Awal

1.7K 91 0
                                        

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKTUH.

BAGAIMANA KABAR KALIAN? SEMOGA SELALU SEHAT DAN BAHAGIA.

HAPPY READING 📚.
SALAM SAYANG DARI AKU💙.

***

Saat Azila bingung dengan pakaian apa yang harus Dia gunakan, suara decitan pintu berhasil mengalihkan pandangannya, terlihat Faizal yang masuk sambil membawa laptop di tangannya. Merasa tidak penting, Azila kembali fokus pada isi lemari.

"Belum selesai juga?" tanya Faizal sambil berjalan mendekati Azila setelah meletakkan laptonya di meja dekat tempat tidur. Padahal sudah lebih dari tiga puluh menit Aziza masuk ke kamar setelah sarapan tadi.

"Belum, bingung mau pakai baju apa," jujur Azila. Faizal berdiri di dekat Azila, ikut mengamati isi lemari tempat pakaian istrinya.

"Pakai itu aja," ucap Faizal sambil menunjuk satu setelan gamis dan hijab yang tergantung, itu salah-satu pemberian dari Faizah.

"Nggak ah, gerah. Apalagi matahari lagi terik-teriknya."

"Nggak pa-pa, dibiasain dulu," ucap Faizal.

"Nggak mau, gue itu maunya kayak dress selutut gitu loh Zal, yang lenganya pendek," ucap Azila menjelaskan pakaian yang ingin Dia gunakan. Sebenarnya ada beberapa, tapi setelah Azila lihat-lihat semua hanya cocok dipakai saat di dalam rumah, sangat tidak stylists jika diapakai keluar.

"Aliza, pakaian yang kamu sebut tadi itu, cukup kamu pakai ketika di rumah. Sedangkan yang ini, ketika kamu mau keluar," tutur Faizal dengan lembut, bagaimana pun Azila adalah tipe gadis yang tidak akan bisa dijelaskan sebagaimana menjelaskan pada anak sekolah, pola pikirnya yang kadang terlalu realistis, independen, dan berlogika membuat Faizal kelimpungan dalam memberi tahu, setidaknya itu yang Faizal amati beberapa hari ini.

"Nggak Zal, lo nggak akan paham. Itu tuh rasanya kayak gerah, gatal, nggak nyaman aja."

"Pakai ini ya, kamu coba biasain, pelan-pelan aja. Demi Bunda kamu." Satu lagi yang Faizal tahu tentang Azila, Dia akan mudah luluh jika sudah disangkutkan dengan Bundanya. Ternyata dari banyaknya kesan pertama yang kurang baik setelah Azila resmi menjadi istrinya, menyanyangi orang tua adalah kesan kesekian yang Dia kagumi dari seorang Azila.

"Kenapa gitu? Selama ini Bunda oke oke aja aku pakai kayak gitu." Tapi logika gadis itu selalu menghalangi.

"Itu untuk dunia, ada kehidupan yang lebih abadi, dan dikehidupan itulah kamu akan membangkan beliau, Bundamu." Azila menggaruk keningnya, tidak paham sebenarnya.

Daripada bertambah pusing, mendengar ceramah Faizal, Azila memilih memastikan sesuatu yang selama ini sangat Dia perjuangkan mati-matian. Hal yang sangat sulit Dia dapatkan.

"Tapi lo yakin Bunda akan bangga dan sayang kan sama gue kalau gue pakai ini?"

Faizal tersenyum lembut, tangannya terangkat mengambil gamis tersebut.

"Klaau kamu memakai ini, bukan cuman Bundamu, tapi lebih dari itu yang akan bangga dan sayang sama kamu, termasuk yang menciptakannmu dan sosok yang menunjukkan jalan yang terang benderang, seperti sekarang."

Aziza mengangguk, satu hal yang Dia ingin perjelas, Bundanya akan bangga dan sayang kepadanya.

"Yaudah deh. Tapi gue maunya jangan ini hijabnya, yang pendek aja, panas."

***

Suasana pondok terlihat cukup ramai hari ini dibandingkan dengan hari pertama Azila mendatangi pondok tersebut, tepatnya saat hari pernikahannya. Azila dengan setia mengikuti kemana Faizal melangkah, sesekali juga balas menyapa santriwati yang lebih dulu menyapanya.

Persimpangan Jalan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang