4. Bab 3 : Lembar Bait Kedua

348 60 39
                                    

"Jadi, apa yang kau lakukan malam-malam begini, Yoongi ?"tanya Taeyang pada sang Luna yang duduk merengut dihadapannya.

"Aku hanya sedang berlatih mantra sihir, tapi yang ada aku malah membuat banjir akademi. Aku benar-benar minta maaf, Ssaem.."ucap Yoongi menyesal.

Taeyang menghela, "Harusnya kalau kau ingin mempelajari sesuatu, bilang padaku agar tidak sampai seperti ini. Dan lagi-- mantra sihir itu butuh pendampingan pelatihan, tak bisa dipelajari sendiri."

Yoongi mencebik ditempatnya, "Ya maaf, kan aku tidak tahu.."

Taeyang lantas menatap Shindong, pria berbadan besar yang menjadi petugas kedisiplinan itu kini berdeham.

"Shindong ssi, untuk kali ini aku benar-benar minta maaf karena tidak mengawasi anak didikku dengan baik. Dan lagi, Yoongi benar-benar tidak tahu karena dia masih menjadi murid baru di Hermington."pinta Taeyang Ssaem membungkuk padanya.

"Kalau dia murid baru, bukankah harusnya kau sudah membaca seluruh aturan akademi sebelum masuk kemari Yoongi ?"tanya Shindong pada Yoongi yang kini merengut takut disana.

"A, aku... aku lupa, maafkan aku pak."

"Tidak ada bantahan, meski permintaan maaf diterima tapi itu tak akan menyelesaikan kekacauan malam ini. Jadi, Taeyang ssaem. Kurasa kau harus mendisiplinkan anak ini karena dia masih baru, aku takut dia malah membuat masalah lainnya."tukasnya dengan lekat.

"Ya, aku benar-benar minta maaf Shindong ssi."

"Dan Yoongi, hukuman pertamamu tetap berjalan malam ini. Kupikir kau harus menyelesaikan kekacauan malam ini dengan caramu sendiri tanpa bantuan guru."

"A, apa ? Tapi pak aku tidak tahu bagaimana caranya --"

"Kau yang membuat masalah, maka kau sendiri yang harus menyelesaikannya. Belajarlah untuk tanggung jawab. Ingat, waktumu sampai matahari pagi terlihat, jika es ini belum mencair dan air yang menyebabkan banjir di akademi belum juga surut. Maka kami akan mengirimmu ke central 86 untuk mendapat kedisiplinan yang lebih ketat bersama guardian city."tukas Shindong yang membuat Yoongi melemas setelahnya.

Yoongi membawa surat peringatannya keluar ruangan, melihat jam disekitarnya yang sudah menunjukan pukul sembilan malam. "Bagaimana ini ? Taeyang ssaem, apa kau akan membantuku ? Aku mana bisa mengerjakan semua ini sendirian dalam semalam."

Taeyang menatapnya prihatin, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa saat dirinya juga mendapat surat peringatan karena lalai pada anak didiknya.

"Aku tidak akan membantu, tapi setidaknya aku hanya akan memberitahu. Kau butuh api untuk mencairkan es mu."tukasnya yang membuat Yoongi merengek,

"Dimana ada aku menemukan api untuk es seluas ini, Ssaem ?"

"...Aku tidak tahu, sepertinya kau harus berusaha. Mengingat tak semua murid di Hermington berelemen api. Dan lagi, Shindong Ssaem akan lebih kejam padamu kalau kau mencoba untuk kabur dari permasalahan yang kau buat, paham?"

Yoongi hanya mengulas cengirannya saat gelagatnya terbaca. "I-iyaa.."

"Ya sudah yoongi, selamat berjuang dan tetap hati-hati."

Setelahnya sang Luna kini menghela napasnya dengan berat, melihat sekitarnya yang kini telah berubah musim dingin seketika. Yoongi benar-benar menyesal tak memikirkan dampaknya. Niat hati ingin belajar dengan semangat, yang ada dia malah menimbulkan malapetak.

"Baiklah, jadi dimana aku harus membuat api untuk mencairkan es ini dalam semalam?"gumam Yoongi berpikir.

Dan saat itu teman-temannya menghampiri ia yang tengah kebingungan disana.

HERMINGTON, The Greatest Academy Clan | END |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang