Alma tak menceritakan apapun pada Sela mengenai para pria di kebun teh hari ini. Walaupun Sela memintanya bercerita tentang harinya, termasuk apakah ada yang bersikap buruk padanya. Alma memilih berbohong dengan mengatakan semua baik-baik saja. Ia tak mungkin terus berlindung di balik punggung sahabatnya. Ia harus bisa melindungi dirinya sendiri.
Namun, ternyata para pria kemarin datang lagi ke perkebunan teh. Sebelum mereka berhasil menemuinya, Alma langsung berjalan cepat untuk menghindar. Ia pura-pura tak mendengar saat mereka menyebut namanya. Hari sudah sore, beberapa pekerja sudah pulang, hanya tersisa beberapa pekerja yang jaraknya cukup jauh darinya. Seharusnya ia langsung pulang saja saat mandor sudah memperbolehkannya pulang, bukan malah bersikap sok pekerja keras dan berakhir sial.
Di saat genting seperti ini, ia malah terpeleset hingga terjatuh. Ia merintih kesakitan saat berusaha bangun. Mau kabur pun sudah terlambat karena mereka berhasil mengejarnya.
"Ayo, saya gendong Alma. Kaki kamu pasti sakit ya," ucap pria gendut dengan kepala plontos. Pria itu hendak menyentuh kakinya dan Alma berhasil menghindar dengan menarik kakinya.
"Engga perlu, Pak. Saya bisa jalan sendiri," balas Alma berusaha terlihat baik-baik saja. Ia memaksakan diri untuk bangun, namun tak bisa. Sepertinya kakinya terkilir.
"Noh kan engga bisa. Udahlah engga perlu jual mahal, kita ini atasan kamu juga. Investor pabrik teh ini, kami bisa bayar kamu berapa pun asalkan kamu mau ikut dengan kami," ucap pria kurus sambil mengedipkan matanya ke arah Alma.
Akhirnya mereka menunjukkan betapa menjijikannya otak mereka. Mereka pikir semua wanita miskin akan tergiur dengan harta mereka. Ia memang pernah menjadi wanita simpanan, tapi bukan karena uang. Melainkan karena balas dendam dan berakhir hancur. Ia tak mungkin mengulang kesalahan yang sama, apalagi dengan pria-pria buruk rupa dan buruk hati seperti mereka.
"Tolong tinggalkan saya sendiri, Pak. Saya engga mau ikut kalian," ucap Alma yang tak digubris oleh para pria itu. Mereka malah menggenggam tangannya dan memaksanya ikut. Alma yang ketakutan langsung berteriak. Namun, tak ada yang datang. Tanaman teh ini tinggi dan mampu menutupi apa yang terjadi di sini. Terlebih luas perkebunan teh berhektar-hektar jadi sulit mendengar suara teriakannya.
Alma berusaha mendorong para pria itu saat salah satunya mencoba menciumnya. Seseorang tiba-tiba datang dan mendorong pria bajingan itu. Alma bersyukur saat melihat kedatangan Leo yang langsung memukuli para pria itu sampai babak belur. Jelas, Leo bisa mengalahkan mereka dengan mudah. Tubuh Leo lebih besar dan berotot dibanding tubuh mereka yang tak pernah olahraga.
"Pak Leo, berhenti! Kami ini rekan kerja usaha keluarga Anda! Kami bisa menuntut Anda, bahkan menghentikan kontrak kerja kita!" teriak si pria gendut yang ketakutan saat melihat Leo hendak berjalan ke arahnya, sedangkan temannya yang lain sudah dibuat tak berdaya.
"Bajingan! Kau kira kau siapa ingin mengancamku?! Sebelum kau memutus kontrak kerja kita, maka aku akan melakukannya lebih dulu. Namun sebelum itu, aku harus memukulmu karena sudah melecehkan seorang wanita!" ucap Leo dengan raut wajah marah. Leo memukul si pria gendut hingga berdarah. Mereka pun berusaha lari secepat mungkin karena takut dibunuh oleh Leo.
Sekarang, hanya ada Alma dan Leo saja. Alma tak tahu kenapa Leo menatap marah padanya, padahal ia korban di sini. Ia pikir tadinya Leo akan pergi meninggalkannya begitu saja. Tapi, nyatanya pria itu menggendongnya keluar dari kebun teh. Alma tak mungkin menolak digendong oleh Leo karena kakinya benar-benar tak bisa jalan, lagi pula Leo bukan seperti para pria tadi. Leo jijik padanya, jadi tak mungkin pria itu melecehkannya. Para pekerja kebun teh yang melihat dirinya dan Leo tampak berbisik. Mereka pasti mulai mengarang cerita kalau ia berusaha menggendong si tuan muda.
*****
"Alma, kau kenapa?" tanya Sela dengan tatapan khawatir saat melihat sahabatnya digendong anak tirinya.
Leo menurunkan Alma di sofa. Pria itu duduk di sofa seberang dan masih menatap marah pada Alma yang hanya bisa menunduk. Sela memperhatikan keduanya karena tak ada yang kunjung menjelaskan apa yang terjadi.
"Leo, Alma kenapa?!" teriak Sela karena pertanyaan sebelumnya tidak mendapat jawaban.
"Kau tanyakan saja sendiri padanya, apa yang dia lakukan sampai para investor itu mencoba melecehkannya?!" teriak Leo yang membuat Sela dan Alma terkejut.
Kehebohan di lantai satu terdengar sampai ke kamar penghuni rumah lainnya. Mereka keluar untuk melihat apa yang terjadi. Mereka terlihat bingung saat Leo terlihat marah dan Alma merintih kesakitan.
"Siapa yang dilecehkan?" tanya Danu yang sempat mendengar teriakan putranya.
"Para Bajingan itu mencoba memperkosa Alma di kebun teh. Aku akan memenjarakan mereka, mereka harus membusuk di penjara," jawab Leo sambil memukul dinding dengan keras.
Semua orang diam memperhatikan bagaimana Leo begitu marah karena Alma hampir dilecehkan oleh para investor. Bahkan saking marahnya, dinding yang baru dipukul oleh Leo sampai retak.
"Aku minta maaf karena sudah membuat para investor itu marah dan memutus kontrak kerja. Aku akan meminta maaf atas mereka dan...."
"Dan menyerahkan tubuhmu pada mereka?! Itu kan yang kau mau lakukan?! Aku memang bodoh sudah menolongmu, seharusnya aku membiarkan kau bersama mereka," ucap Leo memotong ucapan Alma.
Alma pikir tadinya Leo marah karena kontrak kerja dengan investor. Ternyata ia salah. Ia pun memilih diam karena takut salah bicara lagi. Namun, ia terkejut saat tiba-tiba Leo memegang kakinya.
"Apa yang kau... Awh!" ucap Alma merintih kesakitan saat Leo tiba-tiba memutar kakinya yang terkilir. Ia spontan mendorong pria itu dengan kakinya agar Leo berhenti menyakitinya karena ia tak kuat dengan rasa sakit itu. Alhasil Leo terjatuh. Saat ia hendak memarahi pria itu, ia merasakan kakinya tak sakit lagi. Ia mencoba menggerakkan kakinya dan ternyata kakinya sudah sembuh.
Ia menatap bersalah ke arah Leo yang menatap kesal padanya. Saat ia hendak meminta maaf, Leo pergi begitu saja. Hebat, Alma! Kau bahkan menendang pria yang sudah menolongmu dan menyembuhkan kakimu. Leo pasti akan semakin membencinya. Lagi pula, kenapa pria itu tak menjelaskan lebih dulu jika ingin membantunya sih?!
*****
Tangerang, 09 Maret 2024

KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiara Hitam
RomansaAlmaretha atau Alma, gadis yatim piatu yang hidup sebatang kara setelah keluarga mendiang ibunya membuang ia ke panti asuhan. Di dunia ini, tak ada yang ingin menjadi pemeran jahat, namun Alma terpaksa melakukannya. Ia terpaksa menjalin kasih denga...