31. Formula

32 3 2
                                    

Pil ekstasi yang ia jangkau dari atas meja bundar itu segera pemuda dengan rambut kribo itu cekoki pada mangsa yang sudah teler di sofa. Seorang gadis dengan pakaian yang sudah robek di mana-mana, rok jeans pendek yang sudah tersingkap dengan menonton kan celana dalam berwarna merah muda. Pemuda lainnya bersiul saat mulut si gadis sudah terisi pil berukuran kecil itu.

Seolah kehilangan hati nurani, pemuda lainnya yang mengukung tubuh si gadis kembali mencekokinya dengan wine dari botolnya langsung. Tawa mereka yang menonton pecah semua. Sekitar tiga pria di belakang hanya tertawa sembari menonton dengan rokok terselip di ujung jari masing-masing. Dua pria lainnya sibuk menjamah tubuh gadis yang sudah mulai merasa efek samping dari pil sialan yang telah ia telan.

Hingga lumatan di bibir gadis itu dapatkan dan sialnya dibalas dengan tak kalah bernafsu pula.

"Anjing, bangsat, sialan! MATI LU SAMA GUE JALE!"

Elvan berusaha berontak dari ketiga pemuda lain yang sedari tadi menahan dirinya. Pemuda yang dipanggil Jale itu menoleh dengan senyum miring, seolah sengaja menantang dengan kembali melumat bibir si gadis.

Desahan dari gadisnya terdengar semakin membuat Elvan meradang, sementara yang lain tertawa dengan puas.

"See? Cewek lu dasarnya memang lonte."

Kembali pemuda bernama Jale itu menarik paksa blouse putih itu hingga kancingnya putus semua, menampakkan payudara si gadis yang masih tertutup bra. Elvan semakin meraung histeris, tangisnya pecah. Pemuda itu memohon sembari bersujud hingga beberapa yang menahan bobot tubuhnya ikut terduduk.

"Udah, cukup. Gue mohon sudah."

Jale tertawa cukup keras, "Lo udah tau Andalas se toxic ini masih gak ngerti juga konsekuensinya? Perlu lu pelajarin, Van, mau Andalas ganti ketua puluhan kali pun kalau isinya brengsek semua ya percuma."

"Akhhh ...."

Senyum miring itu semakin membuat Jale bersemangat namun tak lama setelahnya ia menarik paksa kerah pemuda di hadapannya lalu mendorongnya menjauh saat sedang asik menciumi leher kekasih dari Elvan.

Pemuda yang ia dorong nampak linglung dan malah jatuh terlentang di lantai dan tak sadarkan diri, mereka semua setidaknya sudah terpengaruh oleh minuman keras semuanya.

Begitu pula Jale. Kembali ia dekati wajahnya, dengan sengaja dan perlahan ia kembali mengendus dari belahan dada si gadis, Elvan di belakang sana kembali meraung minta dihentikan. Sudut bibirnya kembali terangkat, bibirnya perlahan menempel dan bergerak naik ke atas dengan perlahan. Sementara respon tubuh si gadis malah mendongak seolah sengaja memberi ruang lengkap dengan desahan halus sementara kedua matanya sudah merem melek keenakan.

Kembali suara aduan lidah itu mengisi ruangan, deru napas berlawanan, musik penggiring menambah kesan sensual, kekehan terdengar mengisyaratkan pelecehan. Elvan tak sanggup,-

"WHAT THE FUCK IS GOING ON?!"

"FREYA?!"

Rey berlari menghampiri saat melihat sekilas siapa gadis yang berada di bawah tubuh Jale, kemudian memperhatikan lagi dengan seksama dan ia menyadarinya, bahwa benar gadis itu memang ia kenali.

"Minggir lo!" Ia dorong dengan kuat tubuh Jale hingga pemuda itu terjatuh dari sofa. Kemudian ia lepas jaketnya dan ia tutupi tubuh gadis itu cepat.

Kembali pada pandangan kedua mata Irel yang masih tak menyangka dengan yang terjadi hari ini. Matanya menelanjangi habis-habisan tiap sudut ruangan, membernya yang lain menunduk setelah menjatuhkan rokok dan menginjaknya hingga mati.

Suara tangisan lirih tanda keputusasaan yang masih menempel pada Elvan menarik perhatiannya, ia berbalik dari arah kiri belakang sosok pemuda yang belum ia temui semenjak kejadian pemukulan itu tengah menangis sembari menyandarkan bahunya di tembok. Matanya menengadah, nampak frustasi meski ia menyadari bahwa Irel tengah menatapnya penuh benci.

BAD ROMANCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang