Chapter 15

1.5K 207 45
                                    

Happy Reading😇

.
.
.
.
.
.

⚠️Mengandung sedikit unsur (16+)⚠️

~~~~~

(Name) yang semula pingsan pun perlahan-lahan mulai terbangun dengan keadaan tangan terikat di belakang dan kedua kakinya yang turut terikat juga.

Bisa gadis itu rasakan tubuhnya di dudukkan di sebuah kursi dengan matanya yang tertutup sebuah kain hitam hingga dia pun tak bisa melihat sekarang.

‘Apa yang...?’

“Sudah bangun?”

(Name) sontak terkesiap kala mendengar suara berat tersebut yang terdengar sedikit teredam sebab si sosok bertopi tengah mengenakan masker di mulutnya.

‘Dia di depanku.’ Batin (Name) merasakan asal suara barusan tepat ada di depannya.

“Siapa?” Tanyanya sambil menghadap ke arah depan dimana si sosok bertopi tengah duduk di kursi yang memang berada dihadapannya.

“Disini aku-lah yang akan bertanya dan kau hanya perlu menjawabnya, paham?” Balas si tuan bertopi tanpa mengindahkan pertanyaan (Name) tadi.

“Omong kosong ap--” Ucapan (Name) tercekat tatkala sebuah pisau menyentuh cepat permukaan kulit lehernya, tanda bahwa si tuan bertopi sedang tidak bermain-main.

“Baiklah.” Sambung si gadis memilih untuk mengalah demi keselamatannya sekarang ini.

Si tuan bertopi pun lantas menarik kembali pisaunya dari leher (Name) dan kemudian menatap si gadis dengan tangan kirinya yang sedang menggenggam sebuah buku berjudul 'My Diary' dengan sampul polos berwarna hitam.

“Siapa... Kau?” Tanya si tuan bertopi yang membuat (Name) sontak mengerutkan kening.

“Manusia.” Jawab si gadis yang entah sedang bercanda atau apa sebab dari nadanya terdengar begitu meyakinkan.

“Aku tahu itu, memang yang mengatakan kau hewan siapa?”

“Jangan menyalahkanku atas pertanyaan konyolmu barusan, kau sendiri bertindak seperti ini pasti setelah tahu aku siapa bukan?” Balas (Name) tepat sasaran, meski maksud perkataannya itu adalah tentang namanya sedangkan tuan bertopi memikirkan hal yang lain.

“Baiklah, kutanya sekali lagi. Siapa kau? Siapa dirimu yang sebenarnya?” Tanya tuan bertopi sekali lagi dengan nada yang lebih menekan di kalimat tertentunya.

‘Sepertinya dia bukan anggota Diavolo, dari aksen Korea-nya sejak tadi. Dia berasal dari negara ini.’ Batin (Name).

“Mengapa aku harus menjawabnya? Disaat keselamatanku bisa saja berakhir setelah aku menjawab pertanyaanmu itu.” Ucap (Name) sambil tersenyum sinis dan nada suaranya yang begitu angkuh, tampak tak memiliki ketakutan sedikit pun meski keadaannya sedang terikat dan jelas terancam.

‘Shit, ikatannya terlalu kuat!’ Batin (Name) yang sedang mencoba tuk melepaskan ikatan ditangannya.

Si tuan bertopi pun diam memandangnya sejenak sebelum kemudian dia bangkit berdiri dan berjalan menuju meja belajar (Name) yang di atasnya telah dia letakkan sebotol obat dan segelas air putih yang tentunya kedua benda tersebut adalah milik (Name) sendiri.

(Name) yang hanya dapat mendengar suara-suara pun tampak diam mendengarkan setiap suara yang ditangkap oleh indera pendengarnya.

Sampai kemudian si tuan bertopi kembali mendekati (Name) dan berdiri dihadapan si gadis yang duduk terikat di kursinya.

High School Soldier x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang