Di suatu malam, angin berhembus kencang, hanya terdengar suara hewan yang terdengar kecil, di atas langit, terdapat bulan yang bersinar terang, disertai bintang-bintang yang berkilauan.
Di sebuah ruangan yang gelap hanya terdapat lampu tidur yang tidak terlalu terang, ruangan yang tidak terlalu besar, maupun tidak terlalu kecil, terdapat sebuah kasur yang empuk dan nyaman, di atas sebuah kasur itu, terlihat ada seorang gadis perempuan, tertidur pulas dengan baju tidur bermotif kotak-kotak itu.
"GAK!" itulah kata-kata yang keluar dari mulut gadis yang sedang tertidur, seperti nya, ia sedang mengigau.
Sebuah cahaya yang terang terbit dari sebelah timur, membuat sang gadis terbangun akibat cahayanya yang menyilaukan mata.
"Silau, banget, sih," ujar Raya.
"Kok, gue mimpikan yang waktu dulu gue mimpikan juga?" Raya bertanya-tanya, apakah yang akan terjadi? Apakah mimpi itu sebuah pertanda? Bukankah mimpi hanya khayalan? Tapi, mengapa Raya memimpikan hal yang sama seperti waktu itu?
Jam menunjukkan pukul 5 pagi, ia memilih untuk ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, namun tiba-tiba saja temannya menelpon.
"Ra, lari pagi, yuk,"
"Hah? Emang lu gak sekolah?"
"Sekolah? Lo lupa hari ini hari Minggu."
"Emang iya?!" Raya langsung segera melihat di kalender yang ada di kamar nya.
"Gimana? Benar kan hari ini hari Minggu?"
"Iya deng, hari ini hari Minggu, hehehe, gue lupa."
"Masih kecil, udah lupa, gue otw nih ke apart Lo."
"Stop bilang kalo gue masih kecil," ucap Raya.
"Iya, iya, bentar lagi nih gue udah mau nyampe."
"Alah, palingan masih tiduran, belum siap-siap."
"Kok lo tau sih?"
"Taulah, kan lu selalu kayak gitu."
"Udah, ah, gue mau main hp," sambung Raya.
Raya pun mematikan telepon itu, ia duduk di kasur. "Kok bisa tiba-tiba gue lupa kalo hari ini, hari Minggu?"
"Mungkin karena gue kecapean," ujar Raya.
Beberapa hari ini, Raya memang disibukkan oleh beberapa kegiatan, belum lagi ia harus menemani Gestara, sebenarnya Gestara tidak memaksakan Raya untuk menemani, namun Raya bersikeras untuk menemani Gestara. Raya orangnya cukup keras kepala.
Setelah beberapa saat, Nayla pun sampai di apartemen Raya, mereka langsung lari pagi bersama, ditemani angin sepoi-sepoi, dan tanaman hijau yang segar.
Baru saja lari, tiba-tiba saja Raya merasakan sakit di sekitar kepala nya.
"Nay, duduk bentar yuk," ajak Raya."Ayuk, gue juga udah capek," ujar Nayla.
Akhirnya mereka memutuskan untuk duduk, di sebuah bangku taman. Raya menyilangkan kedua tangannya, ia mencubit dirinya sendiri, secara diam-diam, ia takut jika Nayla akan khawatir kepadanya, Raya menundukkan kepalanya, ia masih berusaha tetap tersenyum.
Nayla yang merasa aneh, karena Raya menundukkan kepalanya cukup lama. "Ra," panggil Nayla.
Tidak ada jawaban dari Raya. "Apa dia tidur ya?" Nayla bertanya-tanya.
"Ra," panggil Nayla kembali sembari menyenggol bahu Raya, saat Nayla menyenggol nya tubuh Raya jatuh ke tanah, seolah-olah Nayla menyenggol nya kencang padahal, Nayla menyenggol nya dengan cukup pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful love (end) (revisi)
AléatoireRaya Anastasya- siswi SMA yang mengejar seorang laki-laki yang mempunyai sebuah trauma terhadap perempuan, akibat masa lalu nya. Gestara Sanjaya- siswa SMA yang terkenal dengan dingin, dan cuek terhadap wanita. Perjalanan Raya untuk mengejar Gestara...