Bab 1. Tantangan

1.6K 93 3
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Follow akun Instagram:
@author_ilustrasi
@Cicika05

Tiktok: @Ilustrasi

Note:
Boleh minta tolong? Kalau ada typo dalam penulisan jangan sungkan-sungkan menandai ya. Karena saya hanya manusia yang tidak luput dari salah. Ea! Minta tolong banget ya (senyum).

Terima kasih. Semoga Allah membalas kebaikan kalian.

-Happy Reading-

Kata orang malam itu sangat menenangkan, obat segala obat bagi jiwa yang lara. Cukup nikmati suasana malam sembari menatap sinar rembulan membuatmu perlahan akan lupa dengan lukamu sesaat.

Wajah tegas itu menengadah ke atas, hembusan angin malam menerjang kulit putih wajahnya, terasa dingin. Perlahan matanya terpejam sembari menghirup udara malam yang membuat bibir membentuk lengkungan tipis. Sangat lega.

Matanya membuka kembali langsung tertuju kepada benda langit berbentuk bulat bersinar paling terang untuk menemani malamnya.

"Lihatlah sangat indah sekali. Di saat langit malam mengelilinginya, dia tetap bersinar terang."

Sungguh ciptaan Allah tiada tanding, tiada kurang. Sangat sempurna. Semua berhasil membuat manusia terhipnotis dengan kecantikan alam buatannya.

"Allah... Apakah Aku boleh mengeluh di bawah sinarnya bulan purnama?"

"Banyak yang hendak Aku ceritakan, sungguh." Kedua telapak tangannya mengusap kedua bahunya sendiri. "Tapi, angin malam terlalu dingin, sepertinya tidak baik untuk kesehatanku."

Mendadak gadis ini teringat dengan bundanya di rumah. Apakah dia keluar rumah terlalu lama. Dia menyalakan layar ponselnya, benar saja ini sudah hampir jam sebelas malam.

Gadis mengenakan kaos panjang berwarna putih dan bando hitam bercorak putih di kepalanya langsung berdiri lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.

"Lebih baik Aku segera pulang ke rumah. Tidak baik juga buat jiwa bunda kalau memarahiku lagi. Hanya karena Aku tidak segera pulang."

Cukup jauh jarak rumah dengan tempat yang ia singgahi di malam hari ini. Pertengkaran tadi sore membuat gadis berwajah ke araban ini harus menjauh dari rumah untuk menenangkan diri, sampai tidak sadar cukup lama berada di luar.

Baru saja melangkahkan kaki kanan terdengar notifikasi dari ponselnya. Terdapat nama Flora di layar ponselnya, ia pun membuka pesannya.

Flora:
10 juta gue serahkan ke kantong lo malam ini juga.

Haruka:
Apa maksudnya?

Flora:
Ke sirkuit sekarang!

Haruka:
Aku nggak bisa, Flo.

Flora:
Kalau lo bisa mengalahkan gue malam ini, 10 juta masuk kantong lo.

Yakin mau nolak 10 juta?

Pengecut! Lo takut kalah 'kan? Ck!

Haruka:
Seterah, mau kamu berkata seperti apa pun. Tapi, jangan pernah mengatakan aku pengecut.

Aku bukan pengecut seperti yang kamu katakan!

Tunggu. Aku akan ke sana.

Lavandula [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang