26.

174 4 0
                                    

Happy Reading ✨

Crip.. crip.. crip..

Kicau burung di pagi hari menyambut Salma yang baru saja selesai mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.

Kemudiam ia menuju meja riasnya, Salma mengoleskan bedak tipis dan tak lupa pelembab di bibirnya.
Dan selanjutnya Salma menuju ke dapur untuk sarapan.

Sreekkk..

"Wah.. sup jagung" ucapnya sendiri.

Salma sengaja bangun lebih pagi karena ia mendapatkan jadwal piket hari ini. Tanpa menunggu lama Salma menyantap sarapannya agar tidak terlambat saat sampai disekolah.

Sreekkk..

Evan yang baru saja tiba, menarik kursi tepat di sebelah Salma.

"Dek.. maafin kakak ya" ucap Evan.

Salma melihat ke arah Evan sembari  mengangguk, pipinya mengembung karena tengah mengunyah makanannya.

"Nanti kakak traktir sushi kesukaan kamu" ucap Evan lagi sambil mengusap puncak rambut Salma.

"Mau.. " jawab Salma selanjutnya.

"Habiskan makanan kamu, keburu telat"

"Oke! Tapi bener kan nanti ditraktir sushi?"

"Astaga iya" jawab Evan sambil mencubit pelan pipi Salma.

Adegan adik kakak di pagi hari itu membuat Amalia dan Julian yang melihat dari kejauhan merasa senang.

.
.
.
.

Brum..

Tibalah Salma dan Arka diparkiran sekolah.
Salma turun dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Yukk.. " ajak Arka sembari menggenggam jemari Salma.

Suasana sekolah masih begitu sepi, Salma dan Arka berjalan melalui lorong kelas dengan masih bergandengan tangan.

Sampainya diruang kelas, Salma menaruh barang-barangnya. Kemudian ia segera menuju papan tulis untuk membersihkan sisa tulisan yang ada disana.

Saat Salma hendak menghapus bagian paling atas papan tulis, namun sayang tak bisa menjaga keseimbangannya dan akhirnya . .

Greb..

Arka yang kebetulan berada di belakang Salma langsung saja menangkap tubuh Salma yang hampir saja terjatuh itu. Selanjutnya tatapan mereka bertemu, lagi-lagi Arka terhanyut saat menatap netra kebiruan milik Salma.

Mata itu yang membuat Arka pertama kali tertarik pada Salma, mata biru itu yang membuat jantung Arka berdetak kencang, juga mata biru tersebut yang selalu sukses meredam emosinya.

1 menit..

2 menit..

"Lain kali kalau ngga sampai bilang ya" ucap Arka.

"Eumm.. maaf" jawab Salma sembari membenarkan posisinya.

"Astaga masih pagi.." ucap Sisca yang baru saja tiba dikelas.

"Sejak kapan lo disitu? " tanya Salma sembari menghampiri  Sisca yang berada diambang pintu.

"Lima detik yang lalu" jawab Sisca asal.

"Jangan bilang lo-.." ucapan Salma terputus.

"Iye gue lihat kalian berdua pelukan" ucap Sisca lagi.

Kemudian Sisca menuju ke bangkunya, sedangkan Salma dan Arka saling menatap.

Diary Salma!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang