Bab 16. Teman Untuk Umi

654 46 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Follow akun Instagram:
@author_ilustrasi
@Cicika05

Tiktok: @Ilustrasi

Note:
Boleh minta tolong? Kalau ada typo dalam penulisan jangan sungkan-sungkan menandai ya. Karena saya hanya manusia yang tidak luput dari salah. Ea! Minta tolong banget ya (senyum).

Oh iya boleh minta tolong tinggalkan vote dan komennya?

Terima kasih. Semoga Allah membalas kebaikan kalian.

-Happy Reading-

"Coplok eh!" Haruka terkejut mendapatkan seorang laki-laki mengenakan kaos putih panjang. Wajar kaget, ia kira Hafizh ke sini seorang diri ternyata ada temannya.

"Kenapa Haruka?"

Haruka menoleh dengan kedatangan Hafizh. "Saya kira Bapak ke sininya sendirian. Ternyata ada laki-laki ini, dia teman Bapak?"

"Itu sepupu saya. Maaf belum sempat memberitahu tadi, biasa lupa."

Sepupu Hafizh mengondisikan matanya-baru terbangun dari tidurnya setelah mendengar keributan ini. Sedari tadi sepupu Hafizh tidur di tempat duduk mobil, bagian belakang. Sedikit kesal, memang Haruka.

"Ada apa ini ribut-ribut? Ada yang bagi-bagi uang kah?" tanya laki-laki mengenakan kaos putih ini.

"Ijo banget mata kamu, pindah ke depan duduknya. Di sini biar ditempati Haruka." Hafizh menarik pergelangan tangan Kent. Laki-laki berdarah Aceh. Sepupu laki-laki Hafizh yang kebetulan mampir ke Bandung untuk liburan. Sepertinya.

"Santai, santai, Bro." Kent keluar dari mobil, tiba-tiba ia mematung dengan pemandangan di belakang Hafizh. Perempuan itu-mata cokelatnya sangat indah dan hidungnya mancung. "Cantik, Bro. Itu kekasihmu?"

Hafizh mengerut, tidak mengerti dengan pertanyaan Kent yang tiba-tiba. "Kekasih? Aku nggak punya kekasih. Siapa maksudmu."

Senyumnya semakin mengembang. "Itu, di belakang kamu."

Hafizh menoleh ke belakang. Terdapat Amira berdiri senyum ramah. Hafizh menghela napas, kumat sifatnya yang sesungguhnya.

Hafizh menghadap depan lagi. "Dia bukan kekasihku, tapi asistenku di restaurant." Laki-laki ini membalik kedua bahu Kent menghadap depan. Dia mendorongnya untuk berjalan-segera memasuki mobil.

Namun, kepala Kent selalu menoleh ke belakang sembari senyum-senyum. "Kenalkan aku sama dia, Fizh. Kebetulan aku jomblo, belum ada pasangan."

"Dia butuhnya cowok yang mapan, pekerja keras."

Perkataan Hafizh sedikit membuat Kent tersinggung. Jahat sekali mulut sepupunya ini. "Kamu pikir, aku nggak mapan? Gini-gini aku bos, bos preman."

"Yakin? Di Aceh berani jadi preman?"

Kent nyengir kuda. "Enggak berani, aku tadi cuma bercanda."

Hafizh semakin mendorong sepupunya, segera masuk mobil. "Sudah ayo buruan. Hidupku tidak hanya mengurusi hal ini aja."

"Iya, si-paling sibuk." Kent menduduki kursi di samping pengemudi.

"Haruka, kamu duduk di belakang ya," perintah Hafizh.

Haruka mengangguk, namun saat mulai memasuki mobil. Tatapannya tertuju ke arah Amira kembali. Dia kembali menghadap Hafizh. "Mba Amira nggak ikut aja, Pak?"

"Enggak. Biarkan dia istirahat, setelah melakukan pekerjaan lumayan memusingkan."

Amira terkekeh mendengar perkataan Hafizh. Apa yang dikatakan bosnya ada benarnya juga. Sepulang dari kerja, energinya seperti terkuras habis. Saatnya memanjakan tubuhnya.

Lavandula [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang