24. Puncak Samudra

36 4 0
                                    

Mungkin bagi anak kelas tiga kali ini tak ada lagi hiburan, tak ada lagi objek yang dapat menarik mata saking lelahnya dengan persiapan ujian di Wismagama. Mungkin sekolah ternama di Jakarta ini memang belum bertaraf internasional dan isi dalamnya juga kebanyakan sampah saja.

Namun, pandangan masyarakat dari arah luar tak bisa dipungkiri bahwa betapa besarnya pengharapan dari orang tua untuk anak-anaknya agar bisa lulus dari Wismagama dengan nilai yang sempurna.

Sebab Wismagama dari dulu memang selalu memecah rekor puluhan bahkan hingga ratusan siswa-siswi terbaik yang selalu ramai dibicarakan keberhasilannya dari berbagai pihak media yang ada, dari mulut ke mulut hingga turun temurun dari sebuah keluarga.

Namun angkatan baru-baru ini saja yang luar biasa kriminalnya. Otak para pelajar yang seringkali diisi uang dan kekuasaan membuat kedua matanya buta seketika akan keadilan. Isi Wismagama hanya sebagian saja yang suci, sisanya terjerumus ke lembah kesesatan.

Pertikaian, kekerasan, pembullyan bahkan lebih parah sudah pernah mencapai pada tahap pembunuhan. Masalah itu selesai begitu saja saat uang yang berbicara.

Auriesta yang masuk Wismagama jalur Johan pun hanya bisa ternganga melihat angkatan sebelumnya hingga membuat gadis itu tumbuh sama persis seperti mereka.

Sembilan dari sepuluh pelajar di Wismagama punya kemiripan sifat akan persaingan yang ketat. Tak satu pun mau mengalah dalam tingkat tinggi urusan nilai per nilai. Entah itu dari kalangan bawah yang berusaha mati-matian mempertahankan prestasi dan beasiswanya dan entah pula dari kalangan atas yang hanya ingin mempertahankan gengsi untuk mengatasi tekanan tinggi dari orang tua.

Sebab fakta lain mengatakan bahwa semakin luar biasanya suatu sekolah maka semakin besar pula tuntutan para orang tua kepada anaknya. Bisa dinilai dari siapa saja orang berpengaruh yang sudah memasukkan anaknya ke kandang Wismagama kalau bukan tak jauh dari pejabat bergaji tinggi hanya karena ingin membangun pamor di depan masyarakat.

Apalagi angkatan sebelumnya ada anak wali kota yang kini selalu tampil menawan dan memiliki sifat baik hati di depan kamera, padahal mereka hanya tidak tahu bagaimana kelakuannya saat di Wismagama.

Untuk Auriesta sendiri ia tak tahu entah bersekolah di Wismagama hingga saat ini menjadi sebuah keberuntungan atau kesialan baginya. Ia hanya tak bisa berpendapat jika ditanyai hal ini, sebab kalau disuruh mengukur nilai, Rey pasti akan menjadi salah satu calon siswa yang paling pertama disingkirkan dari daftar Wismagama.

Rey mengaku dirinya tak sepintar Zora, namun jangan berani mendebatnya salahkan saja Johan yang memaksanya untuk masuk Wismagama hingga berakhir menjadi ratunya Wismagama dalam bidang kekerasan, errrr.

Betul sekali, Rey naik kelas jalur menembak. Nilainya dibawah rata-rata, ia tak memiliki pengetahuan seluas itu untuk mempelajari semua buku-bukunya. Sudah bisa membaca dan menulis pun ia bersyukur. Rey pintarnya waktu duduk di Sekolah Dasar saja, sisanya hanya menikmati jalur keberuntungannya yang lahir dari keluarga kaya.

Kembali lagi pada masa stresnya anak kelas tiga, kini para siswa-siswi melotot sempurna. Entah itu para perempuan yang terpana dan entah itu karena kumpulan pemuda yang kagum akan hal yang mereka lihat sekarang. Untuk para pria Wismagama, siapa sih yang tidak kenal Andalas? Bahkan mereka baru tahu bahwa pimpinan Andalas berasal dari Wismagama.

Fairel Atharizz Calief.

Berdirinya ia tepat di depan gerbang Wismagama dengan puluhan anggota di belakangnya. Ia mengamati plang besar dengan huruf timbul itu dan ia perhatikan dengan seksama setelahnya ia kembali menelusuri sekitar yang kelewat luas namun diisi puluhan hingga ratusan anak kelas tiga yang memang belum pulang sekolah dikarenakan tambahan bimbingan belajar langsung dari pihak sekolah untuk mempermudah mereka dalam ujian yang akan dilakukan beberapa bulan lagi. Untuk urusan prestasi dan nilai, Wismagama termasuk ketat dan tak berhati.

BAD ROMANCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang