43. Bab 42 : Pilihan dan Keputusan.

539 51 56
                                    

Part ini tidak dianjurkan dibaca oleh usia 🔞 karena mengandung konten explicit.

Mohon lebih bijak untuk membaca dan harap pastikan lingkungan kalian aman saat membaca 📵

So, happy reading guys :)))

.

.

.

Yijeong memperhatikan sang Luna yang saat ini sudah tak lagi menitikan air matanya, walau wajah sembabnya begitu terlihat jelas, yoongi tetap tidak mengatakan apa-apa mengenai apa yang dialaminya.

"Sudah merasa lebih baik?"

"Em."

Yoongi mengangguk, ia sudah menghabiskan banyak tisu dan hidungnya memerah karena terus digesek tisu. "Terima kasih, Yijeongie.."

"Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi menangis dalam keadaan lari begitu bisa membuatmu terjatuh yoon. Lain kali sebaiknya kau mencariku saja daripada menangis seperti tadi."

"Maaf.."

"Ini sudah larut malam, sebaiknya kita segera pulang sebelum gerbang sekolah ditutup."ucap Yijeong seraya menaiki kembali kudanya dan mengulurkan tangan pada yoongi yang mengangguk mengiyakan.

Yoongi merasa tak enak hati karena telah merepotkan sahabatnya dan beruntungnya Yijeong bukan orang yang selalu ingin tahu dengan banyak masalah pribadinya. Kalau Jimin atau Hoseok yang melihatnya, sudah pasti kedua gadis itu pasti akan lebih mengkhawatirkannya sebagai sesama perempuan.

"Langsung ke kamar, jangan kemana-mana lagi Yoon. berkeliaran sambil nangis bisa membuat banyak orang ketakutan melihatmu malam-malam begini."ledek Yijeong yang langsung yoongi geplak.

"Iya ishh, bawel."

"Yeu ni bocah dikasih tahu malah ngeyel. sudah sana, masuk !"

Yoongi lantas berpisah dengan Yijeong yang mengantarkannya hanya sampai pintu gerbang asrama perempuan, sang Luna lantas menaiki tangga menuju ruangan kamarnya yang terletak dilantai tiga.

Mungkin benar, sepertinya mulai sekarang selain harus bisa menata hati..

Ia juga harus segera berbenah diri dengan mencoba melepaskan semuanya dengan ikhlas.

Karena mimpi yang pernah ia rencanakan bersama sang Enigma, justru telah berakhir sekarang.

Mereka berada dalam path yang berbeda, atau mungkin lebih tepatnya Jungkook yang keluar dari tujuan utama mereka untuk merajut mimpi bersama dan membangun masa depan penuh harapan dan cita-cita yang tak lagi di ingatnya.

Yoongi memasuki kamarnya dengan lemas, menguatkan hati walau dirinya tetap menahan tangis saat di ingat kembali berapa banyak kenangan yang mereka lalui bersama-sama saat di Hermington ini.

Sampai ia mendengar suara ketukan di pintu, Yoongi terdiam.

Tok tok tok !!

Sang Luna berusaha untuk tidak bersuara karena ia tahu dengan jelas siapa orang yang mendatanginya dijam malam selarut ini.

Siapa lagi kalau bukan sang Enigma yang sudah pasti mencarinya hingga kemari.

Yoongi memilih untuk menutup diri dengan selimut, mengistirahatkan diri karena ia tak mau bertemu dengan lelaki itu saat ini. Apalagi ia telah banyak menangis sedari tadi.

Tok tok tok !!

"Yoongi, apa kau di dalam ??"

Ketukan itu kian ramai karena Jungkook tahu dengan baik kalau sang Luna ada dikamarnya. "Aku tahu kau di dalam."

HERMINGTON, The Greatest Academy Clan | END |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang