"Jam berapa sekarang?" Razan bangun dari tidurnya, ia lirik kiri dan kanan hanya ada Sapta yang sedang bermain ponsel sambil bersandar pada meja kecil di ruang tamu.
Razan ingat, ia tadi tidur disini karena diminta Sabrina pulang jam 9 malam dan ntah sekarang jam berapa karena suasananya sangat kondusif dan tenang hanya ada suara televisi yang menyiarkan bola.
"Jam 11 malem"
Mendengar ucapan Sapta membuat Razan langsung mendelik dan meraih ponselnya yang tertimpa jas miliknya itu. Disana ada notifikasi telfon dari Sabrina dua jam lalu,
"Kok lu gak bangunin gue jam 9?"
"Gak gue bacok aja syukur ya Razan, lu tidur kayak orang mati. Hadin aja sampe capek terus ninggalin lu bawa motor gue" jawab Sapta, Razan langsung frustasi. Sudah ia yakini bahwa akan ada keributan part selanjutnya kali ini.
Melihat Razan yang mengacak-acak rambut sendiri, Sapta sudah yakin bahwa ia takut untuk pulang kali ini. Bahkan ponsel yang tadi ia habis lihat notifikasinya langsung diletakkan kembali tanpa membalas apapun.
"Gue udah nelfon Sabrina tadi, gue bilang lu ketiduran dirumah gue"
"Terus bini gue ngomong apa?"
"Yaudah gapapa, gitu doang. Pulang aja lu, gue mau tidur" beneran Razan langsung raih jas miliknya dan juga ponsel, ia berjalan keluar seusai berpamitan pada Sapta.
Sebenarnya, Razan tidak takut untuk pulang jika urusannya seperti ini namun ia sangat malas menghadapi keributan yang nanti terjadi. Tenaganya sudah habis seharian, ia hanya ingin pulang dengan ketenangan dan disambut baik oleh istrinya.
Membuka pintu rumah yang tidak dikunci dan sedikit terkejut karena mendapati Sabrina yang jam segini sedang menyusun Lego miliknya.
Diam mematung sambil memperhatikan yang dilakukan Sabrina, perempuan itu tidak sadar jika diperhatikan. Razan menyunggingkan senyum kala ia mendapati Sabrina yang tiba-tiba bergerutu karena dua kali salah menempel bagian lego,
Sampai perempuan ini mendongak dan sadar akan adanya Razan yang berdiri disana.
"Razaaannnn~" rengek Sabrina, yang sepertinya sudah lelah menyusun Lego yang ternyata belum ada separuhnya jadi.
"Nanti aku yang kerjain lagi, kamu udah istirahat" Sabrina malah geleng kepala,
"Dari jam berapa susun lego?" Tanya Razan sambil mengusap kepala Sabrina,
"Dari jam 9"
"Sekarang udah jam setengah dua belas, tidur aja ya? Istirahat"
"Tapi ini belum selesai" kali ini beneran Razan rasanya mau karungin Sabrina karena beneran gemas seperti sedang kerasukan jiwa anak-anak.
"Aku yang lanjutin, besok udah jadi pasti"
"Beneran?"
"Iya, udah minum susu belom?" Sabrina geleng kepala, karena emang dari tadi dia tuh asik banget susun lego sendirian.
"Kamu naik keatas, aku buatin susu"
Setelah istrinya naik keatas, yang dilakuin Razan cuma geleng-geleng kepala lihat hamparan Lego kecil-kecil dilantai. Ini lego yang ia belum siap untuk rakit karena akan memakan waktu panjang karena semua partikelnya kecil-kecil.
Tetapi, istrinya yang ntah kerasukan apa malah membuka lego ini dan juga mencoba menyusunnya.
Membawa segelas susu coklat ke kamar atas yang mana ada Sabrina didalamnya,
"Aku mau mandi dulu, kamu minum susunya" Sabrina ngangguk dan tersenyum,
"Makasih"
👽
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PRETTIEST SABRINA (gettin married)
Fanfiction"Saya nikahkan dan saya kawinkan putri kedua saya Sabrina Laluna Damar dengan saudara Pradipta Mahesa Derazan" ucap Damar, selaku bapak dari Sabrina. "Saya terima nikahnya Sabrina Laluna Damar binti bapak Damar dengan maskawin tersebut dibayar tunai...