Di kelas Dayeon tampaklah gadis itu tengah berhadapan dengan dua orang siswi yang sepertinya adalah tukang bully disana.
“Dasar! Aku sudah memanggilmu berkali-kali tau?!” Ucap si cewek rambut kuning.
“M-maaf, tadi aku melamun...”
“Bawakan baju olahragamu di jam olahraga nanti.”
“Kau bawakan?”
“Aku bawa sih, tapi kalau kau yang pakai lalu aku bagaimana?” Jawab Dayeon.
“Ha... Kau ini sudah gila ya?”
“Berani-beraninya kau melawanku!” Ujar si cewek rambut kuning sambil hendak melayangkan tangannya ke kepala Dayeon yang segera di cegat oleh tangan lain.
“Apa yang kau lakukan?” Tanya (Name) yang sedang menahan tangan si cewek rambut kuning yang tadinya hendak dipukulkan kepada Dayeon.
Si dua siswi itupun terkejut dan spontan menjauhkan diri saat melihat (Name) yang entah kapan sudah berada di kelas tersebut.
“(N-name)...” Ucap si cewek rambut kuning dengan nada yang lirih, tampak dia dan temannya terlihat takut dengan (Name) sebab semenjak gadis itu bersekolah disana (Name) tak sedikit pun membiarkan orang yang sudah mengganggu Dayeon pergi dengan tenang.
Pasti akan ada yang berakhir di rumah sakit.
(Name) memang terkenal dengan sifat ceria dan ramahnya namun ketika seseorang berani mengusiknya atau pun mengganggu Dayeon maka mereka akan melihat sisi lain dari (Name) yang sudah diketahui oleh beberapa murid yang pernah berurusan dengannya.
“I-ini tidak seperti yang kau pikirkan (Name), a-aku hanya... Hanya mencoba meminjam pensil dengan Dayeon...” Dalih si cewek rambut kuning dengan panik namun (Name) hanya diam dan menatap mereka dengan tatapan dinginnya membuat kedua cewek itu semakin berkeringat dingin.
“Pergi.”
“Hah?” Beo kedua cewek itu saat (Name) berucap dengan suara yang pelan membuat mereka hanya bisa mendengarnya samar.
“Aku bilang pergi, tapi jika kalian masih ingin disi--” Ucapan (Name) terhenti saat kedua siswi pembully tersebut telah lebih dulu pergi dari sana dengan tergesa-gesa membuat para murid lain yang melihat lantas menatap tak percaya karena (Name) bisa membuat kedua orang yang suka merusak suasana kelas itu pergi dengan ketakutan.
(Name) menghela nafas, andai saja tak ada Dayeon disini ia takkan segan untuk memberi pelajaran pada kedua gadis tadi.
“E-eonnie...?” Panggil Dayeon yang membuat (Name) lantas segera berbalik ke arahnya.
“Dayeon, mungkin suatu hari nanti kau akan melihat sisi lain dari diriku yang tak pernah kau lihat selama ini. Dan jika saat itu tiba kuharap kau tetap mau berteman denganku.” Ucap (Name) yang membuat Dayeon mengernyitkan kening tak mengerti, mengapa (Name) tiba-tiba saja mengatakan hal seperti itu.
Melihat kebingungan Dayeon (Name) pun hanya tersenyum tipis sembari mengusak surai Dayeon sejenak sebelum kemudian pamit untuk kembali ke kelasnya sendiri.
“Eonnie... Kenapa?”
[]
Tiba di kelas (Name) pun mendapati wali kelasnya sudah ada disana bersama dengan seorang murid laki-laki yang tampan.
Melihat sosok laki-laki itu (Name) pun terdiam sejenak dengan jantung yang mulai berdetak kencang tetapi dengan perlahan (Name) mulai mengendalikan diri dan bersikap tenang kembali.
Melangkah masuk (Name) pun membuat perhatian sebagian murid segera beralih padanya termasuk bu guru Minna dan sang tokoh utama.
“(Name)? Dari mana kamu?” Tanya bu guru Minna.
‘Dia melihatku! Kyaaa Leejin melihat ke arahku!’
(Name) berdehem canggung sebelum menjawab. “Saya habis mengantar cicak yang mati ke injek Jaehyung ke uks bu.” Jawabnya yang membuat sang empu nama tersentak kaget mendengar namanya dibawa-bawa oleh (Name).
“Hah?” Bu guru Minna sontak cengo mendengar perkataan (Name) barusan sedangkan beberapa murid terlihat menahan tawa karena hal tersebut.
“Astaga ada-ada saja kamu, sudah pergi duduk sana.”
“Baik bu.” (Name) pun beranjak menuju kursinya sambil menunjukan dua jarinya yang membentuk peace ke arah Jaehyung--si pemuda berjaket oren dengan rambut coklatnya yang kribo.
Setelah duduk di tempatnya (Name) pun sedikit berbalik badan dan meletakkan satu buah coklat yang dibawanya ke atas meja Park Yeongchan membuat pemuda itu terkejut dan hendak menolak.
Note: Tempat (Name) itu memang dipojok dekat jendela tapi masih ada satu kursi lagi di belakangnya yang kosong dan itu tepat di samping Yeongchan, ngertilah ya kursi siapa itu nanti.
“Ambil saja, aku membawa banyak dari rumah.” Ucap (Name) menolak Yeongchan yang menyodorkan kembali coklat yang sudah diberikannya.
“T-terima kasih, (Name).” Kata Yeongchan agak gugup, meski tahu (Name) adalah orang yang friendly ke siapapun namun ia jelas sangat tahu bagaimana populernya (Name) di sekolah mereka dan gadis cantik itu malah terlihat begitu akrab dengannya.
(Name) pun hanya tersenyum seraya kembali ke arah depan dimana ada Leejin yang sedang berjalan menuju kursinya dan kedua mata mereka pun akhirnya bertemu pandang membuat (Name) agak tersentak sebelum kemudian ia dengan cepat menyunggingkan senyuman ramah dan menganggukkan kepala sekali sebagai tanda menyapa.
Tak di sangka Leejin pun membalas sapaan (Name) dengan anggukkan kecil seraya berlalu ke kursi belakang (Name).
(Name) mengerjap beberapa kali sebelum kemudian ia menundukkan kepala untuk menyembunyikan senyumannya yang kian lebar dengan rona kemerahan dikedua pipi.
Baru seperti itu saja (Name) sudah sangat salting apa lagi dipeluk oleh Leejin, bisa mati muda dia.
[]
Waktu istirahat.
Setelah guru baru keluar kelas (Name) pun dengan cepat berdiri dan langsung melesat pergi keluar untuk mendatangi Dayeon seperti biasanya, membuat teman sekelasnya yang melihat itupun hanya bisa menggeleng maklum. Sudah tahu kebiasaan gadis itu setiap kali jam istirahat tiba maka dia akan langsung pergi untuk menemui adik kelas yang mereka ketahui bernama Yoo Dayeon.
“Pasti (Name) akan pergi ke kelas Yoo Dayeon lagi.” Gumam Yeongchan yang terdengar oleh Leejin.
“Apa?” Kata Leejin yang kaget mendengar nama adiknya keluar dari mulut Yeongchan.
“Eh? Kenapa?”
“Dia... Mau pergi ke mana?” Tanya Leejin yang membuat Yeongchan bingung sebelum kemudian paham maksud pertanyaan Leejin.
“Ah apa maksudmu (Name)?”
Leejin mengangguk.
“(Name) dia itu adalah murid yang baru masuk enam bulan yang lalu, dan tampaknya dia saling mengenal dengan adik kelas kita yang bernama Yoo Dayeon. Sebagian murid disini sering melihat mereka bersama di sekolah atau pun saat diluar sekolah, keduanya benar-benar terlihat sangat akrab seperti adik dan kakak.” Jelas Yeongchan sesuai dengan yang ia tahu dan dengar mengenai keakraban (Name) dengan sang adik kelas yang baru diketahui namanya usai (Name) terlibat dengannya.
Mendengar penjelasan dari Yeongchan Leejin pun seketika terdiam memikirkan sesuatu di kepalanya mengenai gadis bernama (Name) tersebut yang katanya dekat dengan adiknya.
‘(Name)...’
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Soldier x Reader
Fantasía⚠️Mengandung aksi, fantasi, harem, romance, pembunuhan, kissing, 🔞?(entahlah 🌚). ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Usai kecelakaan Kim Ji-(Name) yang seharusnya pergi ke alam baka malah masuk ke dalam manhwa bergenre aksi yang sering dibaca olehnya. Menjadi to...