Bab 18. Kebenaran

546 45 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Follow akun Instagram:
@author_ilustrasi
@Cicika05

Tiktok: @Ilustrasi

Note:
Boleh minta tolong? Kalau ada typo dalam penulisan jangan sungkan-sungkan menandai ya. Karena saya hanya manusia yang tidak luput dari salah. Ea! Minta tolong banget ya (senyum).

Oh iya boleh minta tolong tinggalkan vote dan komennya?

Terima kasih. Semoga Allah membalas kebaikan kalian.

-Happy Reading-

Langkah kaki Haruka terhenti di depan Masjid. Matanya menatap sekeliling, di mana para jamaahnya banyak yang berdatangan. Umi Laila tidak sadar-Haruka tidak mengikutinya sampai ke dalam Masjid. Curiga saat mengajak bicara, tidak ada tanggapan kembali dari Haruka. Saat, Umi Laila menoleh, benar saja, sedari tadi ia berbicara sendiri.

"Haruka..." Umi Laila keluar kembali untuk mencari keberadaan Haruka.

Di depan Masjid terdapat seorang perempuan mengenakan gamis hitam, sekaligus hijab segitiga yang ia kalungkan di leher saja. Tatapan perempuan itu sangat kosong. Dengan buru-buru Umi Laila mendekatinya.

"Haruka, ayo masuk," ajak Umi Laila membuyarkan lamunan perempuan di depannya.

"Umi, saya tunggu di Indomaret saja, ya?"

"Nggak usah, lebih baik kamu ikut Umi masuk ke dalam saja. Sekalian ikut kajian."

"Tapi, Umi..." Percakapan Haruka terhenti lalu menunduk.

Telapak tangan Umi Lala menyentuh dagu Haruka dengan lembut. "Kenapa? Bukannya malah bagus kamu ikut kajian sama Umi. Kamu bisa dapat ilmu-ilmu agama dari para pendakwah."

"Perempuan seperti saya tidak pantas memasuki rumah Allah ini Umi."

Umi Laila tersenyum tipis dengan perkataan Haruka. "Kata siapa? Itu kata kamu saja. Allah itu baik, menerima siapa saja-para hambanya yang masih memiliki namanya di hati. Ayo nggak apa-apa."

"Tapi, Umi. Sebelum saya dipertemukan dengan Umi. Malamnya itu-"

"Iya, Umi tahu, nggak perlu diperjelas lagi. Hal seperti itu tidak perlu diingat kembali."

Haruka terdiam. Apa mungkin umi Laila sudah mengetahui semuanya. "Jadi Umi sudah tahu?" Pertanyaan Haruka diberikan respons senyum oleh umi Laila. "Umi tidak marah ke saya? Saya siap, jika harus dipecat sekarang juga."

"Ngapain Umi pecat kamu? Kamu itu sebenarnya gadis baik-baik Haruka. Tapi, karena masalah keuangan sampai membuat kamu rela memasuki dunia itu. Umi tahu, malam itu kamu diminta teman kamu melayani pria di sana. Dari wajah kamu kelihatan bingung dan kamu berusaha menjaga mahkotamu."

"Maafkan Haruka, Umi. Sebenarnya saya tidak tahu, jika pekerjaan yang dimaksud teman saya melakukan hal itu. Sebab itu, saat pria itu melakukan hal tidak seharusnya, saya marah berusaha kabur dari tempat itu." Haruka menjelaskan, alasan dia bersama pria biadab itu. Tapi, ia bingung dari mana umi Laila mengetahui kejadian malam itu. "Maaf, Umi. Dari mana Umi bisa tahu kejadian itu semua? Apa pak Hafizh menceritakannya. Karena, pak Hafizh yang menolong saya pada malam itu."

Umi Laila senyum. "Sebelum pak Hafizh menceritakan, Umi sudah mengetahuinya lebih dulu. Video kamu sempat viral."

Haruka mengerutkan dahi. Video apa yang dimaksud umi Laila. Bahkan, dia tidak sempat memainkan handphone. "Video apa, Umi?"

Lavandula [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang