GESTARAYA25

1 0 0
                                    

Raya menatap kosong ke arah langit, kini ia berada di balkon kamarnya, ia menatap betapa indahnya bintang dan bulan.

Sebuah air mata jatuh dari mata cantik Raya. "Mana janji lu, Ges, mana," ucap Raya, Raya menjadi gila.

Semenjak pulang dari sekolah, ia langsung menangis bahkan ia membanting wadah bunga mawar itu, sampai sekarang ia belum membereskan nya, seperti nya kaki Raya juga terkena pecahan beling.

"Bangsat," umpat Raya.

"Kenapa, Ges, kenapa orang yang baru langsung lu terima,  sedangkan gue harus berjuang dulu, kenapa?"

Karena sudah menangis sejak tadi, akhirnya ia tertidur, namun ia tertidur di balkon nya.

Keesokan harinya, Nayla sudah beberapa kali menelpon Raya, namun selalu tidak ada jawaban dari nya.

Hari semakin siang, mungkin sekolah sudah memulai pelajaran pertamanya. Namun, Nayla dan Bastian memilih tidak sekolah, ia memilih untuk pergi ke apartemen Raya, karena khawatir dengan keadaan Raya.

"Ra," panggil Nayla yang langsung membuka pintu, Nayla sangat terkejut betapa berantakan nya apartemen Raya, bahkan banyak sekali pecahan kaca. "Bas, ati-ati ada banyak kaca," ucap Nayla.

"Iya, lu juga ati-ati," ucap Bastian.

Nayla langsung pergi ke kamar Raya, namun tidak melihat Raya di kasurnya, ia juga mencari di kamar mandi, selanjutnya di balkon, Nayla sangat terkejut melihat Raya tertidur di balkon dengan kaki yang berdarah akibat pecahan kaca, ia melihat Raya tertidur dengan memegang sebuah bunga mawar berwarna merah.

"Bastian," panggil Nayla dengan agak teriak.

"Apa, beb?" tanya Bastian yang langsung menuju ke arah suara Nayla yang memanggil nya.

Mata Bastian melotot, melihat keadaan Raya seperti itu. "Bas, angkat dia, bawa ke kasur," titah Nayla.

Bastian pun langsung mengangkat Raya dan menaruh nya di kasur. Nayla langsung mengambil kotak P3K yang ada di kamar Raya, Nayla tau semua di mana letak barang-barang Raya, karena Nayla sering menginap di apartemen Raya.

"Bas, ambilin air minum buat Raya," titah Nayla.

"Iya," ucap Bastian yang langsung pergi menuju dapur, sebelum itu Bastian mengambil ponsel nya dari kantong baju nya.

Bastian: Gimana? Pacaran sama Mita? Sampai Raya dilupain.

Gestara hanya membaca pesan yang dikirimkan oleh Bastian itu. "Mita pake pelet, ya, Ges?"

Setelah mengambil air, Bastian kembali ke dalam kamar Raya, ia melihat Nayla sedang mengobati kaki Raya akibat pecahan kaca yang ada di ruang tamu. "Nih," ucap Bastian sembari memberikan air putih kepada Nayla.

"Makasih," ucap Nayla.

Nayla berjalan di samping Raya, ia mencipratkan air ke wajah Raya, hingga mata Raya terbuka.

"N-nayla?"

"Iya, ini gue," ucap Nayla.

"Kenapa, bisa disini?" tanya Raya.

"Ra, gue tahu Lo sakit hati, tapi bukan gini caranya, apakah ketika Lo nyakitin diri Lo sendiri sakit hati Lo bakal hilang? Gak kan? Kasihan, Ra tubuh mungil Lo, hati Lo mungkin terluka, tapi tubuh Lo gak mau terluka, Ra," ujar Nayla.

"I-iya, Nay," ucap Raya. Nayla langsung memeluk Raya, terbukti dari mata nya, bahwa Raya dari kemarin selalu menangis.

Bastian tidak ingin diam saja, ia pun ikut berpelukan bersama. "Eh, main meluk-meluk aja," ucap Nayla.

"Biarin, kek, daripada gue ngeliatin doang," ucap Bastian.

Raya tertawa kecil, melihat kebersamaan antara Nayla dan Bastian.

"Anjir, ketawanya Raya," ucap Bastian yang kaget akan suara Raya tertawa.

"Dih, kayak suara ketawanya gak serem aja," ucap Raya.

"Kagak, lah emang nya lu, suara ketawa kayak apaan," ucap Bastian.

Nayla hanya diam saja, ia tahu pasti bahwa mereka berdua pasti akan main kejar-kejaran.

"Anjing, lu, Bas, sini gak," ucap Raya yang langsung beranjak dari kasur nya dan langsung berjalan menuju Bastian.

"Meh, meh," ucap Bastian menantang Raya.

Gini terus, ya, Ra, jangan sampai gara-gara Lo sakit hati, sikap Lo jadi aneh Batin Nayla yang melihat Raya memukul Bastian.

"Woy, bisa diem gak?!" ucap Nayla dengan teriak, hingga mengangetkan Raya dan Bastian. Nayla seperti orang tua yang memarahi anaknya.

Raya dan Bastian langsung diam dan berdiri, lalu menunduk. "Huh, gue udah kayak Mak kalian berdua," ucap Nayla.

"Kan lu emang udah jadi Mak kita berdua, ya, gak, Ra?"

"Shut, diem, nanti maung nya keluar," ucap Raya berbisik.

"NGOMONG APA KALIAN?!" tanya Nayla.

"Tuh, kan, maungnya keluar," ucap Raya.

Pada akhirnya Nayla memerintahkan Raya dan Bastian untuk membereskan apartemen Raya, sedangkan Nayla sedang duduk santai seperti Ratu, sedangkan Raya dan Bastian adalah pelayan sang Ratu.

Mereka selalu seperti itu, walaupun nanti juga mereka akan berbaikan lagi.

"Ratu, saya sudah selesai," ucap Raya sembari menundukkan kepala nya.

"Baiklah, kamu bisa duduk disini, mari kita nonton Drakor," ucap Nayla.

"Ayok, queen of tears aja," ucap Raya.

"Eh, ada yang kurang gak si?"

"Pelayan, tolong ambilkan jus dan makanan, ya," titah Nayla.

"Sial, mereka malah pada nonton sedangkan gue malah bersihin ini," keluh Bastian.

Bastian pun terpaksa menyiapkan minuman dan makanan, lalu menaruhnya di meja. Setelah itu, Bastian pun kembali.

*****

Keesokan harinya, kini Raya berangkat bersama Nayla dan Bastian.

Sesampainya di kelas, ia melihat Gestara sudah pindah tempat duduk, Raya melihat Gestara duduk bersama Lion.

"Ra, ayok masuk," ajak Nayla sembari menaruh tangan nya di bahu Raya.

"Ayo."

Raya masih belum terbiasa dengan situasi nya saat ini, terlebih lagi mereka telah putus, namun semua murid masih menganggap Raya dan Gestara berpacaran.

Bel istirahat berbunyi, Raya langsung pergi ke kantin bersama Nayla dan Bastian. "Ra, Lo mau mesen apa?" tanya Nayla.

"Hm, gue mie aja deh," jawab Raya.

"Oke," ucap Nayla.

Seperti biasa Nayla pun memesan makanan, namun setelah memesan makanan, Nayla melihat ada seorang murid perempuan yang berbicara pada Gestara, karena penasaran Nayla pun mendekati mereka, dan mendengarkan percakapan mereka.

"Ges, Lo masih pacaran kan sama Raya?" tanya murid perempuan itu.

"Gak, gue sama Raya cuman temenan, gak lebih," jawab Gestara.

Murid perempuan itu langsung pergi, Nayla yang mendengar itu, ingin langsung menghampiri Gestara, namun Nayla menahan nya, ia tidak mau jika Raya akan kembali menangis.

"Nay, tumben lama banget," ucap Raya.

"Iya, nih, tadi rame banget," ucap Nayla sembari duduk di samping Raya.

Maaf Ra, gue bohong sama Lo Batin Nayla.

Akhirnya makanan mereka pun telah datang. "Tau aja, si neng," ucap Bastian yang senang karena Nayla memesankan mie kesukaan Bastian.

"Ah lu mah tiap hari juga mie mulu," ucap Raya.

"Biarin, kek, yang penting perut gue kenyang," ucap Bastian.





Painful love (end) (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang