23.

178 5 0
                                    

Happy Reading ✨

"Bukankah seharusnya perbedaan bisa disatukan dengan cinta? Karena cinta menyatukan perbedaan"

Tulis Salma dalam buku diarynya.

Setelah makan malam Salma menuju taman belakang rumahnya, sembari membawa buku diarynya.

Ia menuju rumah kaca yang baru saja selesai dibangun.Tempat itu akan di gunakan sebagai tempat bersantai nantinya.

Konon, dengan melihat banyaknya bintang sambil meminum teh dirumah kaca ketika malam hari adalah hal yang paling menenangkan. Tak heran beberapa hari sebelumnya Salma merengek kepada Julian untuk dibuatkan rumah kaca.

Kilasan kejadian hari ini masih terekam jelas di pikirannya, semuanya berjalan begitu cepat.

Hafftt..

Salma menghembuskan nafas kasarnya, fokusnya kembali menatap langit berhiaskan bintang yang gemerlap itu.

.
.
.
.

Hari telah berganti pagi.
Matahari mulai menampakkan sinarnya perlahan.

Salma telah bersiap berangkat ke sekolah, sebelum itu ia menuju ke dapur untuk sarapan bersama keluarganya.

"Pagiiii..... " Ucap Salma dengan senyum merekahnya.

"Pagi sayang, ada apa senyum-senyum nih" ucap Julian.

"Ayah terima kasih. Rumah kaca nya sangat bagus" ucap Salma sembari memeluk ayahnya dari belakang.

"Sama-sama sayang" jawab Julian. Kemudian ia mengecup kening putrinya tersebut.

"Ekhem.. nyamuk banget" ucap Evan yang sedari tadi tak di anggap.

"Sirik aja kak" jawab Salma.

"Makan dulu, keburu telat" ucap Amalia.

"Shiapp ibu peri" jawab Salma sembari memberi tanda hormat pada bundanya tersebut.

Selanjutnya kegiatan di pagi hari itu pun berjalan dengan semestinya.

Ting.

Notif pesan di ponsel Salma berbunyi, Salma segera mengakhiri kegiatannya dan buru-buru berpamitan.

"Salma berangkat dulu, Assalamualaikum" ucap Salma.

"Waalaikumsalam" jawab mereka serentak.

"Tumben tuh bocah ceria banget" ucap Evan pelan namun masih terdengar oleh Julian dan Amalia.

"Lagi seneng, Rumah kacanya 'kan udah jadi" jawab Amalia.

"Bi Tatik" Julian menyapa bi Tatik yang baru saja datang dari pasar.

"Iya pak?" Jawab bi Tatik segera menghampiri Julian.

"Gimana sama Salma?" Tanya Julian.

"Non salma kemarin diantar pulang lagi sama den Arka" jawab bi Tatik.

Julian pun mengangguk-angguk mengerti, kemudian menyuruh bi Tatik melanjutkan pekerjaannya.

"Jangan menormalisasi hal yang salah, yah" ucap Evan.

"Ayah tau" jawab Julian dengan menghembuskan nafas kasarnya.

"Biar nanti bunda yang tanya pelan-pelan sama Salma ya" sahut Amalia.

Mereka memang sudah paham dengan kedekatan Salma dan Arka. Namun akan sangat sulit untuk menjauhkan mereka.
Di satu sisi Arka adalah anak dari sahabat Julian tapi di sisi lain perbedaan mereka ada pada agama.

Diary Salma!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang