Chapter 14

1.1K 206 25
                                    

Bruk! Tubuh si anggota ke 6 akhirnya tumbang ke tanah dalam kondisi sudah tak lagi bernyawa seperti lima temannya yang lain yang juga sudah tepar di tanah dengan keadaan beberapa bagian tubuh tersayat dan memiliki luka tusukan yang sangat dalam.

Bahkan dua dari mereka ada yang kepalanya terpisah dari tubuhnya dikala (Name) menebas mereka dengan sangat sadis dan brutal.

“Hahaha!” Paulo pun tertawa kencang dikala dirinya menyaksikan sendiri bagaimana kemampuan si nona kecilnya Eclipse yang hanya pernah dirinya dengar dari mulut ke mulut.

Melihat pria bersurai pirang itu tertawa bak orang gila lantas membuat (Name) diam menatapnya dengan tatapan aneh seraya tangannya bergerak mengusap pipinya dimana ada noda darah yang tertinggal disana.

Benar-benar menakjubkan! Kau memang sangat menarik seperti apa yang pernah dirumorkan oleh orang-orang nona.” Ucap Paulo dengan binar kagum dimatanya sembari bibirnya menyunggingkan seringaian keji bak seorang psychopath gila.

“Dasar bajingan gila.” Gumam (Name) sambil mengibaskan pedangnya yang sudah terlumuri dengan banyak darah kental disana.

Dor!

Klang!

Kedua mata (Name) membola sempurna dengan jantung yang berdetak cepat tatkala sebuah peluru hampir saja membolongi dadanya jikalau saja ia tak bergerak cepat menangkis peluru tersebut dengan menggunakan pedangnya.

Hanya seperkian detik namun (Name) mampu menghindari serangan tiba-tiba tersebut dengan begitu lihainya.

Memang kegesitannya dan refleks tubuhnya tak perlu diragukan lagi, kemampuannya jelas berada di level tinggi dan ditambah dengan pengalaman hidupnya dulu sebagai agent mata-mata terbaik yang pernah ada.

Note: Lantas kenapa (Name) bisa terpukul pada kepalanya jikalau dia memang hebat seperti itu? Sebab karena (Name) tidak hanya sendirian saat itu. Jika dia bertarung dengan serius maka 'pertumpahan darah' bisa saja terjadi dan 'saksi' yang melihat kejadian tersebut, tentu akan mengalami trauma berat usai melihat kesadisan (Name) yang sering kali berusaha gadis itu tahan jikalau sedang bersama dengan orang terdekatnya.

Dasar bajingan!!” Umpat (Name) melotot marah pada Paulo yang lagi-lagi berseru kagum akan kehebatan dari (Name) yang terus saja mengejutkannya.

Refleks tubuhmu memang sangat luar biasa ya nona, aku jadi semakin ingin memilikimu.”

Tapi sayangnya, tugasku menghalangiku untuk mendapatkanmu cinta.” Lanjut Paulo mendramatisir dengan ekspresi sendu di wajahnya sembari tangannya masih mengarahkan pistol ke arah (Name) di depannya.

Mendengar kalimat menjijikkan dari Paulo lantas membuat (Name) mendecakkan lidah kesal dengan ekspresi yang semakin mendingin. “Harus kuapakan si brengsek ini? Apa aku potong saja mulutnya agar dia berhenti mengatakan hal yang menjijikkan seperti itu?” Ucapnya dengan banyak rancangan gila dibenaknya sedangkan Paulo yang mendengar tampak mengerutkan keningnya, tentu saja dia tak paham apa yang sedang (Name) bicarakan.

Baiklah, kita akhiri saja sekarang. Tuanku pasti sedang menunggu kabar baik dari misi kami.”

Paulo pun lantas bergerak hendak menarik kembali pelatuknya tetapi (Name) sudah lebih dulu melemparkan pedang ke arahnya hingga dia pun bergerak untuk menghindarinya.

“Wow! Tidak sabaran seka--” Perkataan Paulo sontak tercekat dikala dirinya tiba-tiba saja merasakan aura membunuh yang sangat kuat, membuat dia lantas dengan segera menolehkan kepala ke arah (Name) yang kini sedang melesat sangat cepat menuju padanya.

High School Soldier x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang