Kejadian kemarin perihal Ivy mengakui Razan adalah calon suaminya tidak pernah lepas dari ingatan Sabrina. Hal itu juga yang membuat Sabrina enggan dan malas untuk menghampiri Razan ke kantornya, ntah apapun urusannya lebih memilih untuk menelfon dan meminta untuk suaminya pulang kerumah.
Seperti hari ini, keadaan hati Sabrina tidak begitu membaik tetapi jika ia terus marah dan mengungkit hal kemarin, hubungan ia dengan Razan sudah pasti tidak akan ada jalan keluarnya.
Perempuan ini membuatkan donat gula untuk Razan bawa ke kantor, karena bunda bilang. Razan suka sekali dengan donat gula ini dan bunda sudah membagi resepnya kemarin dengan hebatnya Sabrina bisa membuatnya.
"Siapa yang ajarin tiba-tiba buat donat gula?" Razan turun kebawah, ke dapur dengan celana pendek rumahan dan juga kaos putihnya itu.
"Bunda" Sabrina sibuk balurin semua donat yang ia buat didalam gula halus dan susu putih.
"Aku cobain satu"
"Belom ada gulanya itu"
"Gapapa sayang" sahut Razan, ia meraih donat yang masih di dinginkan oleh Sabrina, tanpa gula hanya donat saja.
Sabrina lihat ekspresi wajah Razan selama makan, justru malah Sabrina yang tersenyum karena ekspresi suaminya itu. Bentukan donat buatan Sabrina memang tidak sebagus buatan bunda atau abang-abang donat yang Razan temui dimanapun, tetapi jika soal rasa ya bolehlah.
"Enak gak?"
"Kurang berasa deh kayaknya, coba aku makan lagi satu" setelah satu buah habis, Razan meraih satunya lagi untuk ia makan. Sabrina sadar ini akal-akalan suaminya saja.
"Ih! Udah ah kamu mah. Habis nanti gak bisa dibawa ke kantor" Sabrina menarik piring berisikan donat, dijauhkan dari hadapan Razan.
"Aku bawa juga gak akan aku kasih siapapun, buat aku sendirian" Sabrina ngangguk-ngangguk.
"Mandi gih sana—"
"Nanti malem susun lego, mau gak?" Sambung Sabrina, wajah Razan langsung berbinar. Gak biasanya banget istrinya begini, biasanya duluan bakalan marah kalo Razan susun lego pulang kerja.
"Ngapain sih susun lego malem-malem gini? Kayak gak ada hari lain"
"Susun aja Lego terus, aku yang nungguin kamu. Bukan Lego!"
"Istri kamu tuh lego ya sekarang?"
Cuitan-cuitan diatas biasanya keluar begitu saja dari mulut Sabrina ketika Razan susun lego, makanya sekarang lelaki ini heran.
"Gak usah kaget, aku beneran ngajakin" ucap Sabrina lagi, pandangannya fokus pada donat yang ia gulingkan di gula tepung.
"Biasanya kamu marah, ini kenapa ngajakin aku?"
"Ya gak tau, pengen aja"
"Oke, nanti aku pulang sore" Sabrina geleng kepala.
"Gak mau sore, kamu pulang jam 9 malem aja"
"Kemaleman itu sayang, masa aku jam 9? Dikantor udah sepi gak ada orang"
"Yaudah kamu kemana dulu, habis itu baru kita susun lego—"
"Gih sana mandi, aku siapin ini di kotak bekal kamu" Razan ngangguk lalu ia cium kepala istrinya,
"Makasih sayang"
👽
"Bang, gak pulang?" Hadin kepalanya menyembul di pintu ruangan Razan, lelaki yang sedang melamun ini langsung tersadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PRETTIEST SABRINA (gettin married)
Fanfic"Saya nikahkan dan saya kawinkan putri kedua saya Sabrina Laluna Damar dengan saudara Pradipta Mahesa Derazan" ucap Damar, selaku bapak dari Sabrina. "Saya terima nikahnya Sabrina Laluna Damar binti bapak Damar dengan maskawin tersebut dibayar tunai...