langsung menengok ke arah suara itu. "Abis darimana?" tanya Gestara.

"Aku laper, jadinya ke kantin, beli makanan," jawab Raya.

"Kenapa, gak bilang dulu?"

"Hehehe, maaf, lagian takut ganggu kamu latihan," ujar Raya.

"Lain kali kalo mau kemana-mana, bilang dulu, ya, cantik, biar aku nya gak khawatir, nyariin kamu" ucap Gestara.

"Cie, nyariin," ucap Raya.

"Soalnya, kamu tuh kurcaci, susah buat dicari, karena saking kecilnya," ujar Gestara.

"Dih, siap tiang listrik," ucap Raya.

Mereka berdua saling meledek, tidak ada yang mau mengalah. "Udah, ah, aku mau makan," ucap Raya.

"Ini, buat kamu, tadi sekalian beli," sambung Raya.

"Makasih, bocil," ucap Gestara sembari mengambil air itu.

Saat Raya sedang fokus makan, tiba-tiba saja Gestara menaruh kepalanya di bahu Raya. "Tiang? Tiang capek, ya?" tanya Raya.

"Gak, Cil, cuman butuh tempat bersandar," jawab Gestara.

"Kenapa gak ke tembok aja?"

"Tembok gak empuk sama nyaman, Cil, tapi kalo di bahu bocil, empuk sama nyaman," ujar Gestara.

"Bisa, aja kamu tiang listrik," ucap Raya.

"Bisa, lah."

"Tiang listrik, mau latihan lagi, ya, bocil jangan kemana-mana, oke?"

"Siap, tiang listrik, bocil akan disini dan tidak akan pergi kemana-mana," ucap Raya.

"Lucu," ujar Gestara sembari mengusap lembut kepala Raya sebelum akhirnya pergi kembali ke lapangan.

Setelah selesai berlatih, Gestara pun pulang, sebelum pulang Gestara melihat Raya berlatih terlebih dahulu, ia sangat kagum kepada Raya, karena bisa bermain alat musik dan bernyanyi secara sekaligus.

Painful love (end) (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang