Alma -Ancaman-

388 48 0
                                    

Almaretha, perempuan yang berhasil hidup sampai detik ini, walaupun dunia berkonspirasi untuk mengakhirinya. Apapun yang terjadi, siapa pun yang datang dan pergi di hidupnya, tapi Alma akan tetap berdiri dengan tegar dan penuh keberanian. Namun, kemana perginya keberanian itu saat Pak Danu, ayah Leo memanggilnya untuk bicara di ruang kerja pria itu?

Alma tak tahu apa yang akan dibicarakan oleh Danu. Namun, ia sangat yakin bahwa topik pembicaraan kali ini seputar Leo. Apa Pak Danu sudah tahu mengenai hubungannya dengan Leo? Tapi dari mana? Ia yakin Leo belum membicarakan perihal hubungan mereka karena Alma melarangnya. Alma merasa butuh waktu untuk menghadapi keluarga Leo, termasuk tanggapan mereka yang mungkin saja akan menolaknya sebagai pasangan Leo dan mengusirnya. Suara Pak Danu membuat kebisingan di otak Alma terhenti.

"Almaretha, nama yang indah. Tapi, tidak seindah kehidupannya," ucap Pak Danu sambil menyalakan rokok di tangannya. Pria yang terlihat menakutkan karena kekuasaannya itu duduk dengan penuh wibawa. Pak Danu adalah kebalikan dari Leo. Jika, Leo adalah pria lemah lembut, maka Pak Danu terlihat seperti pria tak berperasaan. Kepribadian Pak Danu mirip dengan Edelson.

"Ada apa Bapa memanggil saya ke sini? Apa saya berbuat kesalahan?" tanya Alma langsung pada inti pembicaraan.

Pak Danu tertawa sejenak mendengar pertanyaan Alma, padahal tak ada yang lucu dari pertanyaan Alma. Tak tahukah Pak Danu bahwa jantung Alma berdegup kencang karena takut kembali mendapat penolakan terhadap hubungan yang ia jalani?

"Saya suka orang yang tidak berbasa-basi. Saya tahu kehidupan kamu di masa lalu, terutama mengenai status kamu sebagai anak haram, selingkuhan pria beristri dan pernah keguguran. Saya juga yakin Leo sudah tahu tentang itu. Tapi, Leo tetap menjalin hubungan denganmu. Kau sudah tahu arah pembicaraan kita bukan?" tanya Pak Danu.

Alma tak pernah semalu ini saat ada orang yang membahas masa lalunya. Pak Danu tidak bicara dengan nada merendahkan atau tatapan menghina, nada bicaranya datar. Tapi, tetap saja Alma merasa sangat hina. Terutama pada fakta bahwa Leo menerima semua kisah kelam hidupnya.

"Bapa mau saya meninggalkan Leo?" tanya Alma menebak. Ia cukup sadar diri bahwa tak mungkin ada keluarga yang mau menerimanya sebagai menantu. Melawan Pak Danu yang lebih kuat dari Edelson, Alma tak akan mampu. Jadi, ini adalah akhir dari hubungannya dengan Leo.

"Jika saja saya bisa mengatakan itu. Tapi, bukan itu yang akan saya katakan."

Kening Alma berkerut saat mendengar jawaban pria paruh baya di depannya. Ia kira tadinya akan menerima sebuah ancaman dari Pak Danu, tapi ia salah. Alma tak mengerti saat tiba-tiba Pak Danu memberi sebuah cek kosong padanya. Terlebih pria paruh baya di depannya malah sibuk merokok dan menghebuskan asap rokok, tanpa menjelaskan apapun.

"Maksudnya ini apa, Pak?" tanya Alma tak mampu lagi menahan rasa penasarannya.

"Kamu tahu, bahkan mungkin semua orang tahu bahwa Leo adalah satu-satunya penerus yang saya miliki. Leo sakit dan sejak awal menolak menikah karena ingin balas dendam pada saya dan ibunya yang gagal memberikan contoh pernikahan yang baik. Tapi, tiba-tiba dinding di rumah ini membisikkan bahwa Leo ingin menikahi seorang perempuan dengan masa lalu buruk. Jadi, cek ini sebagai bayaran agar kau melupakan masa lalumu dan setia pada putraku seorang," ucap Pak Danu sambil menatap tajam Alma, seakan menyiratkan bahwa ada bahaya jika Alma berani bermain curang kali ini. Sekarang Alma menyadari bahwa setiap sudut rumah ini penuh dengan mata-mata Pak Danu sehingga kabar hubungannya dengan Leo akan terdengar sangat mudah.

Alma yang sedari tadi tak kuasa menatap lama pada Pak Danu, kini berani membalas tatapan tajam pria di depannya. Bahkan, ia mendorong cek tersebut.

"Kalau begitu, saya tidak perlu cek ini. Saya akan melupakan masa lalu saya dan setia pada Leo, bukan karena cek ini. Tapi, karena Leo mencintai saya dan saya pun mencintai Leo," jawab Alma dengan tegas.

"Saya pegang ucapanmu. Ingat, jangan berani bermain-main dengan Danuraja Karsa atau saya pastikan kamu akan menjadi abu. Sekali saja dinding rumah ini berbisik bahwa putraku bersedih karenamu, maka kupastikan satu organ tubuhmu akan hancur," ucap Danu membuat Alma merinding karena membayangkan kekejaman Danu.

Anehnya Alma masih bisa sisi lain dari ucapan kejam Danu. Danu hanya seorang ayah yang menyayangi putra semata wayangnya. Danu sedang memastikan bahwa wanita ular seperti Alma tak akan menggigit putranya dengan racun. Hal yang tak pernah Alma rasakan dari mendiang ayahnya. Leo setidaknya jauh lebih beruntung dari pada Alma. Keluarga Leo mungkin bukan keluarga yang harmonis, orang tuanya juga bercerai, tapi Leo masih punya ayah yang siap pasang badan untuk melawan semua bahaya yang datang pada putranya.

Saking merasa kasihan pada diri sendiri, Alma tak sadar bahwa ia mulai meneteskan air mata. Pak Danu tak bereaksi apapun saat ia menangis. Namun, tiba-tiba pintu terbuka dan Leo datang. Leo terlihat begitu panik saat melihat Alma menangis di hadapan ayahnya. Sontak, Leo langsung menuduh ayahnya sebagai pelaku.

"Apa yang Anda lakukan pada Alma sampai dia menangis?" tanya Leo dengan tatapan tajam. Ia bahkan lupa merahasiakan hubungannya dengan Alma dan memeluk lembut kekasihnya.

Saat Leo melindunginya di hadapan ayahnya sendiri dan menghapus air matanya dengan lembut, Alma malah semakin menangis karena terharu. Andai dulu Edelson melakukan hal yang sama seperti yang Leo lakukan, pasti ia tak harus mengalami kehancuran terbesar dalam hidupnya. Namun, Alma bersyukur karena sebentar ia akan memiliki seseorang yang bersedia melindunginya, seperti yang Pak Danu lakukan untuk putranya.

"Saya hanya memberi beberapa nasihat untuk calon menantu keluarga ini. Benar kan, Alma?" tanya Danu dengan nada pelan dan lembut, tapi tatapannya berusaha mengintimadasi Alma.

"Jangan berbohong! Anda pasti mengancam Alma kan?! Saya tekankan pada Anda bahwa saya tidak akan meninggalkan Alma apapun yang terjadi. Bahkan jika Anda mengancam akan mencoret nama saya dari ahli waris dan mengusir saya, saya tidak peduli!" bentak Leo yang tampak marah. Alma yang sadar suasana semakin memanas dan tak mau hubungan ayah dan anak semakin merenggang, akhirnya angkat suara.

"Ayahmu berkata hal yang sebenarnya. Ini hanya salah paham. Aku menangis bukan karena diancam. Tapi, karena merasa terharu melihat perjuangan seorang ayah untuk anaknya," ucap Alma sambil tersenyum kepada Pak Danu yang terdiam mematung.

*****

Tangerang, 30 Mei 2024

Mutiara HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang