Bab 14. Kos Mbak Amira

582 50 0
                                    

Dari arah lain seorang laki-laki tengah mengawasi perempuan, mengenakan dress di atas lutut dengan rambut terurai yang mulai memasuki Klub malam. Dari wajahnya, laki-laki ini mengenalinya. Dia pun mengambil gambar perempuan tadi secara diam-diam lalu mengirimkan ke seseorang.

Setelah mengirimkan pesan, berganti ponselnya berdering. Ibu jarinya menggeser tombol hijau, ia tempelkan di telinga kanannya.

📞"Assalamu'allaikum, Nak. Apa itu benar foto yang kamu kirim tadi?"

📞"Benar, Ayah. Saya melihatnya langsung. Dia bersama teman perempuannya yang sama mengenakan dress."

📞"Astaghfirullah Haruka. Kenapa kamu jadi seperti ini. Nak, boleh minta tolong ikuti Haruka. Kebetulan malam ini, Haruka habis bertengkar dengan bundanya, dan diusir dari rumah."

📞"Boleh, Ayah. Saya akan masuk Klub itu dan mengawasinya dari jarak jauh. Takut terjadi sesuatu dengan Haruka juga."

📞"Iya, Nak. Maaf, malam ini Ayah merepotkanmu. Apalagi ini sudah larut malam, kamu bela-belain mau masuk ke dalam Klub itu."

📞"Tidak masalah Ayah. Kebetulan juga saya baru pulang dari restauran, tidak sengaja lewat sini, dan menemukan Haruka. Saya yakin Haruka anak baik, jadi saya membantunya."

Setelah mematikan telepone, laki-laki mengenakan kemeja putih, dan dasi terpasang di kerahnya. Dia memarkirkan mobilnya, lalu memasuki Klub malam itu.

¶¶¶

Laki-laki mengenakan kemeja putih tadi mengawasi perempuan mengenakan dress hitam itu bersama teman-temannya. Di dalam ia hanya memesan Tea, niatnya hanya ingin mengawasi Haruka.

"Lebih baik aku di sini dahulu."

Dari arah kejauhan ia melihat Haruka bersama temannya—menghampiri pria yang tengah terduduk di sofa. Setelahnya, Haruka ditinggal oleh temannya, membiarkan Haruka bersama pria tersebut.

"Pria itu? Kenapa temannya meninggalkannya. Sepertinya aku mengenali ketiga perempuan itu. Haruka dalam bahaya."

Tangannya mengepal kuat melihat Haruka digoda dan dipaksa oleh pria berusia empat puluh tahun itu. Dia pun langsung berdiri menghampiri mereka.

Laki-laki mengenakan jas putih itu langsung menendang dua laki-laki yang mencengkeram tangan Haruka dengan sekuat tenaga. Dua laki-laki itu terlempar mengenai meja kaca sampai pecah.

"Jangan sentuh calon istri saya."

"Kamu."

Haruka lari dengan tubuh sempoyongan, menubruk para manusia di dalam Klub—keluar dari tempat neraka ini. Laki-laki yang menolong Haruka tadi mengejar Haruka.

Dengan cepat ia mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

📞 "Halo. Tolong kamu tahan perempuan mengenakan dress hitam, rambut terurai, yang baru keluar dari Klub ini. Cepat, jangan sampai lepas."

📞 "Baik, Pak."

¶¶¶

"Apa dia pingsan?" tanya laki-laki mengenakan kemeja putih kepada asisten perempuannya.

"Iya, Pak. Tadi sempat memberontak waktu saya tahan. Setelahnya, tiba-tiba tidak sadarkan diri."

Laki-laki kemeja putih menatap Haruka dari atas sampai ke bawah. Perempuan itu berada di dalam mobil asistennya. Sedangkan, laki-laki itu berdiri di depan pintu masuk mobil—belakang. Sebelumnya, ia menghubungi asistennya untuk menyusulnya ke Klub malam. Sebagai jaga-jaga dan benar terjadi sesuatu. Beruntungnya ada asistennya yang tepat waktu.

Lavandula [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang