بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Follow akun Instagram:
@author_ilustrasi
@Cicika05Tiktok: @Ilustrasi
-Happy Reading-
Pagi-pagi, baru selesai mandi Haruka dibuat terkejut dengan penampakan gaun putih, sangat cantik berada dalam kotak kaca emas. Dia lari membuka pintu kamarnya, mengintip kanan-kiri tidak ada orang. Siapa yang meletakkan gaun itu di kamarnya? Haruka menutup pintunya kembali, ia berjalan mendekati kota kaca tersebut. Di sana terdapat seserahan dari keluarga Hafizh kemarin malam. Haruka belum sempat menatanya saking capeknya.
"Ini gaun untukku? Tapi, aku belum pesan gaun, menentukan modelnya aja belum." Haruka berpikir mengingat-ingat kejadian kemarin malam. "Siapa, orang yang meletakkan gaun di sini? Perasaan pak Hafizh nggak bawa seserahan ini. Atau bunda? Atau ayah? Masak iya secepat itu." Matanya menatap fokus gaunnya. Dia seperti pernah melihat model gaunnya.
Suara pintu terbuka membuat Haruka menoleh cepat. "Bunda. Kirain siapa."
Fara senyum sembari menutup pintunya kembali dengan pelan. Dia membawa susu dan piring berisikan roti selai. "Sarapan dulu, Dek. Sudah mandi kamu?"
"Baru saja selesai, Bun." Haruka menerima roti dan susunya. "Bunda, ini gaun dari siapa? Bunda yang meletakkan di sini?"
Fara merubah pandangannya ke arah benda kotak tersebut. "Bukan, ayah tadi yang bawa ke sini."
"Berarti dari ayah, gaunnya?"
"Bukan juga. Dari Hafizh ini, tadi sepupunya yang mengantar ke sini."
Haruka terdiam sejenak lalu meletakkan susu dan rotinya di atas nakas. Dia mengambil handphonenya yang tergeletak sembarang di atas kasurnya.
"Bunda ke bawah dulu, ya."
"Oh, iya, Bun. Minta tolong ditutup lagi pintunya."
"Iya." Fara keluar dari kamar Haruka dan turun ke bawah. Sedangkan, Haruka sibuk mengotak-atik handphonenya.
Haruka berdiri, berjalan mendekati kotak tersebut lalu mengambil gambarnya untuk dikirim ke seseorang.
Sudut bibirnya membentuk lengkungan setelah membaca pesannya. Tangannya melempar handphonenya ke arah kasur. Tubuhnya bergerak menari-nari, setelahnya ia lemparkan tubuhnya sendiri di atas kasur. Dia berguling lalu menarik selimutnya-menutupi seluruh tubuhnya.
"Akrg!!! Aku salting!"
Teriakan Haruka yang sangat kencang terdengar sampai bawah. Seketika aktivitas Arga yang berada di ruang keluarga terkejut, begitupun Fara yang tengah memasak.
"Mas! Itu kenapa, Adek, teriak-teriak."
"Nggak tahu juga, Bun."
Mereka berdua sampai ikutan teriak-teriak komunikasinya karena jaraknya berjauhan. "Palingan lagi main game, Bun." Arga asal memberitahu. Setahunya, orang yang suka teriak-teriak biasanya tengah memainkan game.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lavandula [SELESAI]
RomanceAshana Haruka Faradila adalah gadis tomboi dan pemberani. Salah satu gadis penyuka bunga Lavender berasal dari keluarga kurang mampu dan berbagai masalah yang ia hadapi. Selain itu, ia memiliki kakak perempuan yang jiwanya sedikit terganggu akibat...