11.

141 8 0
                                    

Happy Reading ✨

"sorry" batin Salma saat melihat netra mata milik Arka seperti melihat keputus asaan disana.
Bahunya merosot turun, Arka tak lagi menggenggam tangannya.

"Yuk masuk, ortu lo pasti udah nungguin di dalam" ucap Salma selanjutnya.

Arka mengangguk kemudian berjalan menyusul Salma yang sudah berjalan lebih dulu di depannya.

Setelah Arka dan orang tuanya berpamitan, Salma lantas menuju ke kamarnya dan mengunci diri di dalam sana.

"Apa perbuatan gue udah bener?, apa perkataan gue terlalu kasar sama dia?, apa mungkin setelah ini dia benar-benar menjauh dari gue?"

Air mata turut membasahi buku catatan milik Salma yang berada di hadapannya.

Salma menguatkan dirinya, memukul mundur kenyataan bahwa ia bisa menjauhi Arka. Namun hati kecilnya tak dapat dibohongi, di dalam sana sungguh ia juga menyimpan rasa untuk Arka.

Entah sejak kapan rasa itu bersarang di dalam hatinya, walau satu yang ia yakini bahwa mereka tidak dapat bersatu sampai kapan pun.

Hati dan pikirannya bertarung saat ini, air matanya terus berderai.

Hiks.. hiks..

Salma mengambil ponselnya lalu menekan nomor Sisca dan menelfonnya.

"...."

"H-halo, gue boleh ke apart lo nggak sekarang"

"...."

"Gue kesana sekarang"

Tut.

Setelah memutus sambungan telponnya, ia lantas mencuci muka lalu mengganti pakaiannya.
Dan bergegas menuju dimana orang tua nya berada untuk berpamitan.

"Bun, Salma mau bermalam di apart Sisca malam ini. Boleh ya?" ucap Salma kepada Amalia.

"Loh ada apa?" jawab Amalia ,ia juga melihat mata sembab anaknya itu.

"Salma pengen aja main bun, besok siang Salma pastikan udah ada di rumah deh" bujuk Salma.

"Yasudah! hati-hati kalau gitu"

Setelah sempat berpikir sejenak, akhirnya Amalia menyetujuinya.

Amalia berpikir pasti ada sesuatu yang Salma sembunyikana darinya, namun ia tak langsung bertanya.

Biasanya Salma sendirilah nanti yang akan bercerita kepadanya jika suasana hatinya telah membaik.

Salma kini berada dalam perjalanan menuju apartemen milik Sisca menggunakan taksi online yang ia pesan.

Tak lama akhirnya ia sampai di gedung apartemen dimana Sisca tinggal, nampak dari loby Sisca yang telah menunggunya disana.

"Salma" tangan Sisca melambai kearah Salma.

"Sorry gue mendadak ngabarinnya"

"Gakpapa, yuk naik" Sisca menggandeng lengan Salma dengan senyum merekah.
Isi pikiran Sisca sama seperti Amalia, ditambah lagi baru saja dirinya melihat mata Salma yang sembab.

Setelah berada di depan kamarnya, Sisca terburu memasukkan nomor pin.

Tut.. tut.. tut.. tuuuuttt.. ceklek.

Pintu mulai terbuka.

Salma mendudukkan dirinya diatas sofa, menaruh sembarang arah barang yang ia bawa. Sedangkan Sisca..

"Lo mau minum apa biar gue buatin" tanya Sisca.

"Air putih aja" jawab Salma.

Sisca mengangguk kemudian segera menuju lemari pendingin untuk mengambil mineral dingin dan beberapa snack ringan.
Setelah menaruhnya dimeja Sisca mengambil duduk bersebelahan dengan Salma.

Diary Salma!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang