Bab 22. Mulai Kepo

511 41 1
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Follow akun Instagram:
@author_ilustrasi
@Cicika05

Tiktok: @Ilustrasi

-Happy Reading-

"Haruka..." Jupiter tiba-tiba menyela percakapan Hafizh dan Haruka. "Eumm itu..." Sengaja ia jeda. Ingin rasanya jujur tapi ragu.

Haruka merasa diajak bicara menatap Jupiter dengan serius. Raut wajahnya sudah siap menunggu kelanjutan kata yang hendak disampaikan Jupiter.

"Kenapa, Kak?" tanya Haruka dibuat penasaran Jupiter.

Kepala Flora menunduk, kakinya berkali-kali menyenggol kaki Jupiter. "Uang 20 Jt yang kamu tanyakan itu..." lanjut Jupiter.

Haruka benar-benar memperhatikan laki-laki di sebelah Flora. Sengaja sekali dia menggantung ceritanya. Kenapa tidak langsung saja ke pointnya.

"Apa, Kak? Lama banget tinggal ngomong aja," geram Haruka tidak sabaran.

"Tapi, janji jangan marah, ya?"

"Insya Allah, emang ada apa sih, Kak?"

"Sebenarnya, uang 20 Jt itu yang masukin ke tas kamu waktu itu. Aku." Jupiter mengakuinya langsung.

Beberapa hari yang lalu dia sengaja berpenampilan sok misterius sampai membawa lari tas Haruka. Perempuan itu berpikir uangnya dicopet, ternyata sebaliknya. Tasnya tiba-tiba berisi uang 20 Jt yang tidak tahu asal-usulnya, tapi meninggalkan surat.

Haruka hanya diam belum yakin lalu menoleh ke Hafizh. "Serius bukan Bapak yang melakukan?"

"Saya tidak pernah memasukkan uang sebanyak itu ke dalam tasmu," jawab Hafizh. Kali ini, memang bukan dia yang membantu Haruka pada saat itu.

Haruka berganti menatap Flora. "Flo, ini apa maksudnya? Apa kamu juga sudah tahu itu?"

Flora mengangguk sebagai jawaban. Sebenarnya, lebih tepatnya semua itu ide Jupiter. Dia sengaja melakukan itu, sebagai ganti semua ulah yang dilakukan Flora.

"Kenapa kalian melakukan itu? Aku tidak butuh dikasihani. Aku akan menerima uang dari hasil usahaku sendiri, bukan hasil belas kasihan. Apalagi diberikan secara cuma-cuma." Haruka menatap tajam kedua orang di depannya. Dia benar-benar tidak suka diperlakukan seperti ini. Jika, memang ingin membantu kenapa tidak memberikan pekerjaan saja, daripada seperti itu.

"Itu semua hasil dari usahamu Haruka. Uang itu pengganti dari semua kerusuhan yang dilakukan adek ku. Gara-gara dia, kamu jadi selalu dipecat setiap baru masuk kerja. Aku merasa bersalah, atas tindakan yang dilakukan adek ku. Anggap saja itu upah hasil kerjamu yang belum sempat diberikan." Jupiter menyenggol lengan Flora. "Cepat minta maaf ke dia."

Flora memberanikan diri mendongak—menatap kedua mata Haruka yang memberikan tatapan tajam. "Haruka, maafin aku selama ini ya. Aku nggak benci sama kamu, tapi aku hanya mengganggap kamu sebagai musuh dalam sirkuit." Flora mengulurkan tangan sebagai tanda menyesalnya.

Haruka hanya diam menatap uluran tangan Jupiter. "Aku akan mengganti uang kalian." Perempuan ini beranjak membawa novelnya, meninggalkan area kantin. Hafizh menatap sekilas kedua manusia di depannya lalu beranjak mengikuti Haruka.

Flora menarik uluran tangannya kembali—menatap kepergian Haruka.    Flora merasa temannya itu belum bisa memaafkannya. Dia sadar—pantas mendapatkan ini semua atas kesalahan-kesalahannya. Apalagi sampai membuat Haruka selalu dipecat setiap mendapatkan pekerjaan, karena ulahnya. Terkadang, uang memang tidak menjamin untuk menyelesaikan semua masalah.

Lavandula [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang