25. The Challenge

40 4 0
                                    

"ALAH ANJING! LU NYEPAK MOTOR GUE BANGSAT!"

"Woy! woy, woy! Apaan? Ada apa? Woylah, Raka!"

Kin menarik jauh ke belakang tubuh Raka yang sudah memberi satu bogeman mentah pada wajah lawannya karena memang dirinya yang sedang berdiri tepat di dekat kejadian. Semua orang langsung berkumpul mengelilingi perkelahian. Begitu pula Irel, Lino dan tentunya Auriesta.

"Lo kenapa sih, Rak?" tanya Lino. Cowok itu membantu korban bogeman Raka untuk berdiri, dibalas dengan ringisan tak terima. Dia bahkan meludah ke samping karena karena tak terima. Untungnya Lino tak sakit hati, lagian dia sudah dibantu kok responnya malah seperti itu.

"Nih orang dari tadi mojokin gue terus! Lu kalau gak mau kalah usaha lah bodoh!" makinya. Hampir saja ia datang lagi untuk menghantam namun pergerakannya kembali ditahan oleh Kin.

"Lo kalau kalah ya kalah aja lah anjing! Emang ada aturan di sini gak boleh curang?" ejeknya. Cowok itu tersenyum miring meski bibirnya terluka.

Raka yang nampak tak terima makin tersulut emosi, namun pergerakannya kembali dihentikan oleh Kin dan mau tak mau ia hanya bisa mengeluarkan sumpah serapah.

Sadar situasi mulai runyam, Irel maju perlahan. Sebagai leader tentunya ia yang akan menjadi penentu atas pergerakan anggota-anggotanya. Ia juga harus memastikan tak ada satu pihak pun yang dirugikan meski kadang pula cara yang ia lakukan malah terkesan pilih kasih.

Cowok itu tepuk pelan bahu Raka yang masih dalam keadaan marah luar biasa, Irel paham betul bahwa Raka ini pada dasarnya memang tak suka jika dikalahkan, dari dulu. Tapi bukan berarti kali ini tanpa sebab, Irel lihat sendiri kok bagaimana lawannya sengaja menyabotase jalur sahabatnya.

Meski begitu ia juga tak bisa ambil cepat keputusan tanpa dirundingkan terlebih dahulu karena dari awal arena di samudra memang bebas tak ada peraturan.

"Dia menang, Rak," ucap Irel membuat beberapa pasang mata seketika terkejut.

"Ah anjinglah!" Irel mengabaikan gerutuan temannya itu.

"Dan untuk lo," tunjuknya. "Lo bisa ambil hadiahnya di staf samudra kek biasa. Bebas mau ngambil kapan."

Namun tanggapan pemuda itu nampak lain kelihatannya, dia hanya tersenyum miring ke arah Raka seolah sengaja mengejek dengan mengatasnamakan kekalahannya. Bro, anak inti Andalas kalah ini, yang benar aja?

"Gue genapin jadi 2M kalau lo mau turun ke arena lawan gue," katanya jumawa. Pernyataan tersebut langsung memancing respon heboh dari para penonton.

Bahkan Lino sendiri masih sempat-sempatnya mendorong bahu Rey saking gemasnya dengan hadiah malam ini di samudra. Sudut bibir Irel terangkat hingga membentuk kurva kecil.

Ia mendecih, "Anak mana lo?"

"Tiger."

"SIAL GUE GAK TAHAN MAU KETAWA! UPS, HAHAHA!"

"SHUT UP!" maki Kin dan Lino langsung menutup mulutnya rapat dengan bantuan kedua tangannya.

Wajah Rey yang berdiri di sampingnya itu memerah namun ia tak berani mengeluarkan tawa kencang. Gadis itu hanya mampu tertawa tanpa suara karena tak mampu lagi melihat ekspresi Lino yang mirip seperti jengkol yang sedang di goreng di minyak panas.

"Tolol lo." Suaranya kecil sekali, rasanya Rey mau menangis saja. Padahal ia tak mengerti dengan jelas situasi sekarang selain 'ada yang menantang Irel buat balapan' sisanya ia hanya mengerti bagaimana muka Lino bisa jadi seburuk itu.

"Muka lu mirip belut anjay," ledeknya. Tadi mirip jengkol sekarang mirip belut, Rey memang gak pernah bisa konsisten sama pemikirannya sendiri.

"Diem lu, pendek!" desis Lino. Kemudian mereka berdua kembali memfokuskan mata ke arah depan. Menampilkan Irel yang sempat terdiam sebelum kembali angkat bicara.

BAD ROMANCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang